Jumat, 30 Oktober 2015

KONSUMEN BIJAK MENDUKUNG KELESTARIAN HUTAN



        Kelapa sawit adalah komoditas unggul Indonesia yang saya akrabi semenjak  kuliah di jurusan Teknologi Industri Pertanian. Industri kelapa sawit sangat populer karena menjanjikan dari segi materi. Banyak alumni yang bekerja di industri kelapa sawit menceritakan kemapanan yang diraih. Lambat laun memperlajari tentang industri kelapa sawit,  ternyata ada hal paling krusial yang membuat hati kurang sreg yaitu dampak lingkungan yang diakibatkan oleh perluasan kebun kelapa sawit. Dan sekarang ini, terjadi pembakaran hutan yang dampaknya menasional dan terkenal ke seantero dunia.
Media sosial tak sepi saling mengkritik berbagai pihak. Menanyakan peran pemerintah, menghujat perusahaan minyak sawit, sampai menyebut ini adalah azab atas keserakahan penguasa di Indonesia.  Hampir semua tulisan yang muncul adalah wujud dari kegeraman atas pembakaran hutan yang sampai menelan korban jiwa. Golongan yang beraksi nyata langsung menggalang dana untuk korban bencana asap. Dan ternyata, kejadian seperti ini bukan pertama kalinya lho! Bahkan sebelumnya kita sering mendengar kasus pembantaian otang utan karena perluasan kebun kelapa sawit.
Apakah ada yang belum tahu tentang kelapa sawit? Kelapa sawit adalah penghasil minyak sawit yang menjadi bahan baku kebutuhan kita sehari-hari. Mulai dari bahan bakar, kebutuhan dapur, sampai kebutuhan kosmetik.  Contohnya saja minyak goreng, sabun, kosmetik, es krim, coklat, dan produk-produk belanja bulanan kita di swalayan. Kenaikan permintaan minyak sawit tiap tahunnya tentu membutuhkan lahan yang lebih luas terus-menerus. Dan kelapa sawit adalah tanaman yang baik tumbuh pada iklim tropis. Hal inilah yang menjadikan Indonesia sebagai negara penghasil minyak sawit terbesar, tapi juga masuk 3 besar negara penggunanya bersama India dan China.
Tapi kan buka lahannya nggak harus brutal? Dalam dunia industri, cara paling efisien akan dipilih untuk mendapatkan keuntungan berlipat-lipat. Masih geram ya dengan pembakaran hutan terjadi? Em.. ternyata kita ikut andil lho! Kan kita konsumen berbagai produk olahan minyak sawit.
Saya juga adalah pengguna minyak goreng sawit yang rutin karena saya mempunyai usaha abon. Saya memakai merk minyak goreng yang ternyata diproduksi oleh perusahaan yang diduga masuk kelompok pelaku pembakaran hutan. Alhasil, galau melanda dengan dahsyatnya. Saya menggunakan minyak goreng terbaik berdasarkan survei sendiri. Standar terbaik saya adalah awet kejernihannya. Ya sudah, saya pikir ini adalah minyak goreng tersehat. Saya meyakinkan konsumen abon tentang hal ini.
Hingga kemudian bebarapa waktu lalu, ibu membuat minyak kelapa atau yang bisa kami sebut blondo. Menurut orang tua di daerah saya, minyak kelapa buatan sendiri ini dapat memperlancar bersalin. Ibu membuatkan untuk saya dari 1 butir kelapa dan hanya menghasilkan 1 toples kecil minyak kelapa. Kemudian saya terhenyak, kenapa saya tidak beralih ke minyak goreng kelapa saja? Saya tahu minyak goreng kelapa jauh lebih sehat daripada minyak goreng sawit. Usut punya usut ternyata minyak goreng kelapa harganya 2 kali lipat dari minyak goreng sawit. Produk ini juga tidak seeksis minyak goreng sawit alias sering menjadi minyak tidur di swalayan. Konsumen tentu merasa bangga saat berhemat dengan mendapatkan minyak yang lebih murah. Terbayang kalau sosialisasi tentang kebaikan minyak goreng kelapa dibandingkan minyak kelaoa sawit. Kemungkinan akan banyak konsumen beralih dari minyak goreng sawit. Pembakaran hutan akan dapat kita cegah. Bisakah seperti itu?
Ternyata tidak semudah itu Kawan.... Pelaku industri kelapa sawit memahami bahwa minyak sawit amatlah efisien. Murah untuk diproduksi dan hasilnya amat melimpah serta serba guna. Meskipun banyak kenakalan yang diakibatkan oleh industri minyak sawit, ternyata tidak dapat dipungkiri bahwa minyak sawit adalah primdona yang tak akan tergantikan. Alasan pertama adalah sekali lagi minyak sawit adalah produk paling efisien, dibandingkan minyak nabati lainnya. Misalkan saja kita beralih ke minyak kelapa, akan semakin banyak lahan yang dibutuhkan dan semakin mahal biaya untuk memproduksinya. Alasan kedua, industri minyak sawit adalah lahan mata pencaharian khususnya bagi mereka yang di Sumatera dan Kalimantan. Banyak yang hidup dari industri ini. Bahkan tak sedikit orang Jawa yang merantau kesana karena memang industri sawit sangat menggiurkan. Tidak sedikit orang Jawa punya kebun sawit. Dan alasan ketiga, minyak sawit memiliki keunggulan yang tidak dimiliki minyak lain. Minyak sawit dapat mempertahankan karakteristiknya bahkan dalam suhu tinggi, minyak sawit juga dapat berperan sebagai pengawet natural, serta tidak berbau meski digunakan dalam berbagai resep.
Apapun aksi kita, yang penting kita mulai dari diri sendiri, kita mulai dari yang kecil namun konsisten. Apalagi kalau kita lakukan bersama-sama. Tinggal tunggu perubahan besar yang akan terjadi. Menurut saya, ada 3 hal sederhana yang bisa kita lakukan.Pertama adalah membeli produk-produk yang mengandung sustainable palm oil. Ada pelaku industri sawit yang nakal tapi ada yang baik juga. Pada 2008, Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) mengembangkan serangkaian kriteria lingkungan dan sosial yang harus dipatuhi perusahaan-perusahaan agar menghasilkan Certified Sustainable Palm Oil (CSPO). Ketika diterapkan secara benar, hal ini dapat membantu meminimalisasi dampak negatif industri sawit terhadap lingkungan dan komunitas di daerah-daerah penghasil minyak sawit. Keren nggak? Produk yang sudah bersertifikat RSPO, akan ada label RSPO di pada kemasannya. Nah sekarang kalau belanja di swalayan dicek dan ricek lagi ya! Jangan cuma lihat harganya!
Label RSPO

Kedua, mendukung kegiatan-kegiatan yang memperjuangkan isu lingkungan.  Kita bisa berpartisipasi dengan World Wild Life (WWF) dengan kampanye “beli yang baik” dan kepedulian terhadap nasib orang utan yang semakin memprihatinkan. Banyak kegiatan yang bisa kitta dukung. Kepoin aja!
Ketiga, Menulis. Semua dari kita bisa menulis. Mulai dari menulis status facebook hingga membuat artikel atau opini. Nah kita bisa menyelipkan kampanye terselubung tentang isu kepedulian lingkungan yang kita galakkan. Jangan lupa dishare, kalau cuma nulis lalu disimpan ya sama aja bohong. Minimal menulis di media sosial. Kalau kurang semangat menulis, bisa share tulisan yang relevan dengan visi kita.
Permudah, beraksilah... demi Indonesia yang lebih baik!
           

Tidak ada komentar:

Posting Komentar