Aku mempunyai mimpi untuk menjadi
seorang hafidzah. Saat aku memikirkan banyak mimpi-mimpiku yang lain, aku
selalu ingat dengan mimpi ini. serasa ada yang mengganjal. Aku sangat tahu
bahwa impian ini adalah impian mulia. Dan kalau nggak sekarang, kapan lagi? Aku
menulis bahwa aku akan menjadi seorang hafidzah di tahun 2018. Bisa dilihat di profil....
Alloh yang berhak atas hasil nantinya. Tugasku
adalah berikhtiar sebaik mungkin. Dan aku sepertinya jenuh dengan penundaan.
Dahiku langsung mengerut membayangkan penyesalanku jika aku tidak memulai
ikhtiarku sekarang. Aku ingin menjadi yang ibu yang terbaik untuk Pandu, guru
kecilku.
Mulai hari ini, aku ingin menulis perjuanganku
untuk menjadi seorang hafidzah. Aku akan berusaha untuk rutin menulis. Semoga aku
bisa sukses dengan mimpiku yang satu ini. semoga Allah memberikan kemudahan.
Aamiin
Keadaanku sekarang adalah sebagai ibu muda
dari seorang balita berumur 7 bulan. Keseharianku mengurus keperluan anak dan
juga menjalankan usaha kuliner berupa online shop (bisa dicek ke instagram
@dorabon_enak. Haha sekalian promo deh. Eh emang blog ini ada yang baca?!
Wkwkwk)
Kapan aku akan menghafal? Aku yakin ke
depannya tidak akan mudah. Tapi akan menjadi lebih sulit lagi jika aku menunda cita-cita
ini. Mimpi ini harus jadi prioritas. Semoga semua yang aku lakukan menjadi amal
jariyah untuk kedua orang tuaku. Aamiin
“Jika
mimpimu tidak membuatmu bangun sholat malam, berarti kamu tidak serius!”
Begitulah kiranya perkataan Ustadz Yusuf
Manshur yang pernah kubaca. Aku sulit sekali untuk bangun pagi. Alarm yang
berbunyi berhasil aku matikan dan seringnya aku malah tidur kembali. Padahal Bu
Nurus dan Mbak Khosi bilang bahwa dini hari adalah waktu yang tepat untuk
menghafal. Pikiran sedang fresh. Seringkali aku diingatkan tentang hal itu,
tapi apalah arti pengetahuan tanpa dipraktekkan. Bismillah..
TIDUR SIANG, PENTINGKAH?
Ada yang bilang bahwa tidur siang itu
penting sekali untuk pemulihan energi. dengan tidur siang, badan akan kembali
segar untuk melanjutkan aktifitas. Hal ini tidak untukku. Aku adalah tipe orang
yang tidak bisa tidur sebentar. Kalau sudah terlelap sukanya kebablasan minimal
1 jam. Padahal 1 jam itu berharga sekali.
Godaaan untuk ketiduran adalah saat
menidurkan Pandu. Anaknya nyenyak, eh mamanya pulas. Makanya, untuk menyiasati
hal ini aku ada trik tersendiri. Pertama adalah posisi badan saat menyusui
jangan full rebahan. Misalkan saja satu tangan digunakan untuk menopang kepala.
Nah biar si anak cepet tidur, jangan lupa untuk melantunkan sholawat. Kalau
anak cepet tidur, kemungkinan mamanya ketiduran jauh lebih kecil. Ya kan?
Trik kedua adalah tangan pegang HP. Di
saat Pandu bangun dan aktif bergerak, aku kewalahan jika harus pegang HP untuk merespon
kepentingan usaha. Nah di saat menyusui ini adalah kesempatan yang bagus. Tapi
kalau terpaksa aja hal ini kulakukan, misalkan ada pihak yang menunggu respon
secepatnya. Jangan sampai anak merasa diduakan dengan gadget. Itu prinsip
penting yang perlu dipegang.
Mudah bagi kita menahan kantuk jika
badan bergerak atau beraktifitas. Tapi saat menyusui kan badan mager tu. Dua
trik di atas cukup mujarab untuk mencegahku dari ketiduran. Setelah anak tidur
nyenyak, kan bisa kita tinggal ngurus negara alias setlika atau ngetik. Oh ya
jangan lupa tetep murojaah atau mendengarkan tilawah dari HP. Jangan lupakan
mimpi ya! Mimpi yang sudah terpatri harus ditepati layaknya janji. Nasehat
untuk diri sendiri..
NASEHAT DARI SEORANG HAFIDZAH DI JEPANG
Tahun lalu, aku mendengar kabar seorang
alumni kampus tercinta yang cantik dan single eh dah mau kuliah S3 di Jepang.
Kabar yang membuatku langsung mengidolakan beliau adalah ternyata beliau ini seorang
hafidzah. Langsung deh aku cari kabar terlengkap bagaimana bisa ada bidadari
sempurna kaya gitu? Aku kan juga pengen jadi seperti beliau. Hatsah!
Langsung aku hubungi temanku yang satu
fakultas dengan Mbak Wahyu namanya. Dan tak disangka tak dinyana, ternyata
temenku si Era ini satu proyek penelitian dengan Mbak Wahyu. Allah Maha Baik.
Era mengirimiku foto Mbak Wahyu dan pin BBMnya. Alhamdulillah. Allah Maha Baik
deh pokoknya.
Aku rajin berdoa, “Ya Alloh ijinkanlah hambaMu ini kenal dengan orang-orang hebat yang
dapat Hamba ambil pelajaran darinya. Aamiin..”
Nasehat Mbak Wahyu hanya satu tapi
mengena sampai sekarang. Intinya adalah aku harus akrab, harus nyaman, harus
terbiasa dulu berlama-lama dengan Alquran. Aku harus menikmati dulu segala
kegiatan dan serba serbi bersama Alquran. Kalau sudah nikmat, menghafal akan
lebih mudah. Terima kasih Mbak Wahyu, di sela kesibukan studi di Jepang masih
mau membalas chatku meski belum kenal langsung.
Oke, dan kebiasaan yang mulai kugalakkan
sekarang adalah bangun tidur langsung nyetel tilawah quran dari HP. Agar si Pandu
juga terbiasa mendengarkan lantunan ayat suci Alquran. Terus bakda maghrib
tilawah wajib adalah Al Mulk ditambah surat yang sedang dihafal. Kegiatan bakda
maghrib ini Pandu selalu diajak. Yuk akrab-akraban dengan Alquran.
NIAT DI AWAL? SALAH BESAR!
Selesai maghrib, aku dipanggil Ayahnya Pandu
karena Pandu kelihatan ingin menyusu. Dan setelah menyusui, kami bercanda
bersama bertiga. Sepuluh menit kemudian aku tersadar, ini kan waktunya aku
tilawah kok malah asyik bercanda? Sempat terbesit di dalam pikiran, ah besok saja lah sekali-kali nggak apa-apa.
Ini kan demi keharmonisan keluarga. Mumpung Ayahnya Pandu nggak sibuk.
Setelah berpikir lagi sejenak, aku langsung menggendong Pandu masuk kamar.
“Pandu
ngaji dulu Yukk...”
Tidak memungkinkan ngaji di ruang
keluarga sedangkan ada Ibu yang sedang menonton TV.
Alhamdulillah Alloh memberikan
pertolongannya. Aku berhasil mengalahkan bisikan setan yang sempat menggoda.
Meskipun akhirnya Ayah Pandu dan Pandu melanjutkan bercanda di kamar,
setidaknya aku bisa tetap ngaji Al Mulk dan surat yang sedang kuhafal. Meskipun
di ayat terakhir sambil menggendong Pandu
yang gelendotan tanda sudah mulai bosan.
Setelah ngaji, baru deh lanjut fokus
main sama Pandu lagi. Lega sekali rasanya. Semoga menjadi kebiasaan. Kebiasaan
inilah yang akan jadi salah satu langkah untuk mempermudah langkahku menjadi
hafidzah. Itulah niat, harus kuat di awal, di tengah, di sepanjang perjalanan
kita.
Semoga rutin menulis. yuk nulis yuk...!