Bismillah, dimanapun aku berada sudah menjadi
komitmenku untuk tetap rajin menulis. Menulis apapun. Menulis telah menjadi
hobyku sejak dulu, entah hobBy yang aku paksakan atau seperti apa, yang aku
tahu, semua oranG hebat pnya tulisan, punya gagasan yang ditulis. Dan aku ingin
menjadi seperti mereka.
Menulis bisa dilakukan dimana saja, dan memang
menulis itu sangat menyenangkan. Aku yang biasanya hanya menuis di buku harian,
kini akan aku biasakan menulis hal-hal yang lebih bermanfaat yang nggak hanya
sekedar curhat. HehehE
Sudah sebulan pasca kelulusan. Aku sudah menetap di
rumah. Kemarin hari minggu aku pergi ke klaten menggunakan bis. Naik bis bukan
hal istimewa lagi. Dulu aku yang selalu teler kini sudah terbiasa nge-bis dari
jarak dekat ataupun jauh. Dan setelah aku pikir-pikir, banyak sekali pengalaman
nyata yang aku dapatkan selama naik bis. Banyak sekali. Aku merasa lebih banyak
ilmu yang aku dapat saat aku naik bis dibandingkan naik kereta, dibandingkan
lagi naik pesawat. Kembali soal bis. Yang saya maksud di sini adalah bis kelas
ekonomi loh ya..
Pertama adalah kita butuh keberanian untuk naik bis.
Nggak semua orang berani lo naik bis sendirian. Apalagi di terminal rame sekali
dan sudah menjadi rahasia umum bahwa kita harus hati-hati saat berada di
terminal. Saya pun sebenarnya nggak berani-berani amat. Biasanya orang berani
kan karena sudah terbiasa atau sudah tahu. Nah teori ini nggak berlaku untuk
orang yang sedang perjalanan. Berani yang dimaksud di sini adalah keberanian
dalam bertanya. Yup! Bertanya. Harus berani bertanya bis jurusan yang kamu tuju
yang mana agar nggak salah bis, apapun yang kita nggak tahu, jangan segan untuk
bertanya. Inshaallah kalau cuma bertanya nggak dipungut biaya. Menurut saya
kuncinya cuma itu. Biasanya mahasiswa baru ni yang sedang dalam masa-masa awal
menjajak i dunia terminal hahaha.
Memang, bis adalah kendaraan umum yang paling
terjangkau. Tapi ilmu di dalam bis nggak akan kita dapat di manapun. Suer dah. Kemarin,
terakhir naik bis dari Klaten ke Solo, saya mendapat kursi paling belakang dan
bareng ma ayam. Ngok. Serius. Jaman modern gini masih ada lo ayam naik bis,
saya sendiri juga kaget. Dan untung nggak pingsan. Namun dari situ saya
berfikir saat itulah saya belajar bahwa ya hidup memang seperti itu. Samping
kanan saya mas-mas, samping kiri saya bapak-bapak. Dempet-dempetan sudah pasti.
Jangan harap mau leluasa ya.. trus ayamnya ada di kardus di belakang kepalaku.
Hadeh kebayang nggak? Dimanapun kita berada, dan siapapun yang berada di
samping kita, tetap kita harus bersyukur. Apalagi penumpang bis itu beragam
sekali. Ada yang kalangan bawah dan paling banter menengah kali ya. Memang
keadaan saya yang terhimpit di belakang terasa kurang nyaman, tapi saya lebih
mending daripada penumpang yang berdiri karena kursi sudah penuh.
Meskipun bis yang saya naiki bukan bis AC, tapi angin
dari pintu bis yang terbuka sudah membuat saya semriwing dahsyat.
Alkhamdulillah nggak kecium tu bau ayam yang belum mandi.
Waktu tu ada mas-mas di depan saya yang berdiri.
Sebelumya mas nya ini dapet kursi. Tapi tiap ada penumpang ibu-ibu yang masuk
bis, mas nya rela untuk memberikan kursinya. Dua kali saya lihat selama
perjalanan dari Klaten ke Solo tersebut.... semoga Allah memberikan rizki
melimpah untuk orang tersebut aamiin
Yang tidak ketinggalan adalah hiburan di bis.
Pengamen. Mau dari yang pake peci pe tatoan penuh. Dari yag suaranya bagus pe
yang cuma nggenjreng, semua ada. Memang rata-rata dari mereka menyebalkan.
Awalnya saya berfikir seperti itu. Tapi akhirnya saya lebih menghormati mereka
yang mengamen di bis daripada mereka yang nyopet di bis. Dua kali saya
memergoki pencopetan di bis, dan dua kali saya jadi korban pencopetan di bis.
Dan pelakunya berpenampilan rapi saudara-saudara... waspadalah waspadalah!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar