Bulan puasa
sudah sampai pada hari ke 14. Tinggal setengah perjalanan lagi. Aku sudah tak
sabar berkumpul dengan keluarga saat lebaran. Namun sebelum aku pulang aku
harus menyelesaikan skripsi. Hari-hari di kamar kos kuhabiskan untuk memeras
pikiran mengerjakan skripsiku ini. Sepi sekali rasanya. Tapi semenjak aku
mempunyai Ramon, aku merasa tidak sendiri di kamar.
Ramon adalah
ikan hias hadiah dari temanku. Aku ingat sekali sudah hampir setahun aku
merawatnya. Wujudnya dulu yang mungil
kini sudah bisa digenggam. Dan akhir-akhir ini sebenarnya aku sedang memikirkan
bagaimana nasib Ramon saat kutinggal mudik.
“Eh Zen! Gimana
si Ramon? Kok di kamar aja?”, tanya mbak Icha tetangga kamarku.
“Duh.. iya ni
aku juga kasian dia tak melihat cahaya matahari tapi bagaimana lagi. Aku trauma
kemarin ada kucing mengintai Ramon. Awas aja kalo tu kucing macem-macem!”,
jawabku dengan muka kesal.
“Ya ampun kamu
ni, marah kok sama kucing. Gimanapun ikan tu ya diincar kucing. Aneh!”, mbak
Icha berlalu menuju kamar mandi.
Iya
juga sih, kucing memang makannya ikan tapi ya jangan Ramon dunk hiks... aku
nggak bisa membayangkan jika Ramon dilahap sama tu kucing.
Kreeekk!
Mira keluar
kamarnya sambil mengucek mata. Sepertinya dia terganggu dengan suaraku yang
terlalu keras.
“Ada apa ni?
Pasti ngulusi Lamon lagi...”
“Ramon!”,
jawabku membenarkan Mira yang tak pandai menyebut huruf R. Aku langsung masuk
ke dalam kamar. Satu minggu lagi aku akan mudik, aku harus segera menemukan
cara membawa mudik Ramon. Aku nggak mau Ramon mati konyol seperti nasib ikan
Ayu yang mati karena ditinggal mudik. Sadis banget. Ikan kan juga termasuk
makhluk Allah yang harus dilindungi.
Hari itu juga
aku update status di facebook tentang Ramon. Pasti banyak ide dari seribu lebih
temanku di facebook.
AKU PUNYA
PELIHARAAN IKAN. BAGAIMANA YA CARA MEMBAWANYA PULANG MUDIK?
Send!
5
menit kemudian...
Hana berkomentar
: gampang banget. Caranya ikan tu digoreng dulu trus dimakan deh, bawa mudik
:-p
Ih
Hana ni lebih sadis lagi..
Budi berkomentar
: titipin aja ke temanmu yang ada di Jogja. Pasti ada kan? Atau titipin ke
takmir cakep samping kosmu tu. Itung-itung sekalian PDKT hahaha !
Ngaco
banget si Budi. Tugas takmir tu ngurusi masjid bukan ngurusi ikan. Kecuali di
masjidnya ada ikan sih. Aku ada teman di jogja tapi aku nggak mau ngrepotin
mereka. Ramon makannya 5 kali sehari dan ganti air 3hari sekali. Sementar
mudikku 2 minggu lebih. Aku nggak mau hutang budi kayak gitu, apalagi pasti mereka
repot lebaran.
Tantri
berkomentar : aku pernah baca cerpen, ikan itu ntar kamu telan. Nah kalo dah
sampe rumah kamu muntahin lagi. Mungkin efek sampingnya si ikan akan mabuk ato
tinggal tulang.
Gubrak.!
Kok bisa-bisanya dia punya saran kaya gitu..
Wawan
berkomentar : Udah bawa pulang aja. Taruh ikannya di toples trus ditutup, bawa
pulang deh. Efeknya adalah si ikan akan mabuk. Tapi semoga nggak mati.
Aha!
Ini adalah saran paling masuk akal. Perjalanan mudikku sekitar 5-6 jam. Aku
akan membawa Ramon di dalam botol yang besar dan nanti akan kupangku selama di
bis agar guncangannya tidak terlalu kuat. Semoga Ramon kuat!
Like untuk
komentar Wawan.
........................................
Hari H sudah tiba. Aku siap untuk
mudik pagi ini. Aku membawa satu tas ransel berisi pakaian dan oleh-oleh
lebaran, satu buah tas samping untuk menyimpan dompet dan harta berhargaku
lainnya. Dan Aku membawa satu tas jinjing wadah botol besar dengan isi air
setengah penuh serta ada satu ikan kuning yang imut berenang di dalamnya. Akhir-akhir
ini aku sangat menjaga makannya agar dia tetap fit saat aku ajak mudik.
Perasaanku deg-deg an. Harapanku
adalah Ramon tetap sehat setelah sampai di rumah nanti. Ini adalah lebaran
pertama Ramon bersamaku. Semoga Ramon senang.. *fiksi terinspirasi dari kisah nyata
Tidak ada komentar:
Posting Komentar