Mahasiswa diartikan
secara umum sebagi seorang yang menyenyam pendidikan hingga perguruan tinggi. Pengertiannya bisa sesederhana itu, tapi
keberadaan mahasiswa memiliki peran yan tidak main-main dalam sejarah. Banyak
contoh peran mahasiswa dalam sejarah. Penggulingan Soeharto misalnya. Mahasiswa
yang identik sebagai wajah pemuda Indonesia memang selalu diawasi
gerak-geriknya. Ibarat artis yang berprofesi sebagai public figure, mahasiswa tak jarang merasa di posisi yang sama. Harapan
bangsa dan masyarakat terhadap peran-peran mahasiswa menuntut mahasiswa untuk
selalu mengupgrade diri setiap waktu.
Tampil dengan bagus seolah suatu keharusan.
Mahasiswa sadar
tentang peranan mereka seharusnya bagaimana. Mahasiswa juga tak jarang
menyelipkan kata “bermanfaat untuk negara” dalam mimpi masa depannya. Tak sedikit
mahasiswa yang berjuang untuk bagus di akademik, berprestasi nasional, hingga
mempunyai kegiatan sosial. Tak sedikit juga yang sudah mencapai tahap dimana
dikatakan ia menjadi teladan bagi mahasiswa lain. Mahasiswa sadar bahwa setelah
lulus kuliah, mereka akan dibutuhkan dalam masyarakat. Mereka juga sadar bahwa
kehidupan di kampus amatlah berbeda dengan realita hidup di masyarakat. Dan mereka
yang tak sedikit itu terus berjuang tahap demi setahap untuk mempersiapkan
diri.
Namun, tak
banyak mmasyarakat yang tahu tentang beban yang dimiliki seorang mahasiswa dalam
menjalankan perannya. Demo bukanlah keinginan mahasiswa. Pastilah ada sebab
yang melatar belakangi. Masyarakat sedikit tahu apa yang terjadi dengan dunia
kampus. Beban akademik, perkembangan diri, dan godaan-godaan yang ada. Mahasiswa
tumbuh dalam lingkungan yang tak banyak teladan di dalamnya. Idealisme yang
terbentuk pun nantinya akan terbenturkan dengan realita kehidupan yang
sebenarnya.
Tak sedikit
mahasiswa apatis, dan tak banyak mahasiswa yang bersolidaritas. Kurangnya teladan
kadang membuat sebuah kebenaran atau kesalahan terlihat ambigu di mata mahasiswa.
Bingung sama dengan salah arah. Gambaran yang sering tersajikan adalah kebobrokan demi
kebobrokan. Tempat pendidikan di kota-kota besar yang lekat dengan gaya hidup
modern juga menjadi godaan tersendiri. Kepekaan semakin terkikis.
Moral mahasiswa
dikatakan cenderung merosot. Ah kenapa hanya mahasiswa. Nyatanya itu adalah
cerminan dari moral seluruh masyarakat yang ada. Mahasiswa jengah dengan dalih
bahwa mereka kaum terpelajar. Toh nyatanya sekarang semua orang bisa belajar
dengan mudah.
Mahasiswa tahu bahwa mereka sedang ditunggu
untuk menjadi pemimpin-pemimpin hebat. Mereka percaya bahwa mereka bisa menjadi
lebih unggul. Tapi terkadang pandangan sinis meluluhlantakkan semangat mereka
untuk bangkit. Karena tidak semua mahasiswa bermental baja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar