Sekarang aku tahu bagaimana rasanya
menjadi ibu. Bismillah.. aku akan menulis pengalaman bagaimana usahaku untuk
memenuhi hak anakku yaitu mendapatkan Air Susu Ibu alias ASI. Berdasarkan
pengalaman ni, ibu baru yang bermasalah dengan ASI akan banyak browsing tentang
perjuangan ibu lainnya terkait ASI. Semoga tulisan ini menjadi salah satu
bacaan yang bermanfaat.
Kenapa
ya jaman sekarang ASI nggak otomatis keluar seperti jaman dulu jaman ibu atau
nenek kita? Aku sempat bertanya seperti itu. bahkan saat hamil aku tak begitu
fokus dengan yang namanya bagaimana ASI nanti lancar dan mencukupi kebutuhan
bayi. Aku pikir ya nanti setelah melahirkan ASI akan keluar dengan sangat
alamiah setelah disedot bayi. Anggapan ini tak sepenuhnya salah. Namun ternyata
itu tak terjadi pada diriku. Bahkan dengan ilmu yang kurang, bayiku sudah minum
susu formula di hari pertama. Hari berganti hari hingga akhirnya anakku lebih
banyak minum susu formula daripada minum ASI. Alhamdulillah.. anakku tidak
bingung puting. Dia mau nenen langsung dan dari botol. Aku ingin sekali anakku
bisa full ASI meskipun sudah terlanjur minum susu formula. Tekadku kuat untuk
menghentikan susu formula. Lha wong ibu yang bekerja aja rela mompa ASI masa
aku yang full di rumah malah ngasih susu formula. Semua tahu bahwa semahal
apapun harga susu formula, tak akan ada yang bisa menggantikan kandungan ASI. Right?
Bagaimana
kisah perjuangan untuk menghentikan pemberian sufor? Berdasarkan pengalaman,
kunci sukses memberikan asi adalah tekad dari si ibu sendiri disertai dukungan
lingkungan sekitar. Oh ya pemberian sufor tu bukan ideku lhooo, nenek si bayi
yang mengusulkan. Dan aku menyetujui. Ya begitulah... tekadku belum kuat saat
itu. Mungkin karena keadaan fisik setelah melahirkan.
Kunci
pertama yaitu tekad yang kuat atau bisa kita ganti poin ini dengan niat yang
benar. Jangan sampai niat memberikan ASI agar nggak beli susu formula, atau
buat posting di medsos bahwa kita aktifis ASI, dan niat melenceng lainnya. Air
Susu Ibu itu hak anak lho ya! Jadi luruskan niat kesana... apapun yang
dilakukan seorang ibu inshaalloh ada ganjarannya. Asal niatnya lurus.
Ada
ibu baru yang setelah melahirkan ASInya mengucur deras setelah beberapa hari. Payudara
terasa penuh dan sakit bila ASI tidak dikeluarkan. Aku percaya hal itu meskipun
tidak terjadi padaku. Bahkan payudaraku biasa saja tidak seperti sedang
menyusui. Bahkan ibu berucap meskipun aku bertekad menyusui, tidak akan cukup. Pernyataan
itu keluar karena melihat payudaraku tidak penuh seperti ibu menyusui lainnya. Kembali
lagi pada kunci pertama yaitu tekad yang kuat. Bismillah. Semua saran orang untuk
memperlancar ASI sudah kulakukan. Untuk obat, aku pernah konsumsi Naturebreast,
Molocco, Asifit, dan nihil. Untuk sayuran, dari daun katuk, daun pepaya, daun
bayam, sawi, rebusan kacang ijo.. dan banyak makan sayur juga aku lakukan. Asi
booster dari yang berupa teh, susu, dan juga berupa kaplet yang harganya
setengah juta juga aku coba. Dan hasilnya? Biasa saja.
Oh ya, aku mompa
ASI juga. Padahal aku di rumah terus lho... kenapa mompa? Tekadku terlanjur
kuat banget. Katanya ASI itu keluar berdasarkan permintaan. Jadi kudu terus
dirangsang kan... Semangat Mom!!!
Bagaimana teknisnya
untuk merangsang ASI keluar? Ada 3 tahap saat ASIku kurang hingga bisa full ASI.
Pertama saat bayi lapar langsung aku susui, jika masih nangis lanjut susu
formula. Ini terjadi di awal-awal setelah kelahiran. Kedua, saat bayi lapar langsung
aku susui, jika masih nangis lanjut kasih ASI Perah. Ini terjadi saat aku udah
mompa ASI. Dan tahap ketiga adalah saat bayi lapar aku susui dan dia tidak
nangis meskipun masih kurang kenyang. Dan sekarang, alhamdulillah bayi kenyang
ibu riang. Bahagia sangat. Setelah berdarah-darah dan sering nangis, akhirnya
hasilnya tercapai.
Kemudian
kunci sukses kedua adalah dukungan orang sekitar alias keluarga. Kita komunikasikan
pada mereka bahwa kita mau menghentikan sufor. Misalkan saja dari banyak
sayuran tadi dimasakkin sama ibu, beli obat dan asi booster dibeliin suami,
daun katuk dicariin mertua, dan banyak dukungan lain yang sangat penting.
Memberikan
ASI atau susu formula adalah keputusan ibu. ASI adalah hak anak. Dan ternyata
ASI itu adakalanya harus diperjuangkan. Bukan berarti ibu yang memberikan sufor
itu tidak berjuang ya. Ibu dan perjuangan adalah saudara kandung. Tuliskan perjuanganmu!
Perjuangan pahit akan manis setelah dituliskan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar