Kamis, 04 Februari 2016

JUJU TAK PULANG


           Adzan subuh berkumandang dengan merdu. Tina terbiasa bangun pagi saat subuh. Ibunya bilang, kebiasaan baik ini akan membuat badannya sehat. Pagi ini tak seperti biasa, Tina tampak tak bergairah. Ia melangkah menuju kamar mandi dengan langkah yang berat. Tina memandang sekeliling rumah seperti mencari sesuatu.
            “Juju belum pulang Nak... nanti juga pulang. Sudah, kamu mandi dulu biar badan segar. “
            Ibu tahu bahwa Tina mencari Juju kucing kesayangannya. Semenjak kemarin sore Juju tidak ada di rumah. Hingga malam tiba, Juju tak kunjung pulang. Tina yang tak biasa tak melihat Juju merasa resah sehingga susah tidur. Juju adalah kucing kesayangan Tina yang setiap hari bermanja-manja padanya. Tina sangat sayang pada Juju. Tak biasanya Juju menghilang karena Juju tidak suka main keluar rumah. Juju lebih suka seharian berada di rumah bersama Tina.
            “Tapi kan tak biasanya Juju nggak ada di rumah semalaman Bu. Nanti kalau ada apa-apa sama dia gimana?” Tina memandang sendu ke arah ibunya.
            “Eh ingat nggak, Juju pernah lho semalaman nggak pulang. Tapi paginya dia pulang. Sepertinya dia main sama kucing tetangga yang berbulu belang itu. Semoga Juju segera pulang dan nggak kenapa-kenapa ya..” Ibu mencoba menenangkan Tina.
            Tina melangkah lemas menuju kamar mandi.
            “Jangan lupa berdoa masuk kamar mandi ya Tina sayang..” Ibu mengingatkan.
            “Iya..”

....................................

            Sarapan sudah siap di atas meja. Menu sederhana yaitu nasi pecel dengan lauk tempe goreng. Tina pun telah bersiap untuk pergi ke sekolah, meskipun belum muncul senyum di wajahnya.
            “Ayo sarapan dulu..”
            “Aku ingat Juju Bu, kan biasanya dia pagi-pagi sudah minum susu.”
            “Tina... kamu harus semangat ya! Nanti kalau lemas begitu di sekolah, nggak bisa konsentrasi belajarnya lho. Ayo sarapan dulu agar bertenaga.”
            Meskipun pelan, Tina berhasil menghabiskan nasi pecelnya pagi ini. Pantang baginya untuk menyisakan makanan. Setelah sarapan selesai, Tina berangkat ke sekolah menggunakan sepeda. Jarak sekolah Tina cukup dekat dengan rumah.
            “Tina berangkat ya Bu.. nanti aku pulang sekolah mau ketemu Juju ya Bu?” harap Tina memelas.
            “Iya. Semoga nanti Juju sudah pulang. Kalau belum pulang, biar Ibu yang cari ke tetangga ya Nak..”
      “Tina berangkat.. Assalamualaykum..” Tina mencium tangan Ibunya.         
             “Waalaykum salam. Hati-hati ya...”
            Tina memang tak terpisahkan dengan Juju. Juju adalah teman setia Tina setiap hari. Juju sering menunggu kepulangan Tina dari sekolah dengan duduk di tengah pintu rumah depan. Setelah Tina pulang, Juju sangat suka bermanja-menja dengan menempelkan badannya pada Tina sebagai tanda minta dibelai.
            Awalnya Juju adalah kucing Mbak Nury tetangga Tina. Juju kesasar dan masuk rumah Tina. Tina yang tertarik melihat kelucuan Juju mencoba memberi sedikit makanan. Setelah setiap hari kejadian itu berulang, Juju akhirnya merasa nyaman dan menetap di rumah Tina. Semakin hari, mereka semakin akrab. Juju sangat suka bermanja-manja dengan Tina. Dan Tina pun senang memanjakan Juju.
            Biasanya, setiap shubuh Juju sudah menunggu di depan kamar Tina. Saat Tina keluar kamar, Juju akan membuntuti Tina ke kamar mandi. Juju akan menunggu Tina hingga ia selesai dan akan membuntuti kembali ke kamar untuk sholat subuh. Saat Tina mengerjakan sholat subuh, Juju akan setia menunggu di samping sajadah dengan duduk manis. Setelah itu Juju akan membuntuti Tina ke dapur. Tina akan membuatkan susu untuk Juju. Juju sudah punya gelas khusus bewarna hijau muda yang digunakan untuk minum susu setiap hari. Tina membeli susu itu saat belanja di supermarket. Ibu sempat heran saat Tina ingin dibelikan susu padahal selama ini Tina tidak suka susu. Ternyata susu itu sengaja ia minta untuk diberikan pada Juju. Saking syanagnya Tina pada Juju.
            Juju adalah kucing yang gemar tidur. Ia menghabiskan siang hari dengan banyak tidur. Tina pun sudah menyiapkan tempat tidur Juju yaitu sebuah keset empuk yang nyaman. Juju terbiasa tidur di sana. Tina juga sering merekam tingkah lucu Juju saat bermain seperti berlari, mengejar tali, dan mengejar ekornya sendiri. Saat Tina mengerjakan PR pun, Juju dengan setia menemani dengan duduk ataupun tidur di dekat kaki Tina. Mereka berdua tak terpisahkan.
            Semenjak kemarin sore, Juju tidak terlihat di rumah. Saat malam tiba, tempat tidur Juju juga masih kosong. Tina mulai khawatir. Namun Ibu menenangkannya untuk bersabar menunggu besok pagi. Paginya, Tina tetap berangkat ke sekolah meskipun pikirannya masih tertuju pada Juju.

...........................................

            Jam sudah menunjukkan jam 9 pagi. Ibu yang belum melihat kepulangan Juju mulai khawatir. Tina akan pulang sekolah jam sebelas. Jika Juju belum di rumah, Tina pasti akan sedih. Akhirnya Ibu memutuskan untuk mencari Juju. Ibu langsung menuju rumah Mbak Nury. Mbak Nury adalah pemilik pertama Juju. Bahkan Ibu dan saudara-saudara Juju masih tinggal di rumah Mbak Nury. Mungkin saja Juju pulang ke rumah pertamanya.
            “Mbak Nury..” Sapa Ibu sesampainya di rumah Mbak Nury.
            “Eh iya Bu..” Mbak Nury yang sedang menyapu langsung menghentikan aktifitasnya.
            “Ini... kucing hitam putih yang itu...”
            “Oh iya.. Tina nyariin ya Bu?” Mbak Nury langsung tanggap.
            “Iya... kucingnya pulang ke sini?” Ibu bertanya antusias.
            “Oh gini Bu... kucing itu sudah lama nggak pulang ke sini. Nah, kemarin sore kucingnya ketabrak mobil di depan rumah dan langsung mati. Langsung dikubur sama Bapak..” Mbak Nury menyampaikan dengan raut muka sedih.
            “Innalilahiwainnailaihi rajiun... “
            “Tina nyariin terus Bu?”
            “Iya... katanya nanti pulang sekolah pengen kucingnya sudah di rumah.. Ya sudah mbak nanti biar saya jelaskan pelan-pelan..”

.............................................

            “Assalamualaykum...”
            “Waalaykum salam... eh anak ibu sudah pulang. Gimana tadi di sekolah?”
            “Bu, Juju mana?” Tina melihat sekeliling rumah.
            “Tina, kamu ganti baju dulu ya... nanti Ibu kasih tahu dimana Juju.. Oke?”
            “Tapi aku mau ketemu Juju sekarang Bu...”
            “Juju sudah nggak di sini, nanti Ibu kasih tahu tapi syaratnya Tina harus ganti baju dulu ya.. kan ini seragamnya besok dipakai lagi.. Ayo..”
            Tina akhirnya menurut pada perkataan Ibu. Setelah ganti baju, Tina langsung menagih janji Ibunya.
            “Bu, aku sudah ganti baju. Ayo kita jemput Juju...!” Tina terlihat tak sabar.
            “Duduk sini dulu, Ibu mau bicara..” Ibu mengajak Tina untuk duduk di sofa. Ibu memegang kedua tangan Tina dan tersenyum manis.
            “Tina.. Tadi Ibu sudah mencari Juju ke rumah Mbak Nury. Ternyata Juju sudah pulang, dan nggak bisa balik lagi ke sini.” Ibu Tina menjelaskan dengan hati-hati.
            “Loh! Kan kita bisa jemput Bu.. Juju sakit? Juju kan udah jadi kucingku jadi pulangnya harus ke sini dong! Aku kan bisa merawatnya.”
            “Begini Tina, kemarin sore Juju kecelakaan ditabrak mobil. Dan sekarang Juju sudah pulang ke Alloh. Tina mengerti kan?”
            Ekspresi Tina langsung berubah. Matanya berkaca-kaca dan hidungnya memerah. Ibu tahu Tina akan sedih. Ibu langsung mengelus rambut Tina.
            “Tina nggak boleh sedih. Setiap makhluk hidup pasti akan mati kan sayang?”
            Tina masih diam membisu. Pipinya sudah basah dengan air mata. Ia sesenggukan mencoba menahan tangis.
            “Trus, sekarang Juju dimana Bu? “ Tina bertanya dengan terbata-bata. Air matanya mengucur deras.
            “Sudah dikubur di belakang rumah Mbak Nury.”
            “Tapi aku belum lihat Juju Bu...” Tina terisak. Tangisnya semakin keras.
            Ibu memeluk Tina untuk menenangkannya. Tina menangis cukup lama. Bahkan Tina melewatkan makan siang. Ia tidur siang lebih lama karena lelah menangis.
            Sore harinya, setelah mandi sore Tina mendekat pada Ibu yang sedang memasak di dapur.
            “Bu, aku sore ini tidak masuk TPA ya?” Tina menunduk demi mengutarakan keinginannya.
            “Kenapa sayang?”
            “Aku malu mataku sembab..” Tina melihat Ibunya kemudian kembali menunduk karena malu.
            “Oh iya nggak apa-apa. Tapi hari ini saja ya sedihnya?”
            “Iya Bu....”
            “Oh iya.. Tina tadi siang belum makan kan?... Sekarang makan ya??”
            Tina duduk di kursi makan sambil menggelengkan kepala.
            “Bu, nanti di akhirat aku bisa bertemu sama Juju lagi kan?” Ternyata Tina masih memikirkan Juju.
            Ibu tersenyum mendengar pertanyaan Tina.
            “Tina sayang... tidak ada yang tahu tentang apa yang terjadi akhirat nanti kecuali Alloh. Yang penting, selama Juju di sini Tina sudah berbuat baik padanya. Memberi makan dan minum, menyediakan tempat tidur, dan tidak menyakitinya. Nah, itu pahalanya besar sekali. Kebaikan apapun yang kita berikan pada makhluk Alloh di dunia ini nilainya sedekah lhoo.. “
            “Aku ingin bertemu Juju saat di akhirat nanti Bu...”
            “Tina, ingat nggak kisah tentang orang yang masuk neraka karena menyiksa kucing? Dan kisah seorang perempuan masuk syurga karena memberi minum anjing?”
            Tina mengangguk. Tina mengingat dengan baik semua cerita sebelum tidur yang dibacakan Ibu..
            “Apapun yang diminta Tina di akhirat nanti akan dikabulkan jika Tina bisa masuk syurga. Nah, untuk masuk syurga Tina harus jadi anak yang baik. Iya kan? Juju senang tinggal di sini karena ada Tina yang baik.”
            Tina kembali mengangguk menyetujui perkataan Ibunya.
            “Kalau Tina sedih, Juju juga akan sedih...”
            Tina merenungkan perkataan Ibunya. Ia memutuskan tidak akan sedih berlama-lama lagi dan ikhlas melepas Juju.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar