Minggu, 28 April 2013

MERRY RIANA

Merry Riana masih menjadi top woman yang menginspirasiku hingga sekarang. Aku sungguh jatuh hati dengannya. Yah.. lebih tepatnya adalah pada perjuangannya untuk memenangkan apa yang menjadi keinginannya. Aku mengetahui sosoknya sudah cukup lama. Setelah tahu sekilas tentang kisah hidupnya, aku langsung mencari bukunya. Sampe ke luar kota pun nggak masalah. Dan nyatanya aku nggak nyesel setelah membaca bukunya. Mungkin karena aku dan dia sama-sama wanita. Aku merasa bisa lebih menjiwai apa yang dia lakukan. Tak banyak inspirator wanita sepertinya.
Pertama kali aku melihatnya di video You Tube. Hingga sekarang aku tak luput mengikuti status, berita, dan video seminarnya. Kalo untuk mejadi peserta seminar Merry Riana, sepertinya budgetku kurang hahaha.
Seorang sukses di usia muda memang selalu mencuri perhatian. Ko bisa? Ko bisa sih sukses di usia muda.. Merry Riana sih percaya bahwa ini adalah kekuatan mimpi. Power of the dream!. Merry Riana yang dulu bisa dibilang jadi mahasiswi serba kekurangan di Singapore, skarang tinggal menikmti apa yang telah dia usahakan. Kebebasan finansial sudah dia dapatkan.
Aku berfikir, jika Merry Riana bisa, wanita lain pasti bisa. Apalagi untuk para muslimah, saatnya menebarkan inspirasi!

Sabtu, 20 April 2013

Aku dan Sejarah Keluargaku


Mendung berjalan mencari tempat yang tepat untuk meneteskan air. Tak tahu mana yang ia pilih. Ini adalah fenomena alam yang akan sering kita lihat di musim hujan. Hujan. Kata yang sering diselipkan dalam puisi untuk menggambarkan kedamaian. Kata yang sering diselipkan dalam kalimat sebagai keterangan beserta alasan. Hujan.  Tak dapat dipungkiri hujan seringkali disalahkan. Mereka yang harus menunda pulang karena lupa membawa jas hujan. Mereka yang akhirnya tutup lapak karena sepi pembeli. Mereka yang gagal kencan.
Semua itu tak ada di pikiran Vene. Ia sangat suka hujan. Saat gerimis datang, tak lupa ia membentangkan dua tangannya seolah-oleh membentangkan kedua sayapnya yang anggun. Saat hujan deras pun ia mensyukurinya dengan tetap produktif. Begitu juga pada hujan sore ini. Setelah memandikan Zahra dan Iqbal, ia bisa sejenak membaca buku di bangku depan rumah seraya menunggu kedua anaknya pulang dari TPA. Hujan seperti ini tak membuat Vene khawatir. Ia sudah membekali kedua anaknya dengan payung.
Vene tampak serius membaca buku yang ada di tangannya. Halaman demi halaman tak ia lewatkan tanpa anggukan. Vene suka sekali membaca buku terutama buku biografi. Dan yang ia baca sekarang adalah Biografi Ratu Victoria. Baginya, sangat benar makna dari peribahasa “Gajah mati meninggalkan gading, harimau mati meninggalkan belang”. Ia meyakini bahwa semua orang-orang hebat itu melewati hidupnya dengan penuh kerja keras. Vene mantap bahwa dia bisa mewujudkan impiannya dengan kerja keras. Semua biografi orang yang mempuyai peran dalam sejarah ia lahap. Cita-citanya menancap kokoh dalam lubuk hati paling dalam yaitu ingin menjadi seperti mereka. Meskipun keadaan Vene yang sekarang harus mengurusi kedua anak dan suaminya, impian Vene tetap sama. Entah itu sejarah apa. Ia hanya ingin kelak ia tidak mati sia-sia. Ia ingin banyak orang merasakan kebermanfaatannya terus-menerus. Atau mungkin kelak ada orang sukses berkat dia di belakangnya. Ia sering sekali membayangkan namanya kelak dikenang karena karya yang dibuatnya. Atau mungkin ia berhasil menginspirasi banyak orang di negara ini, Indonesia. Ahh.. Hati Vene selalu berhati-hati dalam bermimpi, ia tak mau mendapatkan kebahagiaan yang akan menumbuhkan kesombongan pada dirinya.
          “Assalamualaikum... Mbak Vene, lagi apa? “
          “Waalaikum salam.. aduh adek-adek dah pulang. Kok masih manggil Mbak Vene sih? Kenapa hayo?”
          “Eh iya salah, Mama Vene hehe. Lum terbiasa sih.. “
          “Iya nggak papa, Mama malah seneng dipanggil mbak biar kesannya Mama muda terus. Ya nggak?”. Mereka pun tertawa bersama di teras depan.
          “Loh adek Iqbal mana kok nggak pulang bareng?”
          “Oh iya! Adek tadi minta dipamitin. Ia nginep di tempat simbah. Tadi simbah lewat depan masjid.. eh si adek ngikut deh..”
“O ya udah, ayo kakak masuk ke dalam.. mukenanya ditaruh kamar dulu”
“Oke ma...!”
Sore itu tiba-tiba Vene merasakan batinnya sesak. Ia rindu pada kedua orang tuanya. Ia ingat saat dulu SD sering dijemput bapaknya menggunakan sepeda unta. Vene merasakan waktu berjalan dengan sangat cepat dan kini ia mendapatkan peran yang tak pernah ia bayangkan sebelumnya. Yaitu menjadi istri dari mantan kakak iparnya.

..............................

Mentari pagi menyorotkan sinar tajamnya. Alam seakan gembira menyambut datangnya pagi itu. Rumput-rumput bergoyang dan burung-burung berdendang tak kenal kesedihan. Namun sinar hangat itu tak membawa perubahan pada suasana hati Vene. Hatinya hancur berkeping-keping, seakan hidup sebatang kara di dunia, tanpa teman, tanpa musuh. Mata sembabnya tak bisa menutupi bahwa ia menangis semalam.
“Dek Vene, bisa minta tolong buatin telur ceplok buat Iqbal? Mas harus ke  rumah pak RW sebentar”, Mas Zaki bicara sambil berlalu.
Vene mengangguk tanda menyanggupi. Vene menuju dapur dengan langkah gontai. Semua ia lakukan dengan pandangan kosong. Iqbal membuntutinya dari belakang. Ia sudah menahan lapar.
“Mbak Vene.., mbak...”
Vene menjawab dengan senyuman kecil yang ia munculkan dengan usaha keras. “Iya, apa Dek Iqbal sayang?”
“Bunda selalu buatin telur ceplok buat Iqbal setiap hari. Setelah mandi pagi Iqbal bisa langsung sarapan. Iqbal kangen banget sama bunda...”, Iqbal bicara dengan merajuk.
Vene tak kuat menahan air matanya, pundaknya bergetar menahan getir. Namun ia tetap membisu seraya memegang telur yang belum ia pecah sedari tadi. Dengan suara serak, Vene mencoba menjawab dengan kekuatan hati yang ia miliki.
“Dek Iqbal sayang,.. maafin mbak ya. Mulai besuk mbak akan masak telur ceplok kesukaan Iqbal setiap hari. Asal iqbal juga mau makan sayur yang mbak masakin. Gimana?”
“Oke mbak!!”
Vene tak menyangka akan secepat ini kehilangan Mbak Har, keluarga satu-satunya. Vene kecil hanya sejenak merasakan kasih sayang seorang Bapak. Waktu kelas 3 SD, Vene sah menjadi seorang yatim piatu dan mengekor kemana saja kakaknya pergi. Hingga kakaknya menikah, mempunyai dua anak, dan hingga kakaknya pergi meninggalkannya. Sendiri.

........................................

“Mas, aku sudah memikirkannya...”
“Tak usahlah kau memusingkan apa perkataan orang nantinya. Ini hidup kita. Mbakmu selalu berpesan padaku untuk menjagamu hingga kelak kau dewasa. Mas nggak akan menyuruhmu putus sekolah. Setahun lagi kamu juga lulus. Mas yakin kamu bisa membagi waktu untuk menjaga dua adekmu.”
“Tapi mas...t.t.t.. tapi..”, Vene membiarkan air bening itu leluasa membasahi pipinya yang merah.
Suara hening...
“Tapi aku sudah punya pacar mas.. “
“Ini adalah amanat dari mbakmu. Dan ini adalah juga tanggung jawabku. Tapi pernikahan ini tidak akan berlangsung tanpa persetujuan darimu”
Vene menangis sesenggukan. Suasana masih hening. Burung-burung yang berkicau seakan-akan menghentikan gurauannya dan mencoba simpati kepada keadaan Vene.
Vene tak pernah membayangkan hidupnya akan seperti ini, tapi ia tak pernah menyalahkan siapapun. Ia selalu tegar, seperti ketegaran orang-orang hebat yang ia kagumi. Mas Zaki adalah orang terbaik dalam hidup Vene. Tapi ia tak pernah menyangka jalan hidupnya akan seperti ini.
Mas Zaki menerawang jauh, ia juga tak pernah membayangkan kehilangan istri yang sangat ia sayangi. Rasa kehilangan itu telah merapuhkannya akhir-akhir ini. Badannya kurus dan semangatnya menurun setengah. Belahan jiwanya pergi begitu cepat. Di saat buah hati mereka sedang tumbuh dengan cerdasnya. Ia hanya ingin menjalankan amanat istrinya. Menikahi Vene adalah jalan satu-satunya. Ia tak ingin Vene menjadi orang lain dan sendiri menghadapi hidup ini.
“Mas Zaki.., aku masih punya banyak impian yang belum aku wujudkan. Aku ingin pergi sekolah ke luar negeri. Aku ingin menjadi aktivis perempuan. Aku ingin memiliki peran dalam sejarahh! ”
“Trus?”, Maz Zaki menanggapi dengan datar.
“Aku nggak akan bisa menggapai impianku jika aku menikah sekarang. Aku adalah Vene anak yatim piatu yang tak punya apa-apa lagi selain impian-impianku”
“Kau punya aku, Ven, Masmu..”
“Mas Zaki hanyalah mantan kakak iparku..”
“Aku akan jadi mantan kakak iparmu sekaligus manjadi milikmu jika kau mau menikah denganku. Jika tidak, aku kan menjadi kakak iparmu sampai kapanpun.”

......................................

“Mama!”
“Iya Iqbal.. tak perlu teriak-teriak seperti itu. Telur ceploknya di meja makan tu, dibagi sama Kak zahra ya..”
“Beres deh Ma..!”
Vene sudah menyelesaikan tugasnya pagi ini. Hari ini ia membereskan semuanya lebih pagi karena harus menghadiri undangan dari sekolah Zahra.
“Ma, undangannya jam 8 lo ya. Jangan sampai telat.”
“Tenang.. Mama nggak akan telat. Mama akan berangkat bareng kalian.”
“Loh.. trus papa?”
“Papa nanti dari kantor langsung nyusul ke sekolah”
“Loh..kok pisah? Mama cerai berai ya ma Papa?”
“Huz! Enggak, waduh dampak nonton sinetron ya ni..Mama Papa nanti pulangnya barengan kok.. .”
“Ciye Ciye...! “
Merekapun tertawa bersama.
          Vene kini sadar. Inilah jalan untuk menggapai impiannya. Memiliki peran dalam sejarah. Sejarah dalam keluarganya. Sejarah hidupnya.

                                        

Jumat, 19 April 2013

MENUNGGU HASIL UN SERASA MENUNGGU VONIS HAKIM


Ujian Nasional adalah momen yang mungin tidak akan terlupakan dalam hidup seseorang. Entah UN SD, SMP, atau SMA. Bisa dipastikan semuanya tak kalah mendebarkan. Momen ini juga bisa dibilang momen sakral karena kekuatan gaib mulai dilirik. Para orang tua juga lebih mendekatkan diri kepada Allah demi kelulusan anaknya. Ibadah para siswa pun akan semakin rajin, tidak melewatkan sholat dhuha, tidak kluyuran pada hari minggu, dan rajin belajar setiap hari demi mempersiapkan Ujian Nasional.
Hingga hari H tiba, semua akan heboh. Saling tukar semngat, tukar doa, tukar jawaban pun dilakukan. Berbagai macam metode diadopsi demi hasil kelulusan terbaik. Siswa, guru, sekolah, semua seakan terintegrasi saling bahu-membahu. Tentu tak ada siswa yag ingin tidak lulus, tak ada sekolah yang berharap siswanya tidak lulus, tak ada guru yang tak sedih melihat muridnya tidak lulus. Semua tujuan serempak sama, demi kelulusan. Motivasi yang digembor-gemborkan juga sama, lulus, nilai baik, dan tentu melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi .
Apalah arti rajin mengerjakan PR setiap hari, apalah arti aktif di kelas, sementara itu tak dinilai. Apalah arti menang berbagai lomba sementara hasil UN adalah hal mutlak yang tak bisa diubah. Entahlah bagaimana proses yang sudah dilalui para siswa. Rajin atau tidak, cerdas atu tidak, berpotensi atau tidak, kalau lulus ya berarti dia baik.
Yang tak kalah penting, saat UN sudah dilalui seakan akan ada perasaan bahwa belajar menjadi bukan kewajiban lagi. Alias luntur. Toh selama UN semua sudah divorsir. Dan setelahnya, ada yang mulai mengepak buku, ada yang belas dendam dengan melakukan hobynya sepuas mungkin. Ada yang tetap istiqomah berdoa dengan doa yang sama tiap waktunya. Dan sebenarnya saat seperti inilah yang paling mendebarkan. Hasil UN seakan-akan diagung-agungkan. Di masa menuggu hasil UN inilah sebenarnya terlihat bagaimana hasil dari proses UN itu sendiri. Mental para siswa menjadi lemah. Yang dipikirkan hanya hasil UN dan proses belajar seakan kehilangan esensinya. Waktu menunggu hasil UN ini membuat semua orang ketar-ketir dengan nasib hasil UN mereka. Mereka kurang yakin dengan kemampuan mereka, padahal mereka cerdas. Saat keputusan sudah keluar, apapun itu, keputusan tak bisa diganggu gugat. Selamat jika lulus, kiamat jika tidak lulus. 

ACTION PEMUDA INDONESIA


Indonesia akan memiliki keunggulan atau bonus demografi di tahun 2025, akibat baby booming yang terjadi di negeri ini dalam beberapa tahun terakhir. Diperkirakan jumlah penduduk muda (usia 17-40 tahun) negeri ini akan berada pada titik puncaknya pada tahun tersebut bersama dengan India dan Cina. Disaat negara lain seperti amerika serikat, Jepang dan negara-negara eropa akan memiliki jumlah manula terbesar di tahun 2025. Ini keunggulan yang akan kita miliki, dapat menjadi kekuatan bagi Indonesia untuk menjadi negeri yang adidaya di dunia.1
Indonesia adalah negara yang kaya, negara yang makmur, dan negara yang sudah menyadari betapa pentingnya peranan pemuda demi kemajuan bangsa. Seluruh dunia pun mengetahui bahwa pemuda adalah aset yang bisa dikaryakan demi terwujudnya tujuan sebuah negara. Para pemudalah yang nantinya akan meneruskan roda kepemimpinan bangsa ini ke arah lebih baik lagi. Hingga  berkurangnya orang yang belum bisa makan sekali sehari, hingga berkurangnya orang yang berlagak merana di pinggir jalan, hingga berkurangnya impor beras, dan semua sisi negatif bangsa yang ada saat ini. Semua harapan seakan-akan ditumpukan kepada para pemuda, namun tak banyak yang menyadari itu. Menyadari bahwa mereka sedang ditunggu untuk beraksi dengan dediksai tinggi. Mereka ditunggu untuk berdiri tegak dan berhenti mengutamakan diri sendiri. Seberapa hebatkah seorang pemuda? Hingga mereka ditunggu-tunggu. Peradaban berubah di tangan pemuda. Sejarah mencatat ini dengan sangat baik, bagaimana pemuda tangguh bernama Christopher Colombus menembus samudra atlantik dan menemukan benua Amerika yang kini bahkan menjadi pemimpin peradaban dunia. Sukses muda akan lebih hebat daripada mereka yang sukses di usia rata-rata orang sukses.
            Di era yang modern ini, tak sulit untuk mendapatkan ilmu yang ingin kita pelajari. Entah sampai kuliah atau tidak, nyatanya banyak juga orang yang bisa sukses tanpa mengenyam bangku kuliah. Mereka langsung mempraktekkan ilmu yang baru mereka dapat dan mereka lebih banyak bersinggungan dengan realitas kehidupan. Tak banyak pemuda yang menyadari hal itu. Pemuda jaman sekarang hoby sekali mencari ilmu dan pengalaman. Meraka bangga bisa kuliah dan menyelesaikan skripsi dengan baik. Mereka bangga dengan IP bagus, CV penuh, organisator, dan vokal dalam setiap diskusi. Pengalaman pernah mengabdi pada masyarakat selama 2 bulan saat KKN pun sangat mereka banggakan. Tapi apa yang mereka lakukan untuk negeri ini, mereka lupa akan hal itu. Dunia kampus yang membentuk idealisme mahasiswa tidak dibarengi pembelajaran realita pada lapangan sehingga hal ini membuat  mereka gagap menerapkan ilmu yang mereka dapat. Seminar-seminar ada setiap minggunya. Mau yang gratis, mau yang berbayar, semua ada. Buku-buku berjejer rapi di perpustakaan manapun yang bisa dikunjungi kapan saja. Internet, koneksi dengan orang-orang hebat, lingkungan akademis, semua ada. Seakan-akan pemuda sekarang hidup dalam negeri dongeng yang menebarkan emas dimana-mana. Emas yang berharga ada dimana-mana. Tinggal siapa yang mau bisa mengambilnya. Seperti itu  juga ilmu yang ada saat ini. Kuliah tak kuliah, pintar adalah pilihan. Berilmu adalah keharusan bagi pemuda yang seharusnya menjadi penerus bangsa ini. Masih bingung emas itu buat apa? Apa berlagak lupa? Atau bingung mulai dari mana?
Pintar, tahu ilmunya, tapi tidak action sama dengan nol. Pemuda sekarang tahu akan hal itu. Mereka tahu semua butuh tindakan. Mereka tahu cara memanen padi dan tahu padi itu akan bisa dinikmati setelah dipanen. Mereka tahu segala gagasan tertulis adalah untuk ditindak lanjuti. Masih mending tahu gagasan itu harus tertulis. Ya setidaknya ada materi bahasa indonesia yang mereka aplikasikan, menulis opini dengan baik.
 Entah apa penyebab semua ini. Yang jelas tak sepantasnya pemuda intelek –yang mengenyam bangku kuliah- merasa lebih bisa daripada pemuda yang tak kuliah. Dan dunia kampus yang selama ini dielu-elukan ternyata tak cukup sebagai tempat belajar tentang kehidupan dan tentang bagaimana peran pemuda sejati dalam menghadapi hidup ini. Tak usahlah merasa hebat dengan seabrek aktifitas di kampus entah kuliah, organisasi, UKM, kepanitiaan, lomba-lomba, dan semuanya. Karena tak banyak yang sadar bahwa realitas di masyarakat akan sangat berbeda dengan idealisme yang selama ini mereka pegang. Tak banyak yang menyadari bahwa selama ini adalah proses dan action mereka ditungu-tunggu. Senangnya bisa KKN mengabdi pada masyarakat, merasa sudah faham arti “berguna”, apalagi jika ditempatkan di pelosok negeri. Setelah itu, lagi-lagi pengalaman yang berkesan untuk mereka sendiri. Blog penuh dengan cerita dan foto-foto KKN yang penuh duka.  Mereka ‘kangen’ suasana KKN dan mengobarkan semangat untuk memperbaiki daerah tertinggal di Indonesia, masa depan Indonesia. Fatamorgana. Setelah lulus kuliah, masa depan diri sendiri lah yang lebih penting. Sudah tradisi..
Solusi akan ditemukan melalui sebuah perenungan yang benar. Semuanya perlu sadar bahwa semua saling membutuhkan  satu sama lain dan bangsa ini tidak butuh untuk dipojokkan terus menerus. Pemerintah pun tidak suka diolok-olok . Tak sepenuhnya mereka berdosa. Justru dari mereka kita bisa berkaca mau jadi seperti apa kita nanti. Mau jadi apa negeri ini di tangan-tagan kita nanti. Semua yang kita lalui selama ini bukanlah sesuatu yang kata wajib menuntut balasannya. Semua adalah proses dalam mencapai suatu tujuan bersama. Ilmu tidak mematangkan kita secara individu. Ilmu seharusnya bisa menyatukan kita dengan tindakan yang nyata berangkat dari ilmu yang selama ini kita pelajari. Dan kebanggan bukanlah di saat kita berprestasi . Kebanggaan adalah di saat kita bisa menebar lebih banyak manfaat dan membuat semakin banyak orang tersenyum. Di situlah letak kebanggan pemuda sejati. Sudah saatya target hidup dirubah. Bukan hanya akan membanggakan orang tua tapi membanggakankan bangsa kita. Show off!
Sumber daya yang dimiliki Indonesia bukan hanya untuk dielu-elukan saja, sudah saatnya pemuda Indonesia berpikir besar dan berperan signifikan dalam perbaikan bangsa melalui sebuah aksi nyata yang konsisten.

Minggu, 14 April 2013

DREAM

Aku sudah lama percaya bahwa semua keinginan kita akan tercapai dengan diawali sebuah mimpi. Mimpi. Apapun itu. Saat bermimpi, hal paling tidak logis pun bisa terjadi. Namanya juga mimpi. Bisa saja daun bewarna biru, bisa saja dalam mimpi kita bertemu dengan orang yang belum pernah kita jumpai sebelumnya. Sah-sah saja seperti itu. Dan kini, semakin waktu berlalu dan semakin banyak orang mewujudkan mimpinya, aku semakin percaya dan yakin bahwa mimpi adalah suatu keharusan yang hukumnya mutlak untuk mencapai kesuksesan. Kesuksesan sendiri relatif mau dinilai seperti apa. Dan semua orang berhak sukses di bidang mereka masing-masing.
 Impian itu harus spesifik. Mimpi itu harus spesifik. Karena manusia tak akan mampu menguasai segala bidangg yang ia tahu. Aku sangat suka membaca biografi tokoh sukses. Berharap akan mendapatka sesuatu dari bacaanku. Membaca perjuangan orang yang sudah sukses memang sangat seru, ngak ada matinye deh!. Mereka berani membayar mimpi besar mereka sehingga terealisasi dengan sangat indahnya.
Mereka sunguh sangat menginspirasi.  Di era sekarang bermimpi adalah kebebasan yangg sngat dihargai. Kaum wanita yang awalnya merasa enggan bermimpi tinggi kini mereka telah membuktikan bahwa mereka juga bisa menjadi panutan bagi orang lain. Sebut  saja Merry Riana, Dian Pelangi, Okki Setiana Dewi, dan banyak lainnya. Tokoh wanita yang sekarang sedang  ngetop karena mereka mendapatkan apa yang mereka inginkan di usia muda. Mari mewujudkan mimpi.!!!!