Aku
besyukur bisa sampai detik ini dalam hidupku. Aku masih hidup dengan segala
kekuranganku. Aku masih hidup dengan selalu membawa semangatku untuk turut
denganku setiap saat, setiap waktu. Sekali, dua kali pernah hati ini terpuruk.
Kepala pening dan hidup serasa tak menyenangkan sedikitpun. Hingga semangatku
kembali, aku merasa lebih baik berada di kamar daripada menyetir kendaraan dan
terjadi yang tidak-tidak.
Aku
ingin tetap hidup di saat semua orang tahu tak ada saat paling tepat kita
menyatakan siap untuk mati. Aku masih ingin terus hidup karena mimpi-mimpiku
masih di dunia ini. Terlepas apa yang kuinginkan dari akhirat. Yang jelas aku
ingin hidupku bermakna. Dan semangat yang ada pada diriku lah yang membuat
hidupku bermakna. Mimpi-mimpi itu menghiasi setiap waktu hingga terkadang
membuat nafas ini tersengal, ataupun nafas ini menjadi lemah-selemahnya.
Semua
ini adalah tentang mimpi. Mimpi adalah kata yang sudah kudengar semenjak aku
mulai bisa mengucapkannya. Tapi arti mimpi-mimpi yang mengarahkan pada suatu
kesuksesan baru kuketahui saat aku duduk di bangku SMA. Pernah aku menonton
video dimana diceritakan ada seorang mahasiswa yang menuliskan mimpi-mimpinya
hingga akhirnya dia mencoret tiap barisnya dikarenakan mimpinya sudah tercapai.
Aku sangat termotivasi saat itu. Namun hanya angin lalu. Masa-masa SMA masih
kuhasiskan dengan sekolah dan menempuh perjalanan panjang dari rumah ke
sekolah. Semua terasa melelahkan. Dulu. Dan kini, aku berada di Yogya sudah
selama 4 tahun. Mimpiku untuk kuliah sudah terlaksana. Aku merasa wawasanku
semakin luas. Tapi aku merasa semakin bodoh. Saat awal kuliah, aku menonton
kembali video motivasi yang pernah kutonton saat SMA. Aku mulai menuliskan
daftar impianku dari yang paling sepele menurutku hingga yang paling tidak
sepele menurutku. Aku menuliskannya. Dan aku berhenti di angkan 80. Aku merasa
sudah cukup. Aku menuliskan daftar impianku pada selembar kertas HVS dan
menempelnya dengan selotip pada dinding kamar di dekat tempat tidur. Aku
berharap bisa mengamini setiap daftar impianku sebelum waktu tidur.
Banyak
yang kudapatkan hingga aku meyakini aku bisa melakukan hal-hal yang kuinginkan
dengan bermimpi terlebih dahulu. Mimpi. Banyak film mengisahkan perjuangan
tokoh mewujudkan mimpinya. Misalkan saja film Laskar Pelangi yang berlanjut
pada film Sang Pemimpi. Benar adanya bahwa jika kita ingin sukses, kita harus
menjadi seorang pemimpi terlebih dahulu. Apakah bermimpi itu susah? Tentu
tidak. Aku sudah mempraktekkannya. Bukan berarti daftar mimpi di kertasku itu
sudah tercoret semua, tapi sudah beberapa tercoret dimana selalu membuatku
hampir tak percaya. Contohnya saja aku menuliskan ingin sekali untuk naik
gajah. Yah sebenarnya ini adalah dampak masa kecil kurang bahagia. Dulu sewaktu
kecil takut disuruh naik gajah, eh
sekarang ngebet banget. Kapan ya. Sepele kan? Tapi sampe sekarang belum
terwujud. Tapi aku yakin akan terwujud. Bermimpi itu mudah, tinggal pikirkan
apa yang kita pengen, jadi deh. Aku menuliskan ingin kerja prektek di Jawa Barat
dan ingin KKN di luar jawa. Keinginan ini bisa dibilang nggak sepele. Cari
perusahaan yang mau menerima kerja praktek juga nggak gampang. Apalagi jika
sudah aku tetapkan lokasinya ingin dimana. Hal yang sama juga terjadi pada KKN.
Aku ingin KKN di luar jawa biar bisa tambah pengalaman. Semuanya terwujud!. Aku
tidak merasa ngoyo untuk mencapai itu semua. Tapi bukan berarti aku tidak kerja
keras. Inilah bedanya mencapai kesuksesan dengan mimpi dan tanpa mimpi. Dengan
bermimpi dan kita meyakininya, kita akan menjiwainya di setiap kita melakukan
usaha sehingga apa yang kita kerjakan seberat apapun itu akan terasa ringan.
Hal ini adalah karena kita menikmati prosesnya. Kuncinya adalah selalu yakin
dan positive thingking. Belum pernah
ada ceritanya perjuangan seseorang berakhir dengan sia-sia.
Segala
yang kita usahakan tidak akan berakhir sia-sia. Sekecil apapun itu. Dan semua
yang kita perbuat akan kembali pada kita juga hasilnya. Mungkin ada kasus yang
merasa sudah berjuang maksimal namun target tak terpenuhi atau gagal. Bahkan
gagal itu terjadi berulang-ulang. Apakah itu sebuah masalah? Yup, tentu itu
sebuah masalah, tapi bukan masalah besar. Selalu ada kata solusi mendampingi
kata masalah. Allah sudah menciptakan sunatullah dan kita tinggal menjalaninya.
Kurang apa coba?!. Yang harus kita ingat saat hal seperti ini terjadi adalah “setelah ada kesulitan pasti ada kemudahan.”
Aku mengucapkan itu berkali-kali di setiap aku merasakan sebuah
kekecewaan. Awal tahun 2013 aku mulai
aktif berwirausaha bersama dengan timku. Aku mengira aku akan bisa melakukan
semuanya dengan baik-baik saja. Aku berwirausaha, mengikuti komunitas penulis,
ikut penelitian Dikti, dan juga yang paling penting adalah tugas pokok seorang
mahasiswa tingkat akhir yaitu skripsi. Kenapa aku menjalani semuanya sekaligus?
Karena aku punya mimpi untuk menjadi pengusaha muda yang sukses, aku ingin
menjadi penulis, aku ingin ikut serta PIMNAS, dan aku ingin lulus tepat waktu
yaitu Agustus 2013. Dan sekarang sudah akhir tahun 2013. Aku belum mendapatkan
semuanya. Tapi ternyata aku mendapatkan pelajaran berharga yang awalnya aku
hanya tahu teorinya saja. Banyak orang sukses menyatakan kunci sukses adalah
fokus. Aku sering mendengar itu dan akupun mempercayainya. Tapi ternyata aku
belum menjiwainya. Terbukti aku mengerjakan semuanya dalam waktu bersamaan dan ternyata skala prioritas pun tak berjalan
sebagaimana mestinya. Itulah kunci ketiga yaitu fokus.
Aku
memang belum sukses. Tapi aku janji akan menyelesaikan mimpi-mimpiku. Allah
selalu mendukungku. Disaat aaku meminta satu, Allah bisa saja memberikan 3
sekaligus. Hal ini terjadi pada bulan Oktober lalu. Aku gagal wisuda Agustus,
dan harapanku adalah November. Itu adalah harga mati karena orang tua sudah
sangat kecewa dengan perjalanan akademikku yang molor. Tanggal 10 Oktober aku
sidang skripsi. Tapi hasilnya aku gagal dan harus mengulang ujian lagi. Remuk
hatiku saat itu. Hingga aku harus menenangkan diri di kos teman hanya untuk
istirahat dari tangisku yang tak kunjung henti. Apalagi saat Ibu menelepon.
Sungguh sakit rasanya mengecewakan orang yang sangat kita sayangi. Aku gagal
lulus November. Namun tak sampai situ saja. Kejadian menyedihkan tersebut
terjadi pada kamis siang, dan malam jumat kuputuskan untuk tetap menangis
hingga aku tertidur.
Aku
punya mimpi yang belum terwujud. Kewajibanku selanjutnya adalah tidak mudah
putus asa, inilah kunci ketiga. Besuknya, hari Jumat aku langsung menemui dosen
dan segera ke perpustakaab mencari referensi yang aku butuhkan. Di setiap
langkan ke kampus, menuju perpus, hingga kantin, aku selalu mencoba tersenyum
serasa berkata dalam hati bahwa akan ada kemudahan setelah ini. Percayalah... Hal ini semacam ritual all is well yang dilakukan Pundhuk Wangsu
dalam film 3 idiots. Ah manjur juga.
Apa
yang terjadi selanjutnya? Tanggal 17 Oktober aku pergi ke Jakarta untuk
mengikuti final lomba wirausaha muda pemula dari Kemenpora. Dan amazing saat itu aku naik pesawat yang
pertama kali dan semua gratis. OMG! Aku menginap di Hotel Aston dan yang paling
amazing adalah aku bertemu dengn
orang-orang hebat di Jakarta. Dan apa selanjutnya? Aku jadi juara 3 nasional
dan berangkat ke Balikpapan seminggu setelahnya. Dan amazing nya lagi, aku bertemu dengan banyak orang yang sangat
menginspirasiku untuk mewujudkan mimpi-mimpiku selanjutnya. Dan akhirnya yang
paling membuatku tercengang ketika melihat piala di kamarku adalah aku aku
mendapatkan 3 mimpiku dalam satu waktu. Ke jakarta dengan prestasi, naik
pesawat (bahkan 4 kali sekaligus), dan pergi
ke Kalimantan. Sungguh membuatku setengah tak percaya.
Kini
aku tak akan takut lagi untuk bermimpi. Mimpi adalah awal mula kita mendapatkan
apa yang kita inginkan. Mimpi sama dengan niat yaitu bernilai setengah dari apa
yang kita lakukan. Aku benar-benar telah memperjuangkan mimpi-mimpiku satu
persatu tanpa aku sadari. Sepertinya otak bawah sadarku memang sudah berjalan
sebagaimana keinginanku. Aku percaya pada mimpi. Aku percaya pada penguasa
mimpi. Aku akan bermimpi. Yakin, positive
thingking, fokus, dan tak putus asa. Aku sudah tahu kuncinya.
Mimpi
itu ibarat butiran bolak salju kecil yang kita buat dan kita biarkan terus
menggelinding. Dan suatu saat kita akan menjumpainya menjadi bola salju yang
amat besar dan membuat kita takjub. Wow!