Selasa, 23 Juli 2013

LEBARAN RAMON

Bulan puasa sudah sampai pada hari ke 14. Tinggal setengah perjalanan lagi. Aku sudah tak sabar berkumpul dengan keluarga saat lebaran. Namun sebelum aku pulang aku harus menyelesaikan skripsi. Hari-hari di kamar kos kuhabiskan untuk memeras pikiran mengerjakan skripsiku ini. Sepi sekali rasanya. Tapi semenjak aku mempunyai Ramon, aku merasa tidak sendiri di kamar.
Ramon adalah ikan hias hadiah dari temanku. Aku ingat sekali sudah hampir setahun aku merawatnya. Wujudnya dulu yang  mungil kini sudah bisa digenggam. Dan akhir-akhir ini sebenarnya aku sedang memikirkan bagaimana nasib Ramon saat kutinggal mudik.
“Eh Zen! Gimana si Ramon? Kok di kamar aja?”, tanya mbak Icha tetangga kamarku.
“Duh.. iya ni aku juga kasian dia tak melihat cahaya matahari tapi bagaimana lagi. Aku trauma kemarin ada kucing mengintai Ramon. Awas aja kalo tu kucing macem-macem!”, jawabku dengan muka kesal.
“Ya ampun kamu ni, marah kok sama kucing. Gimanapun ikan tu ya diincar kucing. Aneh!”, mbak Icha berlalu menuju kamar mandi.
Iya juga sih, kucing memang makannya ikan tapi ya jangan Ramon dunk hiks... aku nggak bisa membayangkan jika Ramon dilahap sama tu kucing.
Kreeekk!
Mira keluar kamarnya sambil mengucek mata. Sepertinya dia terganggu dengan suaraku yang terlalu keras.
“Ada apa ni? Pasti ngulusi Lamon lagi...”
“Ramon!”, jawabku membenarkan Mira yang tak pandai menyebut huruf R. Aku langsung masuk ke dalam kamar. Satu minggu lagi aku akan mudik, aku harus segera menemukan cara membawa mudik Ramon. Aku nggak mau Ramon mati konyol seperti nasib ikan Ayu yang mati karena ditinggal mudik. Sadis banget. Ikan kan juga termasuk makhluk Allah yang harus dilindungi.
Hari itu juga aku update status di facebook tentang Ramon. Pasti banyak ide dari seribu lebih temanku di facebook.
AKU PUNYA PELIHARAAN IKAN. BAGAIMANA YA CARA MEMBAWANYA PULANG MUDIK?
Send!
5 menit kemudian...
Hana berkomentar : gampang banget. Caranya ikan tu digoreng dulu trus dimakan deh, bawa mudik :-p
Ih Hana ni lebih sadis lagi..
Budi berkomentar : titipin aja ke temanmu yang ada di Jogja. Pasti ada kan? Atau titipin ke takmir cakep samping kosmu tu. Itung-itung sekalian PDKT hahaha !
Ngaco banget si Budi. Tugas takmir tu ngurusi masjid bukan ngurusi ikan. Kecuali di masjidnya ada ikan sih. Aku ada teman di jogja tapi aku nggak mau ngrepotin mereka. Ramon makannya 5 kali sehari dan ganti air 3hari sekali. Sementar mudikku 2 minggu lebih. Aku nggak mau hutang budi kayak gitu, apalagi pasti mereka repot lebaran.
Tantri berkomentar : aku pernah baca cerpen, ikan itu ntar kamu telan. Nah kalo dah sampe rumah kamu muntahin lagi. Mungkin efek sampingnya si ikan akan mabuk ato tinggal tulang.
Gubrak.! Kok bisa-bisanya dia punya saran kaya gitu..
Wawan berkomentar : Udah bawa pulang aja. Taruh ikannya di toples trus ditutup, bawa pulang deh. Efeknya adalah si ikan akan mabuk. Tapi semoga nggak mati.
Aha! Ini adalah saran paling masuk akal. Perjalanan mudikku sekitar 5-6 jam. Aku akan membawa Ramon di dalam botol yang besar dan nanti akan kupangku selama di bis agar guncangannya tidak terlalu kuat. Semoga Ramon kuat!
Like untuk komentar Wawan.
........................................
            Hari H sudah tiba. Aku siap untuk mudik pagi ini. Aku membawa satu tas ransel berisi pakaian dan oleh-oleh lebaran, satu buah tas samping untuk menyimpan dompet dan harta berhargaku lainnya. Dan Aku membawa satu tas jinjing wadah botol besar dengan isi air setengah penuh serta ada satu ikan kuning yang imut berenang di dalamnya. Akhir-akhir ini aku sangat menjaga makannya agar dia tetap fit saat aku ajak mudik.
            Perasaanku deg-deg an. Harapanku adalah Ramon tetap sehat setelah sampai di rumah nanti. Ini adalah lebaran pertama Ramon bersamaku. Semoga Ramon senang.. *fiksi terinspirasi dari kisah nyata