Selasa, 24 Juni 2014

Peduli lingkungan, mulai dari diri sendiri

Aku adalah anak desa yang baru pulang dari kota. Halah! Desaku masih tergolong asri. Meskipun pekarangan tak sehijau dulu, tapi sebenarnya tak susah menanam pohon atau sejenisnya. Aku ingat saat di kos dulu, sampah menumpuk satu tong perharinya. Semua sampah dari belsan kamar bercampur dari yang organik, plastik, kain, entahlah apalagi. Membayangkan isinya saja sudah membuatku mual. Hal yang paling menyebalkan lagi adalah jika tukang sampah tidak datang beberapa hari. Aku ingat sekali pernah melihat tong sampah di depan gerbang dikerumuni belatung. OMG! Emm tapi ya sudahlah, yang penting tak ada sampah di kamarku. Jika sampah sudah di luar ruangan, kan sudah jadi urusan tukang sampah. Mungkin ada dari kita yang berfikiran sama, tapi ternyata tidak sesederhana itu lo..

Coba cari tau keadaan TPA (Tempat Pembuangan Akhir) di daerah maisng-masing. Bakal eneg deh. Saat ketemuan kumpul sama teman, obrolan tentang sampah juga nggak ada matinya. Banjir, sungai mampet, sampah di jalan, dll semua dikeluhkan. Seakan-akan semua peduli tapi nyatanya juga masih nyampah dengan enteng. Itulah manusia. Dan sebenarnya nyampah itu manusiawi, karena kita memang setiap hari tidak dapat menghindari membuang sampah.

Isu peduli lingkungan sudah menjadi wacana dari dulu. Actionnya juga sudah mulai berkembang, tapi kesinambungannya itu lo. Seyogyanya memang semua dibiasakan dari hal kecil, dari diri sendiri, dan tidak ditunda.

Dulu aku heran pada Ibuku yang selalu mengumpulkan karet bekas, kertas bekas, plastik bekas, styoroform, apapun itu. Yang nggak kebayang akan dipakai lagi juga ibu simpan kalau keadaannya masih lumayan. Aku sering ngomel “ngapain barang kaya gini disimpan?”. Botol plastik disimpan, gelas air mineral dikumpulkan. Begitulah... dulu aku belum sadar. Ibu memang tak mengenal isu peduli lingkungan seperti yang aku ketahui. Ibu hanya bilang sebagai ibu rumah tangga harus pintar-pintar mendayagunakan semua yang sudah ada. Dan kini aku sadar bahwa langkah kecil ibu yang dilakukan sedari dulu telah banyak berperan untuk mengurangi sampah.

So, mulai dari hal kecil. Sampah memang tidak dapat dimusnahkan. Tapi sampah bisa dikurangi. Aplikasinya? Berfikirlah seribu kali sebelum memasukkan barang bekasmu di tong sampah cuy... ! daripada dibuang, mending diloakin dapet uang. Dan sampah yang terkumpul di pengepul bakal didaur ulang lagi. Nah tu masuk action kan.


Trus, kalau mau belanja, kurangi pemakaian plastik. Apalagi ya? Banyak lah... bisa dicari dari berbagai sumber. Yang susah tu adalah membiasakan diri. Ayo mulai dari sekarang, demi anak, cucu, dan bumi tercinta. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar