Saat konsumen tanya apakah produk
dagangan saya halal, saya selalu mengiyakan. Saya yakin karena memang ambil
bahan baku daging ayam dari Rumah Pemotongan Hewan (RPH) muslim. Kemudian banyak
juga yang menanyakan label halal dari MUI. Saya tahu mereka kurang yakin.
Nyatanya banyak sekali produk di luar sana yang bilang halal namun nyatanya
pakai campuran daging haram alias daging babi. Sudah banyak kan kasus seperti
ini terjadi dan beritanya sudah menasional.
Dan akhirnya, sekarang saya sedang proses mengurus ijin Halal MUI.
Semoga urusannya nanti lancar. Label Halal dari MUI inilah yang akan meyakinkan
konsumen bahwa produk saya memang halal 100%. Saya sendiri yang mengatakan
halal jadi ada dasarnya dan nggak berkesimpulan sendiri. Jika memposisikan diri
menjadi seorang konsumen makanan, dengan melihat label halal akan memunculkan keyakinan
tersendiri bahwa produk yang kita konsumsi adalah produk yang baik.
Bagaimana dengan yang selain
makanan? Barang-barang yang kita pakai kan juga bisa haram. Eh ingat kan ada
salah satu merk hijab yang punya label halal MUI? Kalau merk sepatu ada nggak
ya?
Saya ingat kejadian 7 tahun
silam. Saat itu sambil menunggu pengumuman kelulusan, saya magang sebagai SPG
di pameran buku bersama teman-teman yang lain. Ada Anis, Dila, Kristal, dan
Ika. Bisa dibilang itu adalah kali pertama saya bekerja. Jam 10 pagi sampai jam
10 malam diupah 40 ribu. Lumayan sekali kami rasa saat itu. Lama kerja 10 hari
saja. Alhasil di akhir event, kami mendapatkan upah 400ribu. Nominal yang wow!
Saya langsung bingung mau diapakan uang itu. Hingga akhirnya saya memutuskan
untuk membeli sepatu di Plaza Madiun. Saya ingat saya berjanji pada diri
sendiri bahwa akan membeli sepatu dengan harga maksimal 200 ribu. Saya dan
Kristal punya keinginan yang sama. Kami janjian membeli sepatu bersama. Saya
membeli sepatu cantik bermerk Flad*o. Itu adalah sepatu pertama yang paling
cantik, pas di kaki, dan paling mahal.
Saya membawa hijrah sepatu itu ke
Jogja untuk kuliah. Kepanasan, kehujanan, sepatu itu selalu menemani. Jujur,
sepatunya bandel sekali. Awet. Dan saya merasa percaya diri memakai sepatu
warna krem itu. Sampai sekarang saya belum pernah mendapati model sepatu
seperti itu lagi.
Hari-hari kuliah berjalan seperti
biasa hingga pada suatu hari ada kejadian yang membuat saya harus membenci
barang kesayangan itu. Akhir pekan saya memutuskan untuk ikut Halal School yang
diadakan oleh KMMTP. Acara ini membahas tentang dasar halal haram hingga
contoh-contoh detailnya dari makanan, kosmetik, dan banyak lainnya. Sampai pada
penjelasan tentang kulit babi, dipaparkan ciri-ciri kulit babi adalah ada bintik-bintik
membentuk segitiga. Ada beberapa sepatu yang memakai kulit babi karena memang
kulit babi lebih murah dan nyaman dipakai.
Sesampai di kos setelah makan
siang dan aktifitas lainnya, saya berjalan ragu menuju rak sepatu. Saya pegang
sepatu krem kesayangan, saya buka kulit bagian dalamnya. Dan iya, ada tiga
bintik berderet-deret dimana. Tak pikir panjang, saya langsung membungkus
sepatu itu ke dalam kantong plastik dan membuangnya ke tempat sampah. Ada
sesal, ada sedih, ada sedikit marah. Pernah mengalami cinta bertepuk sebelah
tangan? Ini lebih sakit daripada itu.
Punya barang haram di rumah? Ayo
dicek!
Nice post mbak. Saran mbak ya..biar lebih mnarik ditambah gambar aja..hehe..semangat nulis mbak..jangan lupa mampir keblog saya juga kalo sempet..��
BalasHapusNice post mbak. Saran mbak ya..biar lebih mnarik ditambah gambar aja..hehe..semangat nulis mbak..jangan lupa mampir keblog saya juga kalo sempet..��
BalasHapusbisa posting aja nih perjuangan mbak hahahah... bener banget . miskin foto saya mah...
HapusLagi ngafalin qur an juga ya....
BalasHapusLho...sudah di pastikan itu kulit sepatunya emang?
aamiin pak... ngapalin ulang ngapalin ilang... semoga ga gitu terus heheh
Hapussoal sepatu sudah dunk. sejak saat itu tiap beli sepatu dicek. dah ga nemu yang begituan lagi. tapi yang kasus di atas saya yakin banget . lha wong kliatan jelas bintik2 nya. sayang ga say akasih foto ni.
Wah, saya jadi pengen ngecek sepatu di rumah
BalasHapusya mbak... yuk
Hapuswkwkwk tin aku udah tahu critamu yg ini
BalasHapus