Adzan subuh berkumandang dengan merdu. Tina terbiasa
bangun pagi saat subuh. Ibunya bilang, kebiasaan baik ini akan membuat badannya
sehat. Pagi ini tak seperti biasa, Tina tampak tak bergairah. Ia melangkah
menuju kamar mandi dengan langkah yang berat. Tina memandang sekeliling rumah
seperti mencari sesuatu.
“Juju
belum pulang Nak... nanti juga pulang. Sudah, kamu mandi dulu biar badan segar.
“
Ibu
tahu bahwa Tina mencari Juju kucing kesayangannya. Semenjak kemarin sore Juju
tidak ada di rumah. Hingga malam tiba, Juju tak kunjung pulang. Tina yang tak
biasa tak melihat Juju merasa resah sehingga susah tidur. Juju adalah kucing
kesayangan Tina yang setiap hari bermanja-manja padanya. Tina sangat sayang
pada Juju. Tak biasanya Juju menghilang karena Juju tidak suka main keluar
rumah. Juju lebih suka seharian berada di rumah bersama Tina.
“Tapi
kan tak biasanya Juju nggak ada di rumah semalaman Bu. Nanti kalau ada apa-apa
sama dia gimana?” Tina memandang sendu ke arah ibunya.
“Eh
ingat nggak, Juju pernah lho
semalaman nggak pulang. Tapi paginya dia pulang. Sepertinya dia main sama
kucing tetangga yang berbulu belang itu. Semoga Juju segera pulang dan nggak
kenapa-kenapa ya..” Ibu mencoba menenangkan Tina.
Tina
melangkah lemas menuju kamar mandi.
“Jangan
lupa berdoa masuk kamar mandi ya Tina sayang..” Ibu mengingatkan.
“Iya..”
....................................
Sarapan
sudah siap di atas meja. Menu sederhana yaitu nasi pecel dengan lauk tempe
goreng. Tina pun telah bersiap untuk pergi ke sekolah, meskipun belum muncul
senyum di wajahnya.
“Ayo
sarapan dulu..”
“Aku
ingat Juju Bu, kan biasanya dia pagi-pagi sudah minum susu.”
“Tina...
kamu harus semangat ya! Nanti kalau lemas begitu di sekolah, nggak bisa
konsentrasi belajarnya lho. Ayo
sarapan dulu agar bertenaga.”
Meskipun
pelan, Tina berhasil menghabiskan nasi pecelnya pagi ini. Pantang baginya untuk
menyisakan makanan. Setelah sarapan selesai, Tina berangkat ke sekolah menggunakan
sepeda. Jarak sekolah Tina cukup dekat dengan rumah.
“Tina
berangkat ya Bu.. nanti aku pulang sekolah mau ketemu Juju ya Bu?” harap Tina
memelas.
“Iya.
Semoga nanti Juju sudah pulang. Kalau belum pulang, biar Ibu yang cari ke
tetangga ya Nak..”
“Tina
berangkat.. Assalamualaykum..” Tina mencium tangan Ibunya.
“Waalaykum salam. Hati-hati ya...”
Tina
memang tak terpisahkan dengan Juju. Juju adalah teman setia Tina setiap hari.
Juju sering menunggu kepulangan Tina dari sekolah dengan duduk di tengah pintu
rumah depan. Setelah Tina pulang, Juju sangat suka bermanja-menja dengan
menempelkan badannya pada Tina sebagai tanda minta dibelai.
Awalnya
Juju adalah kucing Mbak Nury tetangga Tina. Juju kesasar dan masuk rumah Tina.
Tina yang tertarik melihat kelucuan Juju mencoba memberi sedikit makanan. Setelah
setiap hari kejadian itu berulang, Juju akhirnya merasa nyaman dan menetap di
rumah Tina. Semakin hari, mereka semakin akrab. Juju sangat suka bermanja-manja
dengan Tina. Dan Tina pun senang memanjakan Juju.
Biasanya,
setiap shubuh Juju sudah menunggu di depan kamar Tina. Saat Tina keluar kamar,
Juju akan membuntuti Tina ke kamar mandi. Juju akan menunggu Tina hingga ia
selesai dan akan membuntuti kembali ke kamar untuk sholat subuh. Saat Tina
mengerjakan sholat subuh, Juju akan setia menunggu di samping sajadah dengan
duduk manis. Setelah itu Juju akan membuntuti Tina ke dapur. Tina akan
membuatkan susu untuk Juju. Juju sudah punya gelas khusus bewarna hijau muda
yang digunakan untuk minum susu setiap hari. Tina membeli susu itu saat belanja
di supermarket. Ibu sempat heran saat Tina ingin dibelikan susu padahal selama
ini Tina tidak suka susu. Ternyata susu itu sengaja ia minta untuk diberikan
pada Juju. Saking syanagnya Tina pada Juju.
Juju
adalah kucing yang gemar tidur. Ia menghabiskan siang hari dengan banyak tidur.
Tina pun sudah menyiapkan tempat tidur Juju yaitu sebuah keset empuk yang
nyaman. Juju terbiasa tidur di sana. Tina juga sering merekam tingkah lucu Juju
saat bermain seperti berlari, mengejar tali, dan mengejar ekornya sendiri. Saat
Tina mengerjakan PR pun, Juju dengan setia menemani dengan duduk ataupun tidur
di dekat kaki Tina. Mereka berdua tak terpisahkan.
Semenjak
kemarin sore, Juju tidak terlihat di rumah. Saat malam tiba, tempat tidur Juju
juga masih kosong. Tina mulai khawatir. Namun Ibu menenangkannya untuk bersabar
menunggu besok pagi. Paginya, Tina tetap berangkat ke sekolah meskipun
pikirannya masih tertuju pada Juju.
...........................................
Jam
sudah menunjukkan jam 9 pagi. Ibu yang belum melihat kepulangan Juju mulai
khawatir. Tina akan pulang sekolah jam sebelas. Jika Juju belum di rumah, Tina
pasti akan sedih. Akhirnya Ibu memutuskan untuk mencari Juju. Ibu langsung
menuju rumah Mbak Nury. Mbak Nury adalah pemilik pertama Juju. Bahkan Ibu dan
saudara-saudara Juju masih tinggal di rumah Mbak Nury. Mungkin saja Juju pulang
ke rumah pertamanya.
“Mbak
Nury..” Sapa Ibu sesampainya di rumah Mbak Nury.
“Eh
iya Bu..” Mbak Nury yang sedang menyapu langsung menghentikan aktifitasnya.
“Ini...
kucing hitam putih yang itu...”
“Oh
iya.. Tina nyariin ya Bu?” Mbak Nury langsung tanggap.
“Iya...
kucingnya pulang ke sini?” Ibu bertanya antusias.
“Oh
gini Bu... kucing itu sudah lama nggak pulang ke sini. Nah, kemarin sore
kucingnya ketabrak mobil di depan rumah dan langsung mati. Langsung dikubur
sama Bapak..” Mbak Nury menyampaikan dengan raut muka sedih.
“Innalilahiwainnailaihi
rajiun... “
“Tina
nyariin terus Bu?”
“Iya...
katanya nanti pulang sekolah pengen kucingnya sudah di rumah.. Ya sudah mbak
nanti biar saya jelaskan pelan-pelan..”
.............................................
“Assalamualaykum...”
“Waalaykum
salam... eh anak ibu sudah pulang. Gimana tadi di sekolah?”
“Bu,
Juju mana?” Tina melihat sekeliling rumah.
“Tina,
kamu ganti baju dulu ya... nanti Ibu kasih tahu dimana Juju.. Oke?”
“Tapi
aku mau ketemu Juju sekarang Bu...”
“Juju
sudah nggak di sini, nanti Ibu kasih tahu tapi syaratnya Tina harus ganti baju
dulu ya.. kan ini seragamnya besok dipakai lagi.. Ayo..”
Tina
akhirnya menurut pada perkataan Ibu. Setelah ganti baju, Tina langsung menagih
janji Ibunya.
“Bu,
aku sudah ganti baju. Ayo kita jemput Juju...!” Tina terlihat tak sabar.
“Duduk
sini dulu, Ibu mau bicara..” Ibu mengajak Tina untuk duduk di sofa. Ibu
memegang kedua tangan Tina dan tersenyum manis.
“Tina..
Tadi Ibu sudah mencari Juju ke rumah Mbak Nury. Ternyata Juju sudah pulang, dan
nggak bisa balik lagi ke sini.” Ibu Tina menjelaskan dengan hati-hati.
“Loh!
Kan kita bisa jemput Bu.. Juju sakit? Juju kan udah jadi kucingku jadi
pulangnya harus ke sini dong! Aku kan bisa merawatnya.”
“Begini
Tina, kemarin sore Juju kecelakaan ditabrak mobil. Dan sekarang Juju sudah
pulang ke Alloh. Tina mengerti kan?”
Ekspresi
Tina langsung berubah. Matanya berkaca-kaca dan hidungnya memerah. Ibu tahu Tina
akan sedih. Ibu langsung mengelus rambut Tina.
“Tina
nggak boleh sedih. Setiap makhluk hidup pasti akan mati kan sayang?”
Tina
masih diam membisu. Pipinya sudah basah dengan air mata. Ia sesenggukan mencoba
menahan tangis.
“Trus,
sekarang Juju dimana Bu? “ Tina bertanya dengan terbata-bata. Air matanya
mengucur deras.
“Sudah
dikubur di belakang rumah Mbak Nury.”
“Tapi
aku belum lihat Juju Bu...” Tina terisak. Tangisnya semakin keras.
Ibu
memeluk Tina untuk menenangkannya. Tina menangis cukup lama. Bahkan Tina
melewatkan makan siang. Ia tidur siang lebih lama karena lelah menangis.
Sore
harinya, setelah mandi sore Tina mendekat pada Ibu yang sedang memasak di
dapur.
“Bu,
aku sore ini tidak masuk TPA ya?” Tina menunduk demi mengutarakan keinginannya.
“Kenapa
sayang?”
“Aku
malu mataku sembab..” Tina melihat Ibunya kemudian kembali menunduk karena malu.
“Oh
iya nggak apa-apa. Tapi hari ini saja ya sedihnya?”
“Iya
Bu....”
“Oh
iya.. Tina tadi siang belum makan kan?... Sekarang makan ya??”
Tina
duduk di kursi makan sambil menggelengkan kepala.
“Bu,
nanti di akhirat aku bisa bertemu sama Juju lagi kan?” Ternyata Tina masih
memikirkan Juju.
Ibu
tersenyum mendengar pertanyaan Tina.
“Tina
sayang... tidak ada yang tahu tentang apa yang terjadi akhirat nanti kecuali
Alloh. Yang penting, selama Juju di sini Tina sudah berbuat baik padanya. Memberi
makan dan minum, menyediakan tempat tidur, dan tidak menyakitinya. Nah, itu
pahalanya besar sekali. Kebaikan apapun yang kita berikan pada makhluk Alloh di
dunia ini nilainya sedekah lhoo.. “
“Aku
ingin bertemu Juju saat di akhirat nanti Bu...”
“Tina,
ingat nggak kisah tentang orang yang masuk neraka karena menyiksa kucing? Dan
kisah seorang perempuan masuk syurga karena memberi minum anjing?”
Tina
mengangguk. Tina mengingat dengan baik semua cerita sebelum tidur yang
dibacakan Ibu..
“Apapun
yang diminta Tina di akhirat nanti akan dikabulkan jika Tina bisa masuk syurga.
Nah, untuk masuk syurga Tina harus jadi anak yang baik. Iya kan? Juju senang
tinggal di sini karena ada Tina yang baik.”
Tina
kembali mengangguk menyetujui perkataan Ibunya.
“Kalau
Tina sedih, Juju juga akan sedih...”
Tina
merenungkan perkataan Ibunya. Ia memutuskan tidak akan sedih berlama-lama lagi
dan ikhlas melepas Juju.