Tahun 2012 adalah tahun
menggalaukan apalagi di akhir-akhir 2012. Banyak temanku yang nikah muda.
Hampir semuanya adalah berupa berita kejutan. Apa?! Dia mau nikah sama dia?
Apa?! Kamu nikah bulan depan?! banyak sekali pernikahan yang membuatku sering
geram. Bukan geram tanda aku sebel tapi geram sekali kebahagiaan itu datang
mendadak. Dan merasakan suatu kecemburuan yang insyaallah positif. Kapan aku
akan menyusul mereka. He
Ntah di dunia nyata dan dunia
maya, pembahasan yang sering terjadi adalah tentang pernikahan. Dan kebanyakan
adalah mereka yang masih berstatus mahasiswa. Nikah muda ini seolah-olah telah
menjadi tren untuk menggantikan fenomena pacaran. Memang sudah seharusnya
seperti itu. Hm .. Seseorang yang berani untuk menikah muda haruslah sangat
diacungi jempol. Mereka menyegerakan menikah demi kehidupan yang lebih baik dan
terhindar dari berbagai godaan maksiat. Tapi apakah tidak berani nikah muda
merupakan keputusan yang salah? Tentu tidak. Menikah adalah suatu keharusan namun
menikah muda atau tidak, itu pilihan dengan konsekuensi masing-masing.
Meskipun sekarang banyak temanku
yang nikah muda, masih banyak teman yang masih punya amanat yang harus
diselesaikan dulu. Ada yang punya syarat dari orang tua harus lulus kuliah dulu
baru boleh menikah. Ada yang punya tanggungan adek-adek karena dia merupakan
anak sulung. Jadi harus punya pekerjaan sebelum menikah. Dalam hal ini memang
sangat dipengaruhi latar belakang keluarga. Mereka mencoba memberikan yang
terbaik dan meyakini nikah akan terjadi di saat yang tepat. Dan menyelesaikan
amanat orang tua adalah kewajiban. Apalagi untuk seorang wanita. Setelah
menikah, pengabdiannya adalah untuk suami. Para wanita ingin memberikan yang
terbaik untuk orang tua mereka sebelum mereka menikah.
Ada yang menunda menikah karena
ingin mengejar cita-cita. Ini mah dia berarti meyakini bahwa menikah adalah
peghambat. Tentu hal ini tidak benar.
Aku adalah yang termasuk meyakini
bahwa nikah muda adalah sesuatu yang indah jadi harus dipersiapkan dengan
matang. Tak usahlah kita tergalaukan dan banyak cakap soal keinginan mulia ini.
Mari kita sibukkan dengan mempersiapkan diri bukan dengan menggalaukan diri.