Minggu, 01 Mei 2016

PERJUANGANKU UNTUK FULL ASI SETELAH SAMBUNG SUSU FORMULA



            Sekarang aku tahu bagaimana rasanya menjadi ibu. Bismillah.. aku akan menulis pengalaman bagaimana usahaku untuk memenuhi hak anakku yaitu mendapatkan Air Susu Ibu alias ASI. Berdasarkan pengalaman ni, ibu baru yang bermasalah dengan ASI akan banyak browsing tentang perjuangan ibu lainnya terkait ASI. Semoga tulisan ini menjadi salah satu bacaan yang bermanfaat.
            Kenapa ya jaman sekarang ASI nggak otomatis keluar seperti jaman dulu jaman ibu atau nenek kita? Aku sempat bertanya seperti itu. bahkan saat hamil aku tak begitu fokus dengan yang namanya bagaimana ASI nanti lancar dan mencukupi kebutuhan bayi. Aku pikir ya nanti setelah melahirkan ASI akan keluar dengan sangat alamiah setelah disedot bayi. Anggapan ini tak sepenuhnya salah. Namun ternyata itu tak terjadi pada diriku. Bahkan dengan ilmu yang kurang, bayiku sudah minum susu formula di hari pertama. Hari berganti hari hingga akhirnya anakku lebih banyak minum susu formula daripada minum ASI. Alhamdulillah.. anakku tidak bingung puting. Dia mau nenen langsung dan dari botol. Aku ingin sekali anakku bisa full ASI meskipun sudah terlanjur minum susu formula. Tekadku kuat untuk menghentikan susu formula. Lha wong ibu yang bekerja aja rela mompa ASI masa aku yang full di rumah malah ngasih susu formula. Semua tahu bahwa semahal apapun harga susu formula, tak akan ada yang bisa menggantikan kandungan ASI. Right?
            Bagaimana kisah perjuangan untuk menghentikan pemberian sufor? Berdasarkan pengalaman, kunci sukses memberikan asi adalah tekad dari si ibu sendiri disertai dukungan lingkungan sekitar. Oh ya pemberian sufor tu bukan ideku lhooo, nenek si bayi yang mengusulkan. Dan aku menyetujui. Ya begitulah... tekadku belum kuat saat itu. Mungkin karena keadaan fisik setelah melahirkan.
            Kunci pertama yaitu tekad yang kuat atau bisa kita ganti poin ini dengan niat yang benar. Jangan sampai niat memberikan ASI agar nggak beli susu formula, atau buat posting di medsos bahwa kita aktifis ASI, dan niat melenceng lainnya. Air Susu Ibu itu hak anak lho ya! Jadi luruskan niat kesana... apapun yang dilakukan seorang ibu inshaalloh ada ganjarannya. Asal niatnya lurus.
            Ada ibu baru yang setelah melahirkan ASInya mengucur deras setelah beberapa hari. Payudara terasa penuh dan sakit bila ASI tidak dikeluarkan. Aku percaya hal itu meskipun tidak terjadi padaku. Bahkan payudaraku biasa saja tidak seperti sedang menyusui. Bahkan ibu berucap meskipun aku bertekad menyusui, tidak akan cukup. Pernyataan itu keluar karena melihat payudaraku tidak penuh seperti ibu menyusui lainnya. Kembali lagi pada kunci pertama yaitu tekad yang kuat. Bismillah. Semua saran orang untuk memperlancar ASI sudah kulakukan. Untuk obat, aku pernah konsumsi Naturebreast, Molocco, Asifit, dan nihil. Untuk sayuran, dari daun katuk, daun pepaya, daun bayam, sawi, rebusan kacang ijo.. dan banyak makan sayur juga aku lakukan. Asi booster dari yang berupa teh, susu, dan juga berupa kaplet yang harganya setengah juta juga aku coba. Dan hasilnya? Biasa saja.
Oh ya, aku mompa ASI juga. Padahal aku di rumah terus lho... kenapa mompa? Tekadku terlanjur kuat banget. Katanya ASI itu keluar berdasarkan permintaan. Jadi kudu terus dirangsang kan... Semangat Mom!!!
Bagaimana teknisnya untuk merangsang ASI keluar? Ada 3 tahap saat ASIku kurang hingga bisa full ASI. Pertama saat bayi lapar langsung aku susui, jika masih nangis lanjut susu formula. Ini terjadi di awal-awal setelah kelahiran. Kedua, saat bayi lapar langsung aku susui, jika masih nangis lanjut kasih ASI Perah. Ini terjadi saat aku udah mompa ASI. Dan tahap ketiga adalah saat bayi lapar aku susui dan dia tidak nangis meskipun masih kurang kenyang. Dan sekarang, alhamdulillah bayi kenyang ibu riang. Bahagia sangat. Setelah berdarah-darah dan sering nangis, akhirnya hasilnya tercapai.
            Kemudian kunci sukses kedua adalah dukungan orang sekitar alias keluarga. Kita komunikasikan pada mereka bahwa kita mau menghentikan sufor. Misalkan saja dari banyak sayuran tadi dimasakkin sama ibu, beli obat dan asi booster dibeliin suami, daun katuk dicariin mertua, dan banyak dukungan lain yang sangat penting.
            Memberikan ASI atau susu formula adalah keputusan ibu. ASI adalah hak anak. Dan ternyata ASI itu adakalanya harus diperjuangkan. Bukan berarti ibu yang memberikan sufor itu tidak berjuang ya. Ibu dan perjuangan adalah saudara kandung. Tuliskan perjuanganmu! Perjuangan pahit akan manis setelah dituliskan.
           

Tidak ada komentar:

Posting Komentar