Akhir-akhir ini wajah Ibu Marwah Daud Ibrahim
beberapa kali muncul di timeline Facebook terkait pendapat beliau tentang
Kanjeng Taat Pribadi. Aku kaget tentang hal ini. Em tapi kali ini aku tidak
ingin membahas tentang pemberitaan itu. Aku tidak faham secara utuh. Melihat
Ibu Marwah Daud Ibrahim mengingatkanku saat kuliah dulu. Aku sempat menonton
video singkat beliau tentang visualisasi mimpi dan menuliskan detail cara pencapaiannya.
Bahkan sampai sekarang aku menyimpan video itu lho. Seingatku,
video itu adalah file CD yang merupakan bonus buku karya Ibu Marwah Daud
Ibrahim. Aku juga punya copyan mind mapping dari tahunan, bulanan, hingga harian yang juga termasuk bonus
buku.
Kalau waktu SMA ada video Mas Danang dari IPB
yang mebuat daftar mimpi, dari video Ibu Marwah ini diturunkan lagi menjadi
detail bagaimana cara meraih mimpi dan dikerucutkan lagi menjadi aktifitas pertahun, perbulan, hingga perhari untuk mencapai mimpi. Ibu Marwah mendetailkan bagaimana cara beliau bisa
lulus program doktor tepat waktu dalam keadaan hamil. Ada target kapan
disertasi harus sudah dimulai, kapan waktu belanja, kapan waktu mengajar, family time, semua didetailkan hingga
akirnya beliau lulus dengan nilai kedua terbaik .
Visualisai mimpi sudah
menjadi hal biasa sekarang ini. Bahkan sekarang banyak yang jual buku untuk
seorang planner. Termasuk Maudy
Ayunda juga bikin produk serupa. Semakin banyak yang berani melakukan
visualisasi mimpi. Bahkan sudah sampai pada sosialisasi mimpi. Ada yang update
status upload foto daftar impiannya hingga gambar terkait. Keren deh!
Percaya pada kekuatan
visualisasi mimpi? Menurutku nih ya, visualisasi mimpi mah mudah. Mau jadi kaya
apa tinggal tulis, gambar, tempel di dinding kamar. Yang susah itu adalah
realisasi. Setuju nggak? Kalau cuma visualisasi tapi nggak pake doa sama usaha,
ya mimpi kita jadi bunga tidur aja.
Aku melakukan
visualisasi mimpi. Aku menuliskan mimpi-mimpiku dalam sebuah daftar bernomor. Alhamdulilalh
beberapa tercoret. Aku juga rutin membuat resolusi tahunan dan ditempel di
tembok kamar. Aku juga tipe seorang planner
yang mewajibkan buku agenda ada di dalam tas. Inilah yang aku sebut visualisasi
mimpi yang aku lakukan.
Menurutku, visualisasi
mimpi adalah sebagai pengingat. Manusia mudah sekali lupa. Mudah sekali. Hari ini
bersemangat untuk mendapat nilai A, tapi besoknya memilih main HP daripada buka
buku. Betul pa betul?
Aku melakukan
visualisasi mimpi. Tapi, bukan teori manusia yang aku agungkan dalam hal
visualisasi mimpi. Sebagai seorang muslim, kita tahu bahwa prasangka Alloh
sesuai prasangka kita. Dari Abu Hurairah ra,
Rasulullah SAW bersabda, Allah berfirman:
أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِى بِى
“Aku (Allah)
sesuai dengan persangkaan hamba pada-Ku.” (Muttafaqun ‘alaih).
Pernah nonton Film Semesta
Mendukung? Dikatakan bahwa alam ini akan mendukung mimpi-mimpi kita. Bukan
alam, tapi Sang Pencipta Alam. Alloh lah tahu mana yang terbaik bagi setiap
diri kita. Visualisasi mimpi hanya sebagi pengingat untuk berdoa dan berusaha. Dan
jangan sampe daftar mimpi kita dipenuhi dengan keinginan dunia semata. Itu yang
paling penting.
Alhamdulillah... banyak mimpi
yang kutulis menjadi kenyataan sesuai target. Kadang tepat waktu, kadang
mundur, kadang diganti jauh yang lebih baik. Layaknya doa. Berkhusnudzon kepada
Allah nggak boleh ditinggal.
Kemudian, di saat kita berdoa
rutin dan berikhtiar maksimal untuk sebuah mimpi. namun di tengah jalan ada
batu besar sebagai penghalang, apa yang kita lakukan? Tetap berkhusnudzon. Ayuk
ingat ayat ini. Dalam surat Alam Nasyroh, Allah Ta’ala berfirman,
فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا
“Karena sesungguhnya
sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” (QS. Alam Nasyroh: 5)
Ayat ini pun diulang
setelah itu,
إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا
“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada
kemudahan.” (QS. Alam Nasyroh: 6)
Coba deh buktikan! Sesudah kita sedih akan sesuatu hal
pasti akan ada kejutan bahagia setelahnya.
Jadi visualisasi mimpi adalah tentang doa yang
diulang-ulang, ikhtiar yang maksimal, dan khusnudzon kita.
NOTE TO MY
SELF
Tidak ada komentar:
Posting Komentar