Jumat, 16 Desember 2016

EVA, LPDP, DAN JEPANG

Bismillah.. sudah lama ga update blog ni. Sok sibuk..hehe 
Padahal pembacanya lebih sibuk daripada penulisnya.. eh emang blog ini ada yang baca?!! Hmmm...

Seperti biasa, sering ide menulis datang tapi apa dikata Ibu Rumah Tangga mah prioritasnya suka berubah. Kalo nggak anak, ya anak. Sama aja ya!

Kali ini aku memberanikan diri nulis pake narasumber. Jujur aku rindu sekali dengan Eva. Eva ni temen kuliah di Fakultas Teknologi Pertanian UGM. Meskipun beda jurusan, tapi kami  sering ketemu di masjid dan majlis taklim. Semoga semakin sholeha ya Va..Aamiin

Sosok sahabat yang murah senyum dan baik banget. Terakhir ketemu di stasiun Tugu Jogja pas aku mau balik Madiun. Eh sekarang aku ditinggal ke Jepang. Dia berhasil dapet beasiswa LPDP dan berangkat ke Jepang sesuai keinginannya. Dulu pas masih kuliah, Eva ni emang ngefans banget ma jepang. Dia ikut Japan Club dengan serba serbinya. Eva juga sering bilang pengen melanjutkan kuliah ke Jepang. Dan aku selalu dukung dia. Aku bilang “Aku yakin kamu bisa Va!”. Kenapa aku bilang gitu? Soalnya Eva ni orangnya gigih. Nggak meragukan deh semangatnya.

Dan sekarang... bahagia banget liat foto-foto Eva di Jepang. Bahkan Eva ni beli Dorabon juga buat dibawa ke sana. Mantabs! Bikin mupeng!

ni salah satu foto Eva di Jepang
Komunikasi terakhir dengan Eva tanggal 30 November 2016 kemarin, Eva bilang kuliahnya sudah selesai dan tinggal fokus penelitian. Semoga segera lulus ya Eva sayang. Nah, aku berhasil wawancara online ni sama Eva. Sudah ijin buat diposting di blog. Harapannya semoga bermanfaat bagi yang baca dan bisa jadi penyemangat ya! Penasaran sama hasil wawancaranya? Agar hasilnya murni sesuai jawaban Eva, aku tulis pertanyaan sekaligus jawabannya ni agar tidak mengubah esensi. Wkwkkw..

Eva..Bagaimana perasaanmu sekarang? Tahukah kamu, kuliah gratis dan bisa ke luar negeri adalah suatu hal yang sangat membuat iri? Wkkk

Perasaanku saat ini alhamdulillah seneng banget. Tak henti-henti merasa bersyukur. Secara kamu tahu kan aku sudah suka jejepangan semenjak S1 dulu terutama semenjak di ASC. Jepang adalah salah satu negara yang aku kagumi dan pengen banget aku sambangi. Pernah ikut seleksi SUIJI buat exchange ke jepang tapi gagal hehe. *aku juga ni hiks
Membuat iri? aku harus mengakui. Karena aku dulu pun sangat ingin seperti si anu, mbak ini dan mas itu yang bisa belajar keluar negeri, lebih khusus lagi di Jepang. Saat ini kesempatan untuk bisa belajar ke LN semakin terbuka lebar dengan banyaknya beasiswa yang ditawarkan, jadi sebenarnya bisa belajar ke LN sudah bukan lagi hal luar biasa yang diluar jangkauan. Meski begitu, bisa sekolah ke LN tetaplah rezeki yang tidak semua orang bisa dapatkan kan? Jadi, aku sangat bersyukur.

Apa yang paling mengesankan di Jepang Va? Bisa cerita dunk...

Hmmmm apa yaa…. Banyak Tin hehe. Bisa-bisa jadi satu buku sendiri ini hwhwhwh.. Kalau soal teratur, bersih, disiplin, fasilitas dan lain—lainnya yang udah melekat dan dan umum diketahui ngga usah aku ceritakan lagi yaa hehe. Mulai dari yang dikampus dulu deh. Disini lab nya ngga ada teknisi, semua dibawah kontrol langsung sensei. Satu sensei (profesor) punya satu lab, jadi risetnya bisa fokus gitu. Semua alat dipakai bersama dan dirawat bersama. Praktikum sensei sendiri yang handle, asisten cuma bantuin prepare dan beresin aja. Kalau dikehidupan sehari-hari, banyak hal yang harus dikerjain sendiri, ngoperasiin mesinnya sendiri, contohnya mau fotocopy, scan (baik dikampus maupun di convenience store macam indom*rt gitu #nanti pulang2 bisa buka fotocopyan deh), cetak foto, beli tiket kereta, beli karcis buat parkir sepeda di stasiun, pinjem buku di perpus, semua ada mesinnya yang harus dioperasikan sendiri. Kendalanya sih jelas, bahasa, petunjuknya pake huruf kriting-kriting wkwkwk. Ada banyaaak vending mechine, bahkan di desa-desapun gitu, pengganti warung gitu kali yak hehe. Terus ada kartu yang diisi uang (di-charge gitu), bisa buat naik kereta, bus, kapal dan bisa dipakai di hampir seluruh Jepang, tinggal tab aja. Yang paling berkesan dari semua itu adalah “bahwa membaca dan mengagumi dari jauh sangatlah berbeda dengan menjadi bagian darinya. Ketika aku kagum betapa teraturnya segala sisi kehidupan disini, menjadi sangat berbeda ketika aku menjadi pihak yang harus juga menjadi teratur. Di jalan, di pusat perbelanjaan, sampai urusan sampah” intinya, feeling kayak gitu itu yang berharga, ngga terganti deh dengan cinderamata khas jepang yang paling mahal sekalipun #hahahahah mulai alay.

Kamu alay, aku mupeng berat ni Va... aku juga pengen ke sana... huwaaa!! Oh ya Va, alhamdulillah ya ada LPDP. Apa sih motivasi daftar LPDP? Selain gratisnya ya...!

Kalau aku, dari sekian banyak beasiswa yang ada, LPDP yang paling menarik perhatianku. LPDP kan dari pemerintah Indonesia yah, yang bertujuan buat meningkatkan SDM orang Indonesia. Bangga aja indonesia punya lembaga pengelola beasiswa, negara ngebiayain warganya buat sekolah ke jenjang pendidikan tinggi. Trus ngerasa se-visi gitu. Gampangnya, sama2 bercita-cita buat bangun negara #lebaaaay. Kalau beasiswa lain (missal dari LN) kan ada yang bebas gitu. Maksudnya, habis dapet beasiswa, sekolah, lulus. Udah. Silahkan berkarya sesuai yang diinginkan. Atau setelah lulus harus bekerja disini, ada ikatannya gitu. Kalau LPDP, kita boleh berkarya apapun selagi itu adalah bentuk pengabdian kita buat negara ini. Alasan lain lebih ke teknis sih, seperti ngga ada kuota, pendaftarannya dibuka sepanjang tahun, dengan seleksi 4 kali setahun. LPDP juga luas cakupan univnya, kita bisa milih sampai 200 univ terbaik dunia dan terbaik di DN. Alur pendaftaran sampai pengumumannya jelas. Trus LPDP sendiri adalah lembaga yang terpercaya dan professional buat ngelola dana beasiswa, salah satu yang terbaik dari yang ada, pelayanannya juga oke, jarang banget ada masalah terutama terkait pemenuhan hak awardee, ngga telat-telat gitu maksudnya.

Wuih, keren Va penjelasanmu... keren juga ya LPDP. Boleh tau nggak perjuangan apa yang paling berat (berkesan) buat dapetin LPDP ini? Apakah persiapannya fokus atau disambi bekerja atau kuliah? Jaraknya berapa lama dari tahun kelulusan?

Agak cerita sedikit boleh? Hehe. *ya emang kudu cerita hoho
Jadi setelah aku lulus S1 (Feb 2014) waktu itu, aku masih bimbang gitu mau lanjut sekolah apa enggak. Lalu setelah mantap, aku mulai deh browsing tentang beasiswa ma kampus2 di jepang. Aku telusuri satu persatu web universitas-universitas yang ada di Jepang dari Hokkaido di utara sampai Kyushu di selatan, terutama yang masuk list nya LPDP (udah spesifik sih, langsung nyari yang di Jepang haha). Selagi proses itu, selama dua kali seminggu, aku ikut mengajar di salah satu sanggarnya Yatim Mandiri. Butuh sekitar 6 bulan sampai aku memutuskan kampus mana yang aku tuju, supervisor mana yang aku inginkan. Kalau beasiswa sebenarnya sudah dari awal langsung memutuskan untuk daftar LPDP jadi mulai dari awal sudah cari-cari info, nyicil nyiapin kelengkapan syarat dokumen. Bulan Oktober 2014 alhamdulillah dapet kesempatan buat kerja di LPPOM MUI DIY. Jadi, proses nyari sekolah, nyari sensei, hub univ, daftar beasiswa, daftar univ, belajar buat ujian masuk, aku lakukan sembari kerja dan ngajar. *Duh nggak kebayang deh Va. Bener kan kamu gigih orangnya...
Perjuangan yang paling berkesan sih ada 2. Pertama syarat TOEFL. Buat ke LN, syarat minimum yang diberikan LPDP adalah 550. Yah, dengan Bahasa inggrisku yang sangat memprihatinkan ini, skor segitu terlihat impossible. Aku tes TOEFL sampai tiga kali. Kurang lebih sekali test biayanya 360rb. Dan aku belajar otodidak. Kenapa? Karena ngga punya duit buat les wkwkwk. Memang sih kalau ditotal, biaya 3 kali test mungkin sama dengan biaya les, tapi bayar langsung 1jtaan dan nyicil tiga kali itu beda hahahaha.  Lebih berat. *curhat og piye...?!
Dan Karena aku kerja, lebih enak ngatur jadwal sendiri buat belajar. Jelas, diri sendiri itu tantangan kalau belajar sendiri di rumah hehe. Jadi aku beli buku-buku TOEFL dan nyari materi di internet. Sampe bosen dan eneg dah waktu itu aku belajar TOEFLnya haha. Di test yang ketiga, alhamdulillah skor nya melebihi target.
Kedua, waktu apply LPDP itu sendiri. Aku berencana submit data bulan November supaya bisa ikut seleksi Desember. Waktu itu sensei yang aku hubungi ngga bales-bales. Akhirnya aku putuskan untuk submit dokumen tanpa surat dari sensei (ini ngga wajib sih, tapi kalau punya surat rekomendasi dari sensei sepertinya bakal jadi poin plus pertimbangan). Nah, ajadinya aku submit aja di detik-detik terakhir. Aku tahunya data bakal ditarik tanggal 21 jadi aku submit tanggal 21 November 2014 jam 23.00 lebih sekian menit #modenekaaat. Tapiii, ternyata data sudah ditarik tanggal 19 Nov. Otomatis, dataku bakal diikutkan buat periode seleksi mendatang (feb 2015). Aku putuskan buat unsubmit dan memperbaiki dokumen. Alhamdulillah sekitar bulan Januari 2015 sensei ku bales. Jadi hikmahnya adalah, aku bisa submit LPDP dengan surat dari sensei untuk seleksi periode Feb 2015. Alhamdulillah lolos dan masuk kuliah periode Oktober 2015.

Skenario Alloh memang selalu indah ya!.. Trus kunci sukses LPDP apa Va menurutmu?

Hmmm apa yah? semacam ngga tahu mau bilangnya apa. Aku aja terkejut aku lolos ahhahaha. Sungguh meragukan ya. Aku ngga bisa ngasih jawaban pasti. Ini menurutku aja, hasil baca-baca tulisan orang juga. Paling utama, kelengkapan dan kesesuaian syarat dokumenlah ya. Karena seleksi dokumen adalah kunci supaya bisa lolos ke tahap selanjutnya. Nasihat orang-orang (dan aku mengamini), jadilah diri sendiri, jujur, visi misinya ngga usah muluk-muluk, kontribusi yang kita kemukakan itu ngga perlu bombastis. Meski sederhana asalkan realistis, bisa diwujudkan, serta ada manfaatnya. Lebih oke lagi sih kalau memang ide-idenya kece dan bisa diwujudkan nantinya.
  
Pernah mencoba daftar beasiswa lain? Kenapa?

Untuk yang S2, enggak. Sejak awal udah langsung fokus mau daftar LPDP. Karena biar optimal persiapannya. Tapi sempet sih nyari2 info beasiswa lain semacam MEXT, INPEX, ADS, DIKTI, dll. Tapi yang mantep di apply LPDP.

Ooow.. Kalo nggak salah, salah satu syarat paling menentukan di LPDP ni tentang essay ya. Benarkah?

Sebenernya aku kurang begitu ngerti sih Tin, hehe. Setiap persyaratan tentu punya bobot poin sendiri. Ngga ngerti deh essay ini berapa persentase penentu lolosnya. Dibilang paling menentukan, mungkin ngga juga ya. Tapi essay adalah komponen penting yang bisa dijadikan bahan oleh reviewer untuk menilai bagaimana jalan pemikiran pelamar beasiswa, apa yang akan dia lakukan, bagaimana caranya. Karena dokumen2 seperti ijazah dan sertifikat lain tidak bisa 100% mewakili. Gitu kali yaa, hahaha (semacam meragukan gitu ya, jawabanku).

Hahaaha.. Va Eva... emmm.. kapan nikah? Eh maksudku, setelah lulus nanti apa rencana ke depannya?

Pengennya jadi dosen sekaligus mengabdi jadi auditor di LPPOM MUI. Tapi ngga harus itu sih. Aku tidak menutup berbagai kemungkinan yang ada. Sekarang ini, malah lagi tertarik sama bidang creativepreneur. Pengen banyak ngelakuin kegiatan sosial juga, tapi masih ngga tahu yang mana yang bisa direalisasaikan wkwk. Siapa tahu bisa terwujud semuanya, aamiin. Hihi maunya gitu. 

Iya Va, duh aku baru aja daftar halal MUI tapi biayanya ternyata belom terjangkau . Pending deh! Aku dukung kamu Va... kalo di bidang preneur ntar bisa sharing lah kita, apalagi sosial... wah aku juga punya greget ni di bidang ini. Sapa tau... ya nggak..! Mmm..Menurutmu, apa yang membuatmu lolos LPDP ini?

Alhamdulillah langsung lolos ketika daftar pertamakali. Pernah telat submit sih iya, hehe. Apa yaaa… aku juga penasaran sebenernya hahaha. Bisa lolos pastinya karena kemurahan Allah dan doa orang tua ya hihihihi, jawaban ngga scientific banget. Tapi kalau aku boleh sok-sokan menganalisa, mungkin karena para reviewer yakin aku sudah cukup siap, melalui jawabanku mungkin mereka percaya bahwa aku sudah tahu medan, tahu bagaimana dan seperti apa tempat aku akan sekolah. Dan mungkin memang aku mau diberikan kesempatan untuk belajar. Jadi, dilolosin deh hihihihi
  
Calon orang sukses nih Va... engga sombong. Top! Dari pengalaman daftar LPDP hingga detik ini, adakah perubahan besar dalam diri kamu? Apa itu?

Ada beberapa sih. Hal yang paling kerasa adalah bertambahnya rasa percaya diri aku. Jujur, aku tu orangnya ngga PDan dan kadang kepleset ke rendah diri, bukan berarti ngga bersyukur ya, tapi kadang ngerasa minder gitu. Setelah proses panjang berjuang dari nol nyari sekolah, nyari beasiswa, seleksi beasiswa dan seleksi masuk kampus, aku jadi ada sedikit tambahan rasa PD bahwa aku tidak seburuk itu #lebaaaay… bahwa aku juga bisa kok mendapatkan yang aku cita-citakan selagi mau usaha, aku juga punya kemampuan kok, meski masih banyak kurangnya hehe. Kalau yang related banget ma LPDP sih mungkin ini yah, rasa tanggungjawab dan rasa cinta tanah air yang makin bertambah. Makin merasa harus tanggungjawab Karena sekolah pakai uang rakyat, harus melakukan yang terbaik supaya bisa ngasih yang terbaik juga. Kata Pak Habibie, ini adalah hutang pada negara yang harus dibayar dengan prestasi dan pengabdian. Ngerik juga hehe.

Ohya, ada nggak sesuatu tentang LPDP yang banyak orang salah memahaminya? *maksudnya ni misalkan ekspektasi yang berlebihan atau pemahaman yang kurang tepat.

Aku kasih contoh kasus aja yah, semoga sesuai dengan pertanyaanmu. Pernah ada beberapa orang yang tanya ke aku soal pengabdian. Kan sesuai ketentuan LPDP, awardee nya harus kembali untuk mengabdi bagi Indonesia (dalam berbagai bentuk, bebas, sesuai bidangnya masing-masing). Mereka bertanya ada ketentuan ngga berapa lama harus mengabdi itu? Misal lulusan LN nanti setelah mengabdinya selesai boleh ngga terus pindah ke LN lagi? Jadi yang mau aku garis bawahi disini adalah kesadarannya. Beasiswa LPDP kan pakai uang negara, uang rakyat, sudah selayaknya kita kembali mengabdi buat majuin negara, bangun daerah atau hal-hal lain yang meski tampak sederhana tapi bisa bermanfaat. Ngabdi ya seumur hidup kalau menurutku hihihihi. Ngabdi ngga berarti ngga kerjakan? Simple sebenernya, cukup melakukan yang terbaik buat majuin negara sesuai bidangnya masing-masing. Yang guru ngajar dengan baik, dokter melayani dengan baik, diplomat, pengusaha, pedagang, polisi, peneliti, petani, apapun.  Kira-kira seperti itu J.

Makasi ya Va.. di tengah kesibukanmu penelitian, masih nyempetin buat aku wawancara. Semoga proses penelitian lancar. Aamiin

Siapa yang mupeng? Galau? Galau positif yuk! Tutup facebook, buka buku . Yuk mari...

Rabu, 12 Oktober 2016

MULTITALENTA atau GAGAL FOKUS???

Pertama, terima kasih bagi yang sudi mampir ke blogku yang isinya curhatan semua. Tahun ini aku berhenti mengisi diary dan mencoba untuk menulis di blog ini. Harapannya aku bisa menulis secara konsisten dan tulisanku bermanfaat bagiku terutama bagi pembaca.

Akir-akhir ini aku merenung. Bukan perenungan yang dalam sih..  Seperti kata pepatah bahwa sejarah akan berulang. Aku merasa pernah melalui keadaanku sekarang ini yaitu aku menghadapi banyak pilihan yang aku buat sendiri. Pernahkan kalian merasa ingin ini ingin itu banyak sekali..?*coba dibaca pake lagu Doraemon

Ingin ini ingin itu disini maksudnya adalah ingin melakukan ini ingin melakukan itu. Ingin bisa ini ingin bisa itu. Ingin mencapai ini ingin mencapai itu. Ingin terus berkarya. Ingin sekali menjadi sangat produktif. Ingin membuat percepatan. Karena apa? Karena umur semakin tua. 

Aku ingat dulu aku pernah membayangkan bagaimana ya nanti kalau aku dah umur 25 tahun. Impianku saat itu ya aku bisa ini bisa itu, Nyatanya alhamdulilla sekarang aku bisa ini bisa itu tapi jauh dari keadaan ideal yang kuimpikan dulu. Aku merasa waktu seakan berlari, dan aku ngesot.

Sejarah akan berulang. Aku sering mengalami gagal fokus seperti sekarang. Kejadian yang paling berkesan adalah di akhir tahun 2013 lalu. Watu itu aku memberanikan diri cuti dari kegiatan usaha yang sudah kurintis dengan teman-teman diarenakan ingin fokus menyelesaikan skripsi. Awalnya aku merasa akan bisa melalui semuanya dengan manajemen diri yang baik. Manajeman waktu dan energi harus bagus. Tapi kenyataan pahitnya adalah aku gagal di sidang pendadaran dan harus mengganti topik penelitian. Nangis deh waku itu saat harus ngabari Ibu di rumah tentang kegagalanku.Ternyata apa? Ternyata aku ini memang belum pandai memanajemen diri. Ilmu manajemen skala prioritas udah pernahbelajar sih, tapi pralteknya nol. 

Kalau kata Mas Jaya Setiabudi, orang yang nggak bisa fokus tu ngelesnya karena bermultitalenta. Tapi kalau kasusku ni, aku nggak ngeles bahwa aku multitalenta. Memang aku yang gagal fokus. Dah gitu aja. Nggak ada pembelaan diri.

Aku tu respect banget, salut banget, sama tokoh-tokoh yang bisa fokus dengan bidangnya sampai seolah-olah  hidupnya totalitas ke arah sana. Misalkan ni orang banyak tahu kalau Fatih Seferagic tu hafidz, Dewi Lestari itu penulis, Sally Giovany tu pengusaha sukses. Terlepas dari mereka yang punya banyak profesi ya.. Misalkan Oki Setiana Dewi tu aktris, ustadzah, penulis, desainer, hayo apa lagi? Wkwkwkwk.. Entah karena multitalenta atau tidak tapi menurutku memang fokus pada 1 bidang itu sangat susah.

Ingin ini ingin itu sebenarnya sah-sah saja. Tapi kalau semua dilakukan berbarengan, dijamin nggak maksimal. Kenapa? Karena nggak focus!

Ngutip ayat suci dikit ya biar semangat!

(QS.[94]. Alam Nasyrah : 7) : Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain.

Kerjakan satu persatu, dan bersungguh-sungguhlah alias fokus!

Coba view my profile, nggak fokus banget kan?! Ak ingin segera memokuskan diri. Muhasabah diri. Semoga yang susah buatku bisa mudah buat kalian.

Dikomentari yuks…

Jumat, 07 Oktober 2016

PERCAYA TENTANG VISUALISASI MIMPI?

Akhir-akhir ini wajah Ibu Marwah Daud Ibrahim beberapa kali muncul di timeline Facebook terkait pendapat beliau tentang Kanjeng Taat Pribadi. Aku kaget tentang hal ini. Em tapi kali ini aku tidak ingin membahas tentang pemberitaan itu. Aku tidak faham secara utuh. Melihat Ibu Marwah Daud Ibrahim mengingatkanku saat kuliah dulu. Aku sempat menonton video singkat beliau tentang visualisasi mimpi dan menuliskan detail cara pencapaiannya. Bahkan sampai sekarang aku menyimpan video itu lho. Seingatku, video itu adalah file CD yang merupakan bonus buku karya Ibu Marwah Daud Ibrahim. Aku juga punya copyan mind mapping dari tahunan, bulanan, hingga harian yang juga termasuk bonus buku.

Kalau waktu SMA ada video Mas Danang dari IPB yang mebuat daftar mimpi, dari video Ibu Marwah ini diturunkan lagi menjadi detail bagaimana cara meraih mimpi dan dikerucutkan lagi menjadi aktifitas pertahun, perbulan, hingga perhari untuk mencapai mimpi. Ibu Marwah mendetailkan bagaimana cara beliau bisa lulus program doktor tepat waktu dalam keadaan hamil. Ada target kapan disertasi harus sudah dimulai, kapan waktu belanja, kapan waktu mengajar, family time, semua didetailkan hingga akirnya beliau lulus dengan nilai kedua terbaik .

Visualisai mimpi sudah menjadi hal biasa sekarang ini. Bahkan sekarang banyak yang jual buku untuk seorang planner. Termasuk Maudy Ayunda juga bikin produk serupa. Semakin banyak yang berani melakukan visualisasi mimpi. Bahkan sudah sampai pada sosialisasi mimpi. Ada yang update status upload foto daftar impiannya hingga gambar terkait. Keren deh!

Percaya pada kekuatan visualisasi mimpi? Menurutku nih ya, visualisasi mimpi mah mudah. Mau jadi kaya apa tinggal tulis, gambar, tempel di dinding kamar. Yang susah itu adalah realisasi. Setuju nggak? Kalau cuma visualisasi tapi nggak pake doa sama usaha, ya mimpi kita jadi bunga tidur aja.

Aku melakukan visualisasi mimpi. Aku menuliskan mimpi-mimpiku dalam sebuah daftar bernomor. Alhamdulilalh beberapa tercoret. Aku juga rutin membuat resolusi tahunan dan ditempel di tembok kamar. Aku juga tipe seorang planner yang mewajibkan buku agenda ada di dalam tas. Inilah yang aku sebut visualisasi mimpi yang aku lakukan.

Menurutku, visualisasi mimpi adalah sebagai pengingat. Manusia mudah sekali lupa. Mudah sekali. Hari ini bersemangat untuk mendapat nilai A, tapi besoknya memilih main HP daripada buka buku. Betul pa betul?
Aku melakukan visualisasi mimpi. Tapi, bukan teori manusia yang aku agungkan dalam hal visualisasi mimpi. Sebagai seorang muslim, kita tahu bahwa prasangka Alloh sesuai prasangka kita. Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah SAW bersabda, Allah berfirman:
أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِى بِى
Aku (Allah) sesuai dengan persangkaan hamba pada-Ku.” (Muttafaqun ‘alaih).

Pernah nonton Film Semesta Mendukung? Dikatakan bahwa alam ini akan mendukung mimpi-mimpi kita. Bukan alam, tapi Sang Pencipta Alam. Alloh lah tahu mana yang terbaik bagi setiap diri kita. Visualisasi mimpi hanya sebagi pengingat untuk berdoa dan berusaha. Dan jangan sampe daftar mimpi kita dipenuhi dengan keinginan dunia semata. Itu yang paling penting.

Alhamdulillah... banyak mimpi yang kutulis menjadi kenyataan sesuai target. Kadang tepat waktu, kadang mundur, kadang diganti jauh yang lebih baik. Layaknya doa. Berkhusnudzon kepada Allah nggak boleh ditinggal.
Kemudian, di saat kita berdoa rutin dan berikhtiar maksimal untuk sebuah mimpi. namun di tengah jalan ada batu besar sebagai penghalang, apa yang kita lakukan? Tetap berkhusnudzon. Ayuk ingat ayat ini. Dalam surat Alam Nasyroh, Allah Ta’ala berfirman,
فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا
Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” (QS. Alam Nasyroh: 5)

Ayat ini pun diulang setelah itu,
إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا
Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” (QS. Alam Nasyroh: 6)

Coba deh buktikan! Sesudah kita sedih akan sesuatu hal pasti akan ada kejutan bahagia setelahnya.

Jadi visualisasi mimpi adalah tentang doa yang diulang-ulang, ikhtiar yang maksimal, dan khusnudzon kita.


NOTE TO MY SELF

CILOK JULIE POWELL

Tahu tentang Julie Powell? Ia sukses dengan blog memasak. Aku ngefans berat  sama film Julie and Julia yang dirilis tahun 2009. Keinginanku untuk nonton ulang film ini sudah tak terbendung. Oleh karena itu kemarin lusa aku fixed beli DVD film Julie and Julia secara online. Harganya 7000 aja. Eh ongkirnya dua kali lipat lebih. Sudah hampir 2 tahun aku nggak nonton film. Entah ini alasan yang diterima atau tidak, tapi dunia mamah muda emang menyita waktuku keseluruhan.

Aku sangat terinspirasi dengan komitmen Julie Powell dalam menyelesaikan target bloggingnya. Tapi semua tentang Julia Child di dalam film itu hampir seluruhnya aku suka. Aktingnya natural, hubungan suami istri yang apa adanya, keahlian memasak yang membuat suaminya ketagihan, pashion Julie Child dalam memasak, dukungan suami Julie, oh aku pikir semua kombinasi itu cukup sempurna. Sempurna layaknya keseharian berumah tangga. Belum tentu film yang based true story bisa natural kaya gini. Ini menurut aku ya.

Aku tak ingin menulis banyak resep seperti Julie, Aku hanya ingin bisa konsisten tentang kegiatan blogging. Tapi nggak apa-apa lah ya sesekali posting resep masakan.  

Hari ini aku bikin MPASI sop daging sapi untuk Pandu. Sore harinya ternyata sopnya masih sisa. Di saat yang sama, aku pengen nyemil cilok. Langsung deh ekskusi sebelum maghrib. Alhamdulillah semua bahan sudah ada. Tinggal masuk, aduk, masak.

Bahan cilok:
150 gram tepung kanji
150 gram tepung terigu
2 batang daun bawang (diiris halus)
*yang ini aku ganti dengan sop MPASI yang sudah aku haluskan
2 siung bawang putih (diiris halus)
Garam , merica, gula, dan kaldu bubuk
300 ml air mendidih

Cara membuat:
Semua bahan dicampur jadi satu, kemudian tuangkan air sedikit demi sedikit dan aduk rata. Bentuk seperti membuat bakso (menggunakan sendok). Masukkan dalam air mendidih dan rebus hingga mengambang dan matang ya.

Saus kacang :
Sambal kacang, saos cabe, dan kecap. Aduk rata semuanya.
Dijamin anti gagal. Mudah banget. Soal rasa, jangan lupa diincip adonannya sebelum masuk panci. Kalau aku ni kurang asin. Wkwkwkwk


Kali ini aku sertakan foto ya sebagai bukti. 
Cilok Julie Powell

Selasa, 04 Oktober 2016

BALADA MPASI



Apa itu MPASI? Yup! MPASI adalah Makanan Pendamping Asi buat si kecil. Waktu pemberian MPASI adalah mulai bayi umur 6 bulan. Bagi mahmud alias mamah muda, saat MPASI adalah saat yang ditunggu. Hal ini berlaku juga pada saya. Dua bulan sebelum jadwal pemberisan MPASI pertama, saya sudah baca banyak artikel tentang MPASI. Dua buku tentang MPASI saya beli. Dan info MPASI terbaru mayoritas saya dapatkan dari instagram. Ternyata soal MPASI ini banyak sekali aliran yang dipakai. Aliran di sini maksudnya bukan aliran menyimpang. Semua tujuan aliran MPASI adalah untuk kebaikan si kecil. Aliran MPASI yang sedang hits saat ini adalah pemberian MPASI organik dan pemberian ASI BLW (Baby Lead Weaning). Berdasarkan pengalaman per-ASI-an yang sudah lalu, kali ini saya tidak akan termakan info-info di media sosial. Karena apa? Semua tips per-ASI-an di instagram, mayoritas akan promo produk ASI Booster. Wkkk... Alhamdulillah banyak ASI Booster yang sudah saya coba. Dan ternyata ASI lancar adalah dengan sering menyusui dan mompa. Itu saja. Soal ASI Booster, bila perlu aja lah ya.!

Kembali tentang MPASI. Banyak tips MPASI yang ujung-ujungnya promosi produk membuat saya cenderung searching tentang MPASI HomeMade, MPASI yang dibuat di rumah. Tapi tentang MPASI Home Made ini, ternyata ada juga yang jualan buku resepnya. Haha .... Alhamdulillah juga saya beli. Korban iklan banget deh! Kemudian, aliran MPASI mana yang saya anut? Saya memutuskan untuk ikut aliran “Kasih Ibu kepada Beta”. Ini adalah aliran MPASI yang saya rancang sendiri sesuai naluri Ibu yang saya miliki.

Prinsip teknis yang saya pakai adalah MPASI harus DIMASAK SENDIRI dengan BAHAN TERBAIK yang ADA DI RUMAH. Yup, ada 3 kata kunci.

Pertama adalah dimasak sendiri. Setiap hari saya membuat bubur untuk Pandu yang kini berusia 8 bulan. Beras putih, beras merah, hingga beras hitam. Dulu di awal, setiap mau makan baru saya masak. Sekali masak habis. Tapi lambat laun saya merasa cape karena tidak praktis. Ya  memang di sini tantangannya MPASI Home Made, tidak instan yang otomatis tidak praktis. Dan di usia 8 bulan ini, saya tidak melarang jika Pandu mau maem roti atau biskuit. Dua kali saya belikan biskuit bayi. Hal ini saya lakukan karena si Pandu suka dikasih krupuk sama sodara. Daripada krupuk ya roti aja dong.. Sesekali aja ya ngasihnya. Meskipun belum bisa ngunyah sempurna,  Pandu juga saya kasih potongan buah apel  sebagai cemilan. Ini adopsi dari metode BLW.

Kedua, adalah bahan terbaik. Kiat semua tahu bahwa  bahan organik adalah bahan makanan terbaik. Tapi saya mengerem diri untuk belanja produk-produk MPASI organik. Saya berpikir organik nggak harus mahal. Tinggal di desa membuat saya berkelimpahan bahan makanan organik. Telur ayam kampung, bayam dari kebun, pisang dari sawah, dan banyak lainnya. Bahan makanan termahal untuk Pandu adalah ikan salmon. Saya beli ikan salmon karena saya setuju dengan pendapat seorang dokter yang menyatakan justru untuk bayi di bawah 2 tahun itu harus banyak protein daging dan ikan untuk kecerdasan dan mencegah anemia. Dari data yang ada, masih banyak bayi di Indonesia yang menderita anemia.

Ketiga, bahan untuk MPASI ya bahan yang ada di rumah saja atau yang mudah dijangkau. Misalkan hari ini saya masak sayur asem pake jagung. Nah jagungnya itu bisa buat bahan MPASI. Bukan sayur asem yang sudah jadi, tapi jagung yang sudah matang. Jangan dikasih gula garam, atau minimalisir gula garam. Saya berpikir  Pandu gede nanti harus mau makan apa saja, belajar bersyukur. Pandu tinggal di rumah ini sama saya jadi ya makanan kami harus sama. Jangan sampai Ibunya makan bothok tempe, eh si anak nggak mau makan hanya karena minta oatmeal organik. Oh ya, dari banyak aliran MPASI ada yang mendahulukan sayuran dan buahan, ada yang langsung makanan pokok, ada yang protein juga di awal. Saya di pemberian MPASI awal sudah mengenalkan bubur beras dicampur pure buah. Beras kan bahan makanan pokok orang Indonesia.

Intinya, jangan termakan iklan. Semua Ibu bisa  memberikan yang terbaik untuk anaknya. Yuk bijak pake medsos.

Senin, 03 Oktober 2016

BARANG HARAM DARI GAJI PERTAMA



Saat konsumen tanya apakah produk dagangan saya halal, saya selalu mengiyakan. Saya yakin karena memang ambil bahan baku daging ayam dari Rumah Pemotongan Hewan (RPH) muslim. Kemudian banyak juga yang menanyakan label halal dari MUI. Saya tahu mereka kurang yakin. Nyatanya banyak sekali produk di luar sana yang bilang halal namun nyatanya pakai campuran daging haram alias daging babi. Sudah banyak kan kasus seperti ini terjadi dan beritanya sudah menasional.

Dan akhirnya, sekarang  saya sedang proses mengurus ijin Halal MUI. Semoga urusannya nanti lancar. Label Halal dari MUI inilah yang akan meyakinkan konsumen bahwa produk saya memang halal 100%. Saya sendiri yang mengatakan halal jadi ada dasarnya dan nggak berkesimpulan sendiri. Jika memposisikan diri menjadi seorang konsumen makanan, dengan melihat label halal akan memunculkan keyakinan tersendiri bahwa produk yang kita konsumsi adalah produk yang baik.

Bagaimana dengan yang selain makanan? Barang-barang yang kita pakai kan juga bisa haram. Eh ingat kan ada salah satu merk hijab yang punya label halal MUI? Kalau merk sepatu ada nggak ya?

Saya ingat kejadian 7 tahun silam. Saat itu sambil menunggu pengumuman kelulusan, saya magang sebagai SPG di pameran buku bersama teman-teman yang lain. Ada Anis, Dila, Kristal, dan Ika. Bisa dibilang itu adalah kali pertama saya bekerja. Jam 10 pagi sampai jam 10 malam diupah 40 ribu. Lumayan sekali kami rasa saat itu. Lama kerja 10 hari saja. Alhasil di akhir event, kami mendapatkan upah 400ribu. Nominal yang wow! Saya langsung bingung mau diapakan uang itu. Hingga akhirnya saya memutuskan untuk membeli sepatu di Plaza Madiun. Saya ingat saya berjanji pada diri sendiri bahwa akan membeli sepatu dengan harga maksimal 200 ribu. Saya dan Kristal punya keinginan yang sama. Kami janjian membeli sepatu bersama. Saya membeli sepatu cantik bermerk Flad*o. Itu adalah sepatu pertama yang paling cantik, pas di kaki, dan paling mahal. 

Saya membawa hijrah sepatu itu ke Jogja untuk kuliah. Kepanasan, kehujanan, sepatu itu selalu menemani. Jujur, sepatunya bandel sekali. Awet. Dan saya merasa percaya diri memakai sepatu warna krem itu. Sampai sekarang saya belum pernah mendapati model sepatu seperti itu lagi. 

Hari-hari kuliah berjalan seperti biasa hingga pada suatu hari ada kejadian yang membuat saya harus membenci barang kesayangan itu. Akhir pekan saya memutuskan untuk ikut Halal School yang diadakan oleh KMMTP. Acara ini membahas tentang dasar halal haram hingga contoh-contoh detailnya dari makanan, kosmetik, dan banyak lainnya. Sampai pada penjelasan tentang kulit babi, dipaparkan ciri-ciri kulit babi adalah ada bintik-bintik membentuk segitiga. Ada beberapa sepatu yang memakai kulit babi karena memang kulit babi lebih murah dan nyaman dipakai. 

Sesampai di kos setelah makan siang dan aktifitas lainnya, saya berjalan ragu menuju rak sepatu. Saya pegang sepatu krem kesayangan, saya buka kulit bagian dalamnya. Dan iya, ada tiga bintik berderet-deret dimana. Tak pikir panjang, saya langsung membungkus sepatu itu ke dalam kantong plastik dan membuangnya ke tempat sampah. Ada sesal, ada sedih, ada sedikit marah. Pernah mengalami cinta bertepuk sebelah tangan? Ini lebih sakit daripada itu. 

Punya barang haram di rumah? Ayo dicek!