Selasa, 24 Juni 2014

ILMU DI BIS NON AC

Bismillah, dimanapun aku berada sudah menjadi komitmenku untuk tetap rajin menulis. Menulis apapun. Menulis telah menjadi hobyku sejak dulu, entah hobBy yang aku paksakan atau seperti apa, yang aku tahu, semua oranG hebat pnya tulisan, punya gagasan yang ditulis. Dan aku ingin menjadi seperti mereka.
Menulis bisa dilakukan dimana saja, dan memang menulis itu sangat menyenangkan. Aku yang biasanya hanya menuis di buku harian, kini akan aku biasakan menulis hal-hal yang lebih bermanfaat yang nggak hanya sekedar curhat. HehehE

Sudah sebulan pasca kelulusan. Aku sudah menetap di rumah. Kemarin hari minggu aku pergi ke klaten menggunakan bis. Naik bis bukan hal istimewa lagi. Dulu aku yang selalu teler kini sudah terbiasa nge-bis dari jarak dekat ataupun jauh. Dan setelah aku pikir-pikir, banyak sekali pengalaman nyata yang aku dapatkan selama naik bis. Banyak sekali. Aku merasa lebih banyak ilmu yang aku dapat saat aku naik bis dibandingkan naik kereta, dibandingkan lagi naik pesawat. Kembali soal bis. Yang saya maksud di sini adalah bis kelas ekonomi loh ya..

Pertama adalah kita butuh keberanian untuk naik bis. Nggak semua orang berani lo naik bis sendirian. Apalagi di terminal rame sekali dan sudah menjadi rahasia umum bahwa kita harus hati-hati saat berada di terminal. Saya pun sebenarnya nggak berani-berani amat. Biasanya orang berani kan karena sudah terbiasa atau sudah tahu. Nah teori ini nggak berlaku untuk orang yang sedang perjalanan. Berani yang dimaksud di sini adalah keberanian dalam bertanya. Yup! Bertanya. Harus berani bertanya bis jurusan yang kamu tuju yang mana agar nggak salah bis, apapun yang kita nggak tahu, jangan segan untuk bertanya. Inshaallah kalau cuma bertanya nggak dipungut biaya. Menurut saya kuncinya cuma itu. Biasanya mahasiswa baru ni yang sedang dalam masa-masa awal menjajak i dunia terminal hahaha.

Memang, bis adalah kendaraan umum yang paling terjangkau. Tapi ilmu di dalam bis nggak akan kita dapat di manapun. Suer dah. Kemarin, terakhir naik bis dari Klaten ke Solo, saya mendapat kursi paling belakang dan bareng ma ayam. Ngok. Serius. Jaman modern gini masih ada lo ayam naik bis, saya sendiri juga kaget. Dan untung nggak pingsan. Namun dari situ saya berfikir saat itulah saya belajar bahwa ya hidup memang seperti itu. Samping kanan saya mas-mas, samping kiri saya bapak-bapak. Dempet-dempetan sudah pasti. Jangan harap mau leluasa ya.. trus ayamnya ada di kardus di belakang kepalaku. Hadeh kebayang nggak? Dimanapun kita berada, dan siapapun yang berada di samping kita, tetap kita harus bersyukur. Apalagi penumpang bis itu beragam sekali. Ada yang kalangan bawah dan paling banter menengah kali ya. Memang keadaan saya yang terhimpit di belakang terasa kurang nyaman, tapi saya lebih mending daripada penumpang yang berdiri karena kursi sudah penuh.

Meskipun bis yang saya naiki bukan bis AC, tapi angin dari pintu bis yang terbuka sudah membuat saya semriwing dahsyat. Alkhamdulillah nggak kecium tu bau ayam yang belum mandi.

Waktu tu ada mas-mas di depan saya yang berdiri. Sebelumya mas nya ini dapet kursi. Tapi tiap ada penumpang ibu-ibu yang masuk bis, mas nya rela untuk memberikan kursinya. Dua kali saya lihat selama perjalanan dari Klaten ke Solo tersebut.... semoga Allah memberikan rizki melimpah untuk orang tersebut aamiin


Yang tidak ketinggalan adalah hiburan di bis. Pengamen. Mau dari yang pake peci pe tatoan penuh. Dari yag suaranya bagus pe yang cuma nggenjreng, semua ada. Memang rata-rata dari mereka menyebalkan. Awalnya saya berfikir seperti itu. Tapi akhirnya saya lebih menghormati mereka yang mengamen di bis daripada mereka yang nyopet di bis. Dua kali saya memergoki pencopetan di bis, dan dua kali saya jadi korban pencopetan di bis. Dan pelakunya berpenampilan rapi saudara-saudara... waspadalah waspadalah!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar