Selasa, 28 April 2015

SEHARI SAJA KE JOGJA

Setelah dinyatakan tamat kuliah dari UGM pada Mei 2014, aku belum pergi ke Jogja lagi setelah itu. Banyak yang bilang di Jogja banyak dibangun bangunan baru seperti apartemen, hotel, dan mall. Apakah suasana Jogja sudah berbeda? Sudah hampir satu tahun aku tak melihatnya. Dan setelah tertunda beberapa kali, aku memutuskan menyambangi Jogja pada 27 April 2015. Sehari saja. Bismillah..

Sehari sebelumnya, aku sudah merasakan badan tidak fit seperti biasa. Ditambah lagi ada bercak merah muncul di kedua lengan dan kakiku. Ah aku tak begitu menghiraukan, mungkin akibat digigit nyamuk. Dan hari itu tanggal 26 April 2015, aku masih bisa menjadi kurir Dorabon dan membantu hajatan di keluarga kakak. Pada malam harinya, badanku mulai terasa tidak enak lagi. Baju segunung yang menunggu disetlika akhirnya tak tuntas  juga. Aku memilih tidur awal karena besuk pagi akan cus ke Jogja.

Aku bangun sebelum subuh dan mempersiapkan barang yang akan kubawa. Yang utama adalah dompet beserta isinya, HP, dan power bank. Aku juga membawa beberapa kemasan Dorabon untuk teman-teman di Jogja yang minta dibawakan. Aku berangkat dengan suka cita. Suami mengantar ke stasiun dengan ikhlas J
Sesampai di Jogja pada 9.45 aku dijemput Hermin. Dia adalah sahabat terbaik dan pelayanannya top markotop deh. Aku gemar banget merepotkannya. Untuk hari senin ini dia meluangkan seharian untukku. 

“Hari ini untukmu..” begitu ia berucap padaku. 

Aku senang sekali bisa sampai di Jogja. Memang  berita itu benar, banyak pembangunan hotel apartemen dan mall. Ada 2 jalan utama yang dulu 2 arah kini sudah dibuat satu arah. Tapi, Jogja.. suasanamu tak berubah kok. Masih Jogja yang berhati nyaman.

Tujuanku pergi ke Jogja sehari adalah pure untuk maen alias refreshing.  Aku  ingin bertemu dengan teman-teman di JOgja.  Setelah lulus dan berkutat membangun usaha di rumah, aku merasakan ingin bernostalgia sebentar saja di Jogja. Jogja adalah tempat yang tak sebentar aku tinggali untuk berproses hingga seperti sekarang. 

“Kita mau kemana aja?” Hermin bertanya padaku saat kami sudah di atas motor menyusuri jalanan Jogja.

“Aku nggak ada renana sih Min, Cuma ni ada pesenan Dorabon untu beberapa teman. Aku bawain sekalian biar free ongkir gitu lohh..” 

“Mmmm. Oke.. yang pertama kita ke KOPMA UGM.” Aku memandangi list pesanan Dorabon untuk 10 orang.

Yang pertama adalah ke KOPMA untuk menitipkan pesanan Dorabon pesanan Umam kepada satpam sesuai instruksi dari Umam. Dan hasilnya 2 satpam menolak untuk dititipi barang. Hingga akhirnya Umam berencana akan menemuiku di KOPMA pada jam istirahat. Entah dia dimana. Sepertinya dia sedang terikat jam kerja.

Tempat selanjutnya adalah Gedung Pascasarjana UGM. Tempat ini cukup nyaman dan ada taman luasnya pula. Di teras gedung lengkung aku janjian bertemu Elya dan Jeremy. Aku juga menunggu Era yang katanya sedang berada di PAU dekat dengan gedung Pascasarana UGM. Walaupun akhirnya kami tak jadi bertemu karena pas aku di sana, Era sedang ujian. 

Jeremy yang pertama kali datang. Jery (biasa aku memanggilnya) adalah mahasiswa IPK terbaik jurusan dan lulus barengan dengan aku. Dulu kami juga satu Dosen Pembimbing Skripsi. Sekarang dia  kerja di AXA dan juga jualan buku langka. Aku memesan buku “The Intelligent Investor” titipan suami. Dan beruntung sekali aku mendapat bonus buku dari Jery yang berjudul “Wanita, Karir, dan Keluarga “ .Pas banget lah!  Jerry juga memesan Dorabon. Kami juga mengobrol beberapa tentang Dorabon. 

Tak lama kemudian Ellya datang, dia akan mengambil pesanan Dorabon miliknya dan pesanan Cici. Heboh sekali saat kami berkumpul berempat. Aku, Hermin, Ellya, dan Jerry. Jerry kerja, aku pengusaha, Elya sudah pendadaran, dan Hermin proses skripsi. Obrolan kami kompleks. Hahahaha..Dan tak lupa kami berfoto-foto untuk mengabadikan momen bahagia ini. Nggak tahu kapan lagi ketemu kan?!

Setelah jam menunjukkan 11.30, aku mengajak Hermin dan Elya makan siang. Aku sudah lapar sekali. Sedangkan Jery sudah cus duluan melanjutkan aktifitasnya. Aku ingin makan di Pafito Italian Food. Kenapa pengin di sini? Yang pertama, Pafito ni aktif banget upload menu hingga wall Fbku terpenuhi gambar-gambar menunya yang bikin ngiler. Sering sekali aku melihatnya. Dan tak sadar aku berikrar dalam hati bahwa suatu saat aku akan ke sana. Alasan kedua, beberapa hari sebelumya aku janjian dengan Ayu kan ke Jogja bersama. Ayu dari Cirebon, dan aku dari Madiun. Tapi ternyata Ayu mengurungkan niatnya, tapi aku tak mengurungkan niatku. Hehe.. Ayu adalah temanku yang dulu terlibat banyak saat pendirian Pafito. Jadi Pafito ini ada sejarahnya buat Ayu. Dan karena ku tahu sejarahnya, aku juga tertarik ke Pafito. Begitu Guys.. trus kami dapet cake larva gratis getoh!

Kami bertiga makan siang ditemani hujan. Ngobrol kesana-kemari nggak ada habisnya. Kebanyakan tentang masa depan. Haha ternyata kita masih muda. Lucu. Ngobrol hal-hal konyol. Kemudian aku mulai merasakan capek sekali dan ingin tiduran. Menu fettucini yang kupesan terpaksa tak kuhabiskan. Aku minta tolong Hermin untuk membantuku, dan ternyata dia juga kekenyangan. Elya juga. Dia memesan bake potato yang hanya dia habiskan separo. Berakhirlah makan siang itu karena kekenyangan. Big pizza yang terpesan akhirnya dibungkus dan hermin mengusulkan akan diberikan pada Aini setelah makan siang ini.

Setelah makan siang, aku dan Hermin menuju kos Aini. Dan kami berpisah dengan Ellya. Aini masuk list pemesan Dorabon. Aku berniat mengunjungi kosnya untuk melihat-lihat hijab dagangannya. Hhe.. Di kos Aini inilah aku numpang ke kamar mandi dan juga rebahan. Badanku rasanya sudah tidak karuan. Umam yang janjian denganku jam istirahat menghubungiku saat itu tapi aku sudah tak berdaya jika harus keluar lagi. Intan dari Godean juga menemuiku di kos Aini untuk mengambil pesanan Dorabonnya.

Setelah beristirahat dan mengobrol kesana kemari dengan Hermin dan Aini, waktu sudah menunjukkan jam 3 sore yang artinya aku harus bersiap ke stasiun Tugu. Kereta Madiun Jaya akan berangkat menuju Madiun pada 16.35. Aku harus memburu tiketnya. Pada waktu itu, masih ada 3 orang yang belum aku temui. Mereka adalah Eva yang baru pulang kerja jam 3 sore, Hana yang sedang tidak enak badan dan bilang lebih baik menemuku di stasiun karena lebih dekat dengan pondoknya, dan juga Nitya yang masuk pemesan Dorabon dan aku juga memesan bread pudding buatannya untuk makan di kereta. 

Aku dan Hermin menunggu dari jam setengah 4 sampai jam 4 sore namun mereka bertiga belum muncul. Akhirnya aku memutuskan mengantri tiket Madiun jaya. Dan yang tersisa adalah tiket berdiri. OMG!  Tentu aku nggak mau. Aku dah tak sanggup lagi. Bayanganku adalah aku akan tertidur pulas di kereta saat perjalanan pulang. Aku menanyakan pada petugas loket apakah ada kereta lain, dan alhamdulillah ada Sancaka jurusan Surabaya. Dan harga tiket untuk turun Madiun adalah 120 ribu!! Bahkan harga ini bisa PP Madiun-Jogja naik Madiun Jaya nih. 

Uang di tanganku hanya 100ribu. Akhirnya aku mengurungkan niat. Aku berlari menuju Hermin yang ada di parkiran. Aku menitipkan tas padanya. Setengah perjalanan, aku sudah ngos-ngosan. Akhirnya aku menelfon Hermin untu menyusulku. Ia datang beserta Eva. Aku langsung menuju loket dan akhirnya berhasil mendapatkan tiket Sancaka yang mahalnyo itu. Tak apa, aku harus pulang, pikirku.

Jam sudah mepet menuju keberangkatan kereta. Nitya dan Hana pasti terjebak macet. Sancaka berangkat jam 16.30, dan saat itu pukul 16.18. Aku mulai panik dan ngos-ngosan. Akhirnya aku memberikan kontak Hana dan Nitya kepada Hermin untuk menyampaikan pesanan Dorabon saat mereka sudah sampai di stasiun. Eva masih di sampingku, tapi kami hanya mengobrol sebentar, padahal aku ingin sekali berbincang  lama dengan Eva dan mendengar perjuangannya hingga akhirnya lolos seleksi beasiswa S2 ke Jepang. 

Jam sudah menunjukkan 16.21. Aku harus masuk kereta. Saat bercipika-cipiki dengan Hermin dan Eva, Nitya datang. Alhamdulillah dia membawakanku puding pesananku untuk makan di kereta. Bertemu sekejap, aku langsung masuk ke stasiun menuju kereta. Dan di kereta yang sama aku bertemu Shidiq teman sejurusan yang ternyata juga mau menuju Madiun. Dia kerja di Madiun, dan aku baru tahu ternyata selama ini kami 1 kota. Hadehhh...

Tak lama duduk, kereta berangkat.  Di gerbongku sangat sepi, aku banyak tidur selama perjalanan. Ac yang dingin membuatku membungkus wajah dan tanganku rapat. Aku lelah sekali.

 Jam 19.06 aku akan sampai Madiun. Ow Jelas aja tiketnya mahal. Ternyata Cuma 2,5 jam. Kalau saja aku naik Madiun Jaya, jam 9 baru sampai di Madiun. Sedangkan badanku rasanya nggak karuan. Allah mah sayang banget sama aku.

Sesampai di Madiun, suami setia menjemput meskipun hujan. Aku menunjukkan bercak merah di pipi, dan suami langsung mengajakku periksa ke dokter. Dan hasilnya ternyata aku terkena flu singapura. Hmm.. Penyakit ini tak bahaya seperti flu burung. Penyakit ini disebabkan virus dan biasanya mengenai anak balita. 

Lega sekali sampai rumah,..

Terima kasih Jogja. Terimakasih Hermin yang membersamai, terimakasih Jerry atas bonus bukunya, terimakasih Elya atas masukan untuk Dorabon, terimakasih Aini untuk diskon hijab,layanan selama di kos serta obrolannya, terimakasih Intan sudah rela meninggalkan Yasmin sejenak  demi mengambil Dorabon (enak kan? Hhe)), terimakasih Eva sudah buru-buru ke stasiun demi aku, terima kasih Nitya bonus risolesnya, terimakasihHana sudah ke stasiun meskipun kita tak bertemu.. Untuk Umam. Dorabon aku paketin yah.. Hehe

Tidak ada komentar:

Posting Komentar