Masyarakat sekarang ini mulai pintar
dalam memilih produk. Era back to nature
sedikit banyak mempengaruhi masyarakat untuk memperhatikan apa yang mereka
konsumsi. Meningkatnya permintaan terhadap produk pangan sehat alami merupakan
bukti meningkatnya kesadaran masyarakat dalam memperhatikan kesehatan. Salah
satu produk sehat alami adalah produk herbal. Produk herbal kini banyak
ditemukan dimana-mana dan diprediksi prospeknya akan terus meningkat setiap
tahun. Peluang ini juga dimanfaatkan oleh C family. C family merupakan tim
usaha yang menghadirkan inovasi baru yaitu produk teh ciplukan. Tim usaha
yang baru berumur 2 tahun ini mencoba untuk terus maju, berkomitmen untu mewujudkan mimpi mereka untuk mendirikan perusahaan pangan alami
kebanggaan Indonesia. Intin Nurwati sebagai manajer utama, Denok Kumalasari
sebagai manajer produksi, dan Rahmi Wijayanti sebagai Manajer Pemasaran, terus
melakukan pengembangan usaha di samping kegiatan kuliah di Fakultas Teknologi
Pertanian UGM.
Produk yang dihasilkan oleh C Family
adalah teh ciplukan dengan merk “Salwa” setelah menggantikan merk pertama yaitu
“Cip Cup Tea”. Produk ini berupa teh celup dengan spesifikasi konsumen adalah
penderita diabetes dan hipertensi. Pemasaran teh ciplukan memaksimalkan media
online dan pameran. Media online dirasa menyediakan kemudahan untuk masyarakat
luas dalam mengakses. Ditambah lagi, kecangkihan
teknologi dan komunikasi di kalangan masyarakat menjadi hal positif yang bisa
digunakan secara efektif dan efisien bahkan saling menguntungkan satu sama
lain. Hal inilah yang menjadikan C Family yang berproduksi di
Yogyakarta, dapat menjangkau hampir seluruh pulau di Indonesia dalam hal pemasaran. Dan hingga kini respon
masyarakat terhadap Teh Salwa cukup positif serta C Family bertekad untuk terus meningkatkan pelayanan.
Usaha ini dirintis pada tahun 2011
berawal dari keinginan Intin, Denok, dan Rahmi untuk membangun usaha bersama.
Ide yang muncul tak jauh-jauh dari bidang mereka yaitu Teknologi Industri
Pertanian. Ide awal adalah ide sederhana tentang
tanaman ciplukan yang melimpah, tumbuh liar, tidak bernilai ekonomi, namun
memiliki khasiat beragam bagi kesehatan terutama untuk mengobati diabetes dan hipertensi. Mereka tertantang untuk
mengolahnya menjadi produk yang
bernilai tinggi sehingga khasiat tanaman ciplukan dapat dirasakan oleh banyak
orang. Ide tersebut akhirnya di ajukan pada program Pekan
Kreatifitas Mahasiswa yang diselenggarakan oleh Dewan Pendidikan Tinggi (Dikti)
pada tahun 2011. Meskipun tidak lolos hingga babak Pekan Ilmiah Nasional
(PIMNAS), namun
C Family berhasil mendapatkan hibah modal sebesar 7 juta rupiah.
Dua puluh dua
Januari 2012 ditetapkan sebagai hari
lahirnya C Family dengan segala komitmennya untuk mensukseskan produk teh
ciplukan yang mereka hasilkan Banyak tantangan menghadang
termasuk diantaranya adalah banyak masyarakat kota yang menjadi segement pasar teh ciplukan belum paham
dan tidak mengenal tanaman ciplukan apalagi manfaatnya. Hal ini menuntut untuk dilakukannya edukasi dan
promosi yang masif. Meskipun rintangan selalu berdatangan, hal tersebut tidak
menyurutkan langkah C Family dikarenakan mereka mempunyai passion di bidang wirausaha. Hal inilah yang menjadi alasan mereka
menikmati segala proses yang dilalui.
Sekarang produk teh ciplukan telah
berkembang dan beredar semakin luas di pasaran. Produk ini juga sudah
mengantongi ijin pemasaran produk berupa No IRT dan Halal MUI. Dalam hal
produksi, C Family bekerjasama dengan LIPI Gunung Kidul yang menyediakan
fasilitas laboratorium sebagai tempat produksi teh ciplukan. Proses produksi
teh ciplukan diawasi langsung oleh pihak LIPI sehingga kualitasnya terjamin.
Harapan C Family adalah produk ini terus berkembang sehingga dapat menjadi
produk lokal kebanggaan Indonesia.
Pada Oktober 2013, C
Family yang diwakili oleh Intin Nurwati berhasil meraih Juara III Kompetisi Wirausaha
Pemula Nasional bidang
Jasa Boga
yang diselenggarakan Kemenpora.
Prestasi ini menjadi motivasi bagi C Family untuk terus berkarya dan mewujudkan
mimpi mereka untuk Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar