Rabu, 09 Juli 2014

WISUDAKU



     Alhamdulillah.. ini adalah cerita tentang wisudaku. Aku wisuda tepatnya tanggal 20 Mei 2014 setelah 2 kali pendadaran dan 3 kali daftar yudisium. Hehe
    Sungguh membahagiakan jika mengingat lagi semua proses yang aku lakukan hingga akhirnya aku lulus sarjana.
    Awalnya aku mengejar wisuda agustus atau november dan ternyata tidak terkejar. Dan aku sangat optimis untuk ikut wisuda februari karena aku sudah di ACC lulus bulan Januari. Dan zonk! Ceritanya panjang. Alhasil, dari bulan Februari statusku tidak jelas. Kuliah sudah kelar namun belum lulus. Sekitar 3 bulan aku menunggu dan akhirnya sampai juga di hari H wisuda. Jujur aku tak merasakan hal yang sangat istimewa, awalnya. Aku hanya membayangkan hari wisuda aku akan memakai kebaya dan toga dan kemudian mengikuti prosesi wisuda seharian. Tapi, bukannya aku tak bahagia. Justru aku sangat bersyukur.
     Dan ternyata di hari H wisuda.. aku sangat bahagia yang tak disangka-sangka karena ada mereka. Ada kedua kakak tersayangku, ada teman-teman yang memberikan selamat bertubi-tubi, keluarga di kos yang mengurusi persiapan make up dan semuanya. Aku sungguh terharu.. ternyata begini to rasanya wisuda. Beban dengan gelar baru, bahagia, lelah, terharu, bercampur aduk...
      Aku setengah hati bercerita tentang ini, intinya adalah wisuda itu membahagiakan bro sist...
      Terimakasih semuanya. :*

SAY NO TO SINETRON


          Kali ini aku mau bahas tentang sinetron. Semua murni pikiranku sendiri ya. Pikiranku yang mengatakan bahwa anjuran untuk tidak menonton sinetron itu sangat diperlukan. Sebenarnya kalau kita sibuk dengan banyak kegiatan, menonton sinetron adalah hal yang sangat tidak penting apalagi banyak kegiatan lain yang lebih produktif. Tapi, yang perlu diingat adalah waktu tayang sinetron itu memang timing nya pas sekali, sore menjelang malam, waktu istirahat bagi siapapun entah ibu rumah tangga, pekerja kantor, juag pelajar.
                Malam ini, ya malam ini tadi, aku iseng nonton sinetron CHSI yang lagi jadi trending topic di kalangan pecinta sinetron. Dan akhirnya aku memang mengikuti jalan ceritanya sejam lebih, bahkan iklan saja sampe aku ladenin. Menurutku sinetron ini memang bagus, dan banyak yang bilang begitu. Cerita tentang masalah berbagai rumah tangga yang memuat banyak pelajaran di dalamnya. Memang ada ilmunya, tapi.... tetap ada tapinya. Dan masalah ini adalah masalah paling puncak bagi ku kenapa aku menetapkan diriku alergi pada sinetron. Di saat cerita sedang seru-serunya, eh satu kata itu keluar...”bersambung”... pengen teriak dan membanting remote saat itu juga. Astaghfirullah..
                Setelah itu aku berpesan pada Ibu.. “Bu, tolong diingetin jangan sampe aku besuk menonton sinetron ini lagi...”. aku benar-benar melakukannya. jalan ceritanya aku akui jauh lebih bagus daripada sinetron-sinetron lain yang kurang mendidik. Tapi, bikin penasarannya itu lo!. Dan ceritanya nggak tuntas. *namanya juag sinetron...
Sementara aku sangat tidak suka pada sesuatu yang bikin ketagihan kalau aku hanya jadi penonton. Serasa nggak ada kerjaan lain gitu lo...
                Aku setuju sekali dengan metode pendidikan anak yang dilakukan keluarga 10 bintang al qur an yang pernah aku baca. TV adalah media yang memang harus disingkirkan karena tidak mendukung pendidikan. Acara apa hayo di TV yang bagus buat anak-anak? Laptop si Unyil? Sedikit sekali acara yang mengandung edukasi. Yang ada si anak malah ketagihan sinetron GGS (Ganteng-Ganteng Serigala). Sinetron yang sekolahnay cuam satu kelas, gurunya Cuma 2, dan muridnya pelukan di depan guru. Hrr...
 Aku ingat aku juga pernah maen ke rumah teman dimana di rumahnya, TV hanya ada di kamar Bapak Ibu. Jadi anak-anak tidak akan bisa menonton TV kecuali dengan ijin dan pengawasan orang tua. Sedep bener...
                Menolak sinetron juga bukan hal gampang. Awalnya kita bilang nggak suka tapi kalo di jam tayangnya kita melototoin tu TV, lama lama akan tertarik juga. Jadi jangan dicoba, walau secuil.. hehehe