Apa itu MPASI? Yup! MPASI adalah Makanan Pendamping
Asi buat si kecil. Waktu pemberian MPASI adalah mulai bayi umur 6 bulan. Bagi
mahmud alias mamah muda, saat MPASI adalah saat yang ditunggu. Hal ini berlaku
juga pada saya. Dua bulan sebelum jadwal pemberisan MPASI pertama, saya sudah
baca banyak artikel tentang MPASI. Dua buku tentang MPASI saya beli. Dan info
MPASI terbaru mayoritas saya dapatkan dari instagram. Ternyata soal MPASI ini
banyak sekali aliran yang dipakai. Aliran di sini maksudnya bukan aliran
menyimpang. Semua tujuan aliran MPASI adalah untuk kebaikan si kecil. Aliran MPASI
yang sedang hits saat ini adalah pemberian MPASI organik dan pemberian ASI BLW
(Baby Lead Weaning). Berdasarkan pengalaman
per-ASI-an yang sudah lalu, kali ini saya tidak akan termakan info-info di
media sosial. Karena apa? Semua tips per-ASI-an di instagram, mayoritas akan
promo produk ASI Booster. Wkkk... Alhamdulillah banyak ASI Booster yang sudah
saya coba. Dan ternyata ASI lancar adalah dengan sering menyusui dan mompa. Itu
saja. Soal ASI Booster, bila perlu aja lah ya.!
Kembali tentang MPASI. Banyak tips MPASI yang
ujung-ujungnya promosi produk membuat saya cenderung searching tentang MPASI
HomeMade, MPASI yang dibuat di rumah. Tapi tentang MPASI Home Made ini, ternyata
ada juga yang jualan buku resepnya. Haha .... Alhamdulillah juga saya beli. Korban
iklan banget deh! Kemudian, aliran MPASI mana yang saya anut? Saya memutuskan
untuk ikut aliran “Kasih Ibu kepada Beta”. Ini adalah aliran MPASI yang saya
rancang sendiri sesuai naluri Ibu yang saya miliki.
Prinsip teknis yang saya pakai adalah MPASI harus DIMASAK
SENDIRI dengan BAHAN TERBAIK yang ADA DI RUMAH. Yup, ada 3 kata kunci.
Pertama adalah dimasak sendiri. Setiap hari saya
membuat bubur untuk Pandu yang kini berusia 8 bulan. Beras putih, beras merah,
hingga beras hitam. Dulu di awal, setiap mau makan baru saya masak. Sekali masak
habis. Tapi lambat laun saya merasa cape karena tidak praktis. Ya memang di sini tantangannya MPASI Home Made,
tidak instan yang otomatis tidak praktis. Dan di usia 8 bulan ini, saya tidak
melarang jika Pandu mau maem roti atau biskuit. Dua kali saya belikan biskuit
bayi. Hal ini saya lakukan karena si Pandu suka dikasih krupuk sama sodara. Daripada
krupuk ya roti aja dong.. Sesekali aja ya ngasihnya. Meskipun belum bisa
ngunyah sempurna, Pandu juga saya kasih
potongan buah apel sebagai cemilan. Ini adopsi
dari metode BLW.
Kedua, adalah bahan terbaik. Kiat semua tahu bahwa bahan organik adalah bahan makanan terbaik. Tapi
saya mengerem diri untuk belanja produk-produk MPASI organik. Saya berpikir organik
nggak harus mahal. Tinggal di desa membuat saya berkelimpahan bahan makanan
organik. Telur ayam kampung, bayam dari kebun, pisang dari sawah, dan banyak
lainnya. Bahan makanan termahal untuk Pandu adalah ikan salmon. Saya beli ikan
salmon karena saya setuju dengan pendapat seorang dokter yang menyatakan justru
untuk bayi di bawah 2 tahun itu harus banyak protein daging dan ikan untuk
kecerdasan dan mencegah anemia. Dari data yang ada, masih banyak bayi di
Indonesia yang menderita anemia.
Ketiga, bahan untuk MPASI ya bahan yang ada di rumah
saja atau yang mudah dijangkau. Misalkan hari ini saya masak sayur asem pake
jagung. Nah jagungnya itu bisa buat bahan MPASI. Bukan sayur asem yang sudah
jadi, tapi jagung yang sudah matang. Jangan dikasih gula garam, atau
minimalisir gula garam. Saya berpikir Pandu gede nanti harus mau makan apa saja,
belajar bersyukur. Pandu tinggal di rumah ini sama saya jadi ya makanan kami
harus sama. Jangan sampai Ibunya makan bothok tempe, eh si anak nggak mau makan
hanya karena minta oatmeal organik. Oh ya, dari banyak aliran MPASI ada yang
mendahulukan sayuran dan buahan, ada yang langsung makanan pokok, ada yang
protein juga di awal. Saya di pemberian MPASI awal sudah mengenalkan bubur
beras dicampur pure buah. Beras kan bahan makanan pokok orang Indonesia.
Nice post. Keep writing
BalasHapusNice post. Keep writing
BalasHapus