Selasa, 04 Oktober 2016

BALADA MPASI



Apa itu MPASI? Yup! MPASI adalah Makanan Pendamping Asi buat si kecil. Waktu pemberian MPASI adalah mulai bayi umur 6 bulan. Bagi mahmud alias mamah muda, saat MPASI adalah saat yang ditunggu. Hal ini berlaku juga pada saya. Dua bulan sebelum jadwal pemberisan MPASI pertama, saya sudah baca banyak artikel tentang MPASI. Dua buku tentang MPASI saya beli. Dan info MPASI terbaru mayoritas saya dapatkan dari instagram. Ternyata soal MPASI ini banyak sekali aliran yang dipakai. Aliran di sini maksudnya bukan aliran menyimpang. Semua tujuan aliran MPASI adalah untuk kebaikan si kecil. Aliran MPASI yang sedang hits saat ini adalah pemberian MPASI organik dan pemberian ASI BLW (Baby Lead Weaning). Berdasarkan pengalaman per-ASI-an yang sudah lalu, kali ini saya tidak akan termakan info-info di media sosial. Karena apa? Semua tips per-ASI-an di instagram, mayoritas akan promo produk ASI Booster. Wkkk... Alhamdulillah banyak ASI Booster yang sudah saya coba. Dan ternyata ASI lancar adalah dengan sering menyusui dan mompa. Itu saja. Soal ASI Booster, bila perlu aja lah ya.!

Kembali tentang MPASI. Banyak tips MPASI yang ujung-ujungnya promosi produk membuat saya cenderung searching tentang MPASI HomeMade, MPASI yang dibuat di rumah. Tapi tentang MPASI Home Made ini, ternyata ada juga yang jualan buku resepnya. Haha .... Alhamdulillah juga saya beli. Korban iklan banget deh! Kemudian, aliran MPASI mana yang saya anut? Saya memutuskan untuk ikut aliran “Kasih Ibu kepada Beta”. Ini adalah aliran MPASI yang saya rancang sendiri sesuai naluri Ibu yang saya miliki.

Prinsip teknis yang saya pakai adalah MPASI harus DIMASAK SENDIRI dengan BAHAN TERBAIK yang ADA DI RUMAH. Yup, ada 3 kata kunci.

Pertama adalah dimasak sendiri. Setiap hari saya membuat bubur untuk Pandu yang kini berusia 8 bulan. Beras putih, beras merah, hingga beras hitam. Dulu di awal, setiap mau makan baru saya masak. Sekali masak habis. Tapi lambat laun saya merasa cape karena tidak praktis. Ya  memang di sini tantangannya MPASI Home Made, tidak instan yang otomatis tidak praktis. Dan di usia 8 bulan ini, saya tidak melarang jika Pandu mau maem roti atau biskuit. Dua kali saya belikan biskuit bayi. Hal ini saya lakukan karena si Pandu suka dikasih krupuk sama sodara. Daripada krupuk ya roti aja dong.. Sesekali aja ya ngasihnya. Meskipun belum bisa ngunyah sempurna,  Pandu juga saya kasih potongan buah apel  sebagai cemilan. Ini adopsi dari metode BLW.

Kedua, adalah bahan terbaik. Kiat semua tahu bahwa  bahan organik adalah bahan makanan terbaik. Tapi saya mengerem diri untuk belanja produk-produk MPASI organik. Saya berpikir organik nggak harus mahal. Tinggal di desa membuat saya berkelimpahan bahan makanan organik. Telur ayam kampung, bayam dari kebun, pisang dari sawah, dan banyak lainnya. Bahan makanan termahal untuk Pandu adalah ikan salmon. Saya beli ikan salmon karena saya setuju dengan pendapat seorang dokter yang menyatakan justru untuk bayi di bawah 2 tahun itu harus banyak protein daging dan ikan untuk kecerdasan dan mencegah anemia. Dari data yang ada, masih banyak bayi di Indonesia yang menderita anemia.

Ketiga, bahan untuk MPASI ya bahan yang ada di rumah saja atau yang mudah dijangkau. Misalkan hari ini saya masak sayur asem pake jagung. Nah jagungnya itu bisa buat bahan MPASI. Bukan sayur asem yang sudah jadi, tapi jagung yang sudah matang. Jangan dikasih gula garam, atau minimalisir gula garam. Saya berpikir  Pandu gede nanti harus mau makan apa saja, belajar bersyukur. Pandu tinggal di rumah ini sama saya jadi ya makanan kami harus sama. Jangan sampai Ibunya makan bothok tempe, eh si anak nggak mau makan hanya karena minta oatmeal organik. Oh ya, dari banyak aliran MPASI ada yang mendahulukan sayuran dan buahan, ada yang langsung makanan pokok, ada yang protein juga di awal. Saya di pemberian MPASI awal sudah mengenalkan bubur beras dicampur pure buah. Beras kan bahan makanan pokok orang Indonesia.

Intinya, jangan termakan iklan. Semua Ibu bisa  memberikan yang terbaik untuk anaknya. Yuk bijak pake medsos.

2 komentar: