Bismillah..
Lama nggak ngeblog.
Pandu yang boboci lelap menggodaku untuk buka lap top. Satu jam
an sebelumnya aku ngutak ngutik HP untuk belajar. Aku mencari materi sharing
jualan online baik dari instagram maupun youtube. Hmm.. ternyata belajar
otodidak itu menyenangkan. Kuliah yang menghabiskan waktu 4 tahun tak lebih
mengasyikkan daripada belajar sendiri. Pilih bahan sendiri, pahami sendiri, dan
praktekkan sendiri. Hasilnya ya nikmati sendiri. Entah akan baik atau buruk,
itulah hasil kinerja diri sendiri yang dilakukan dengan enjoy.
Enjoy...
Aku menikmati dengan penuh rasa syukur apa yang kulakukan
sekarang. Soal menjadi ibu rumah tangga itu sudah lama kuinginkan dan
senantiasa kunikmati. Tentang wirausaha, aku kembali merenungkan tentang ini. Aku
berani mengambil langkah ini. Aku belajar otodidak tentang kesemuanya. Banyak hal
yang aku tak faham hingga sedikit-sedikit menjadi lebih faham. Dan Alloh
seringkali menunjukkan jawaban dari arah yang tak disangka-sangka.
Siang bolong membuatku merenung.. kini aku sudah memulainya.
Aku membangun Dorabon dan sudah bisa menggaji 2 karyawan. Ya.. memang baru 2
dan itupun masih harian. Tapi rasanya ada beban tersendiri. Beban untuk
senantiasa memberikan yang terbaik untuk mereka. Keluarga dan suami mendukung
apa yang kulakukan. Lengkap sudah bekal untuk melanjutkan perjuangan ini.
Aku bersyukur saat tahu penjualan reseller Dorabon semakin
meningkat. Aku bersyukur saat harus melakukan produksi rutin karena orderan
antre. Aku bangga dengan pilihanku sekarang dan aku harus memperjuangkan untuk
ke depannya.
Aku mengingat awal mula Dorabon berasal....
Semasa kuliah, aku punya tim bisnis bersama Denok dan Rahmi
yaitu memproduksi teh herbal yaitu Teh Ciplukan. Produk inilah yang membuat
kami berprestasi dari tingkat fakultas, tingkat Jogja, hingga yang tak terlupa
adalah tingkat nasional yaitu juara 3 Pemilihan Wirausaha Muda Pemula (WMP) oleh
Kemenpora. Rasanya itu adalah puncak prestasi kami. Tapi bagiku, itu adalah
awal mula Dorabon dan jiwa wirausahaku dibentuk.
Teh Ciplukan membuatku bertemu dengan orang-orang spesial
terutama Teh Aghna. Beliau produsen abon juara 2 bidang boga saat WMP 2013 itu.
Dan aku di juara 3. Beliaulah yang mengajariku membuat abon. Dari sebelumnya
aku praktek bikin puding, teh lidah buaya, kripik lidah buaya, abonlele, hingga
akhirnya aku kepincut dengan salah satu produk Teh Aghna yang pernah kucoba.
Teh Aghna ma aku paling cantik wkwk |
Bocoran banget ni ya, Dorabon lahir dari hasil ATM produk
teh Aghna yang aku suka banget. Meskipun inspirasi dari sana, produk kami jauh
beda. Bagaimanapun Teh Aghna hanya mengajariku garis besar membuat abon, dan
selanjutnya aku uji coba sendiri. Belasan kali aku mencoba hingga terciptalah
rasa Dorabon yang khas seperti sekarang.
Dulu pas tahun 2013, omset Teh Aghna sudah 100jutaan. Nggak tahu
sekarang. Kalo omset Dorabon, mmm... jauh byanget nggak usah ditanya deh.
ATM (Amati Tiru Modifikasi) dalam dunia usaha itu biasa. Nggak bisa dihindari. Dan
sekarang pun kalau ada yang tanya-tanya tentang Dorabon, aku akan menjawab
sebaik mungkin yang aku bisa. Seperti yang Teh Aghna lakukan padaku. Tanya ini
itu dijawab, nggak pernah nggak direspon. Padahal itu aku dalam rangka pengen
niru produknya lho... haha. Jarang ada orang selegowo itu. Teh Aghna mengajariku
yakin bahwa rejeki nggak akan tertukar. Semua ada bagiannya masing-masing. Dan yang
paling penting ilmu yang beliau ajarkan inshaalloh jadi amal jariyah. Aamiin
Aku dan Teh Aghna sekarang saingan dunk? Bisa iya bisa
tidak. Tapi 2 tahun Dorabon berjalan, kami tak bersinggungan. Ternyata kelas
produk kami beda wkwk.. Beliau kelas kakap, aku kelas cucunya teri.
Makasi ya Teh...semoga sehat selalu. Khusnul khotimah. Aku inget
banget saat nunggu acara penyerahan piala, Teh Aghna ngajak sholat isya dulu
keburu nggak sempat. Katanya sholat tu nomer 1. Nyes di hati...
*tulisan spesial untuk Teh Aghna