Bismillah.. sudah lama ga update
blog ni. Sok sibuk..hehe
Padahal pembacanya lebih sibuk daripada penulisnya.. eh
emang blog ini ada yang baca?!! Hmmm...
Seperti biasa, sering ide menulis
datang tapi apa dikata Ibu Rumah Tangga mah prioritasnya suka berubah. Kalo
nggak anak, ya anak. Sama aja ya!
Kali ini aku memberanikan diri
nulis pake narasumber. Jujur aku rindu sekali dengan Eva. Eva ni temen kuliah di
Fakultas Teknologi Pertanian UGM. Meskipun beda jurusan, tapi kami sering
ketemu di masjid dan majlis taklim. Semoga semakin sholeha ya Va..Aamiin
Sosok sahabat
yang murah senyum dan baik banget. Terakhir ketemu di stasiun Tugu Jogja pas
aku mau balik Madiun. Eh sekarang aku ditinggal ke Jepang. Dia berhasil dapet
beasiswa LPDP dan berangkat ke Jepang sesuai keinginannya. Dulu pas masih
kuliah, Eva ni emang ngefans banget ma jepang. Dia ikut Japan Club dengan serba
serbinya. Eva juga sering bilang pengen melanjutkan kuliah ke Jepang. Dan aku
selalu dukung dia. Aku bilang “Aku yakin kamu bisa Va!”. Kenapa aku bilang
gitu? Soalnya Eva ni orangnya gigih. Nggak meragukan deh semangatnya.
Dan sekarang... bahagia banget liat
foto-foto Eva di Jepang. Bahkan Eva ni beli Dorabon juga buat dibawa ke sana.
Mantabs! Bikin mupeng!
ni salah satu foto Eva di Jepang |
Komunikasi terakhir dengan Eva
tanggal 30 November 2016 kemarin, Eva bilang kuliahnya sudah selesai dan
tinggal fokus penelitian. Semoga segera lulus ya Eva sayang. Nah, aku berhasil wawancara online
ni sama Eva. Sudah ijin buat diposting di blog. Harapannya semoga bermanfaat
bagi yang baca dan bisa jadi penyemangat ya! Penasaran sama hasil wawancaranya?
Agar hasilnya murni sesuai jawaban Eva, aku tulis pertanyaan sekaligus
jawabannya ni agar tidak mengubah esensi. Wkwkkw..
Eva..Bagaimana
perasaanmu sekarang? Tahukah kamu, kuliah gratis dan bisa ke luar negeri adalah
suatu hal yang sangat membuat iri? Wkkk
Perasaanku saat ini alhamdulillah seneng
banget. Tak henti-henti merasa bersyukur. Secara kamu tahu kan aku sudah suka
jejepangan semenjak S1 dulu terutama semenjak di ASC. Jepang adalah salah satu
negara yang aku kagumi dan pengen banget aku sambangi. Pernah ikut seleksi
SUIJI buat exchange ke jepang tapi gagal hehe. *aku juga ni hiks
Membuat iri? aku harus mengakui. Karena aku dulu pun sangat
ingin seperti si anu, mbak ini dan mas itu yang bisa belajar keluar negeri,
lebih khusus lagi di Jepang. Saat ini kesempatan untuk bisa belajar ke LN
semakin terbuka lebar dengan banyaknya beasiswa yang ditawarkan, jadi
sebenarnya bisa belajar ke LN sudah bukan lagi hal luar biasa yang diluar
jangkauan. Meski begitu, bisa sekolah ke LN tetaplah rezeki yang tidak semua
orang bisa dapatkan kan? Jadi, aku sangat bersyukur.
Apa
yang paling mengesankan di Jepang Va? Bisa cerita dunk...
Hmmmm apa yaa…. Banyak Tin hehe. Bisa-bisa jadi satu buku sendiri ini hwhwhwh..
Kalau soal teratur, bersih, disiplin, fasilitas dan lain—lainnya yang udah
melekat dan dan umum diketahui ngga usah aku ceritakan lagi yaa hehe. Mulai
dari yang dikampus dulu deh. Disini lab nya ngga ada teknisi, semua dibawah kontrol langsung sensei. Satu sensei
(profesor) punya satu
lab, jadi risetnya bisa fokus gitu. Semua alat dipakai bersama dan dirawat bersama. Praktikum sensei sendiri yang
handle, asisten cuma
bantuin prepare dan beresin aja. Kalau dikehidupan sehari-hari, banyak hal yang
harus dikerjain sendiri, ngoperasiin mesinnya sendiri, contohnya mau fotocopy,
scan (baik dikampus maupun di convenience store macam indom*rt gitu #nanti
pulang2 bisa buka fotocopyan deh), cetak foto, beli tiket kereta, beli karcis
buat parkir sepeda di
stasiun, pinjem buku di perpus, semua ada mesinnya yang harus dioperasikan sendiri.
Kendalanya sih jelas, bahasa,
petunjuknya pake huruf kriting-kriting wkwkwk. Ada banyaaak vending mechine, bahkan di desa-desapun gitu, pengganti warung gitu kali yak hehe.
Terus ada kartu yang diisi uang (di-charge gitu), bisa buat naik kereta, bus,
kapal dan bisa dipakai di hampir seluruh Jepang, tinggal tab aja. Yang paling
berkesan dari semua itu adalah “bahwa membaca dan mengagumi dari jauh sangatlah
berbeda dengan menjadi bagian darinya. Ketika aku kagum betapa teraturnya
segala sisi kehidupan disini, menjadi sangat berbeda ketika aku menjadi pihak
yang harus juga menjadi teratur. Di jalan, di pusat perbelanjaan, sampai urusan
sampah” intinya, feeling kayak gitu itu yang berharga, ngga terganti deh dengan
cinderamata khas jepang yang paling mahal sekalipun #hahahahah mulai alay.
Kamu
alay, aku mupeng berat ni Va... aku juga pengen ke sana... huwaaa!! Oh ya Va,
alhamdulillah ya ada LPDP. Apa sih motivasi daftar LPDP? Selain gratisnya
ya...!
Kalau aku, dari sekian banyak beasiswa yang
ada, LPDP yang paling menarik perhatianku. LPDP kan dari pemerintah Indonesia
yah, yang bertujuan buat meningkatkan SDM orang Indonesia. Bangga aja indonesia
punya lembaga pengelola beasiswa, negara ngebiayain warganya buat sekolah ke
jenjang pendidikan tinggi. Trus ngerasa se-visi gitu. Gampangnya, sama2
bercita-cita buat bangun negara #lebaaaay. Kalau beasiswa lain (missal dari LN)
kan ada yang bebas gitu. Maksudnya, habis dapet beasiswa, sekolah, lulus. Udah.
Silahkan berkarya sesuai yang diinginkan. Atau setelah lulus harus bekerja
disini, ada ikatannya gitu. Kalau LPDP, kita boleh berkarya apapun selagi itu
adalah bentuk pengabdian kita buat negara ini. Alasan lain lebih ke teknis sih,
seperti ngga ada kuota,
pendaftarannya dibuka sepanjang tahun, dengan seleksi 4 kali setahun. LPDP juga
luas cakupan univnya, kita bisa milih sampai 200 univ terbaik dunia dan terbaik
di DN. Alur pendaftaran sampai pengumumannya jelas. Trus LPDP sendiri adalah
lembaga yang terpercaya dan professional buat ngelola dana beasiswa, salah satu
yang terbaik dari yang ada, pelayanannya juga oke, jarang banget ada masalah
terutama terkait pemenuhan hak awardee, ngga telat-telat gitu maksudnya.
Wuih,
keren Va penjelasanmu... keren juga ya LPDP. Boleh tau nggak perjuangan apa
yang paling berat (berkesan) buat dapetin LPDP ini? Apakah persiapannya fokus
atau disambi bekerja atau kuliah? Jaraknya berapa lama dari tahun kelulusan?
Agak cerita sedikit boleh? Hehe. *ya emang kudu cerita hoho
Jadi setelah aku
lulus S1 (Feb 2014) waktu itu, aku masih bimbang gitu mau lanjut sekolah apa
enggak. Lalu setelah mantap,
aku mulai deh browsing tentang beasiswa ma kampus2 di jepang. Aku telusuri satu persatu web universitas-universitas
yang ada di Jepang dari Hokkaido di utara sampai Kyushu di selatan, terutama
yang masuk list nya LPDP (udah spesifik sih, langsung nyari yang di Jepang
haha). Selagi proses itu, selama dua kali seminggu, aku ikut mengajar di salah
satu sanggarnya Yatim Mandiri. Butuh sekitar 6 bulan sampai aku memutuskan
kampus mana yang aku tuju, supervisor mana yang aku inginkan. Kalau beasiswa
sebenarnya sudah dari awal langsung memutuskan untuk daftar LPDP jadi mulai
dari awal sudah cari-cari info, nyicil nyiapin kelengkapan syarat dokumen.
Bulan Oktober 2014 alhamdulillah dapet kesempatan buat kerja di LPPOM MUI DIY.
Jadi, proses nyari sekolah, nyari sensei, hub univ, daftar beasiswa, daftar
univ, belajar buat ujian masuk, aku lakukan sembari kerja dan ngajar. *Duh nggak kebayang deh Va. Bener kan kamu
gigih orangnya...
Perjuangan yang paling berkesan sih ada 2.
Pertama syarat TOEFL. Buat ke LN, syarat minimum yang diberikan LPDP adalah
550. Yah, dengan Bahasa inggrisku yang sangat memprihatinkan ini, skor segitu
terlihat impossible. Aku tes TOEFL sampai tiga kali. Kurang lebih sekali test
biayanya 360rb. Dan aku belajar otodidak. Kenapa? Karena ngga punya duit buat
les wkwkwk. Memang sih kalau ditotal, biaya 3 kali test mungkin sama dengan
biaya les, tapi bayar langsung 1jtaan dan nyicil tiga kali itu beda hahahaha.
Lebih berat. *curhat og
piye...?!
Dan Karena aku kerja, lebih enak ngatur jadwal
sendiri buat belajar. Jelas, diri sendiri itu tantangan kalau belajar sendiri
di rumah hehe. Jadi aku beli buku-buku TOEFL dan nyari materi di internet. Sampe bosen dan eneg dah waktu itu
aku belajar TOEFLnya haha. Di test yang ketiga, alhamdulillah skor nya melebihi
target.
Kedua, waktu apply LPDP itu sendiri. Aku
berencana submit data bulan November supaya bisa ikut seleksi Desember. Waktu
itu sensei yang aku hubungi ngga bales-bales. Akhirnya aku putuskan untuk submit dokumen
tanpa surat dari sensei (ini ngga wajib sih, tapi kalau punya surat rekomendasi
dari sensei sepertinya bakal jadi poin plus pertimbangan). Nah, ajadinya aku
submit aja di detik-detik terakhir. Aku tahunya data bakal ditarik tanggal 21
jadi aku submit tanggal 21 November 2014 jam 23.00 lebih sekian menit
#modenekaaat. Tapiii, ternyata data sudah ditarik tanggal 19 Nov. Otomatis,
dataku bakal diikutkan buat periode seleksi mendatang (feb 2015). Aku putuskan buat unsubmit dan
memperbaiki dokumen. Alhamdulillah sekitar bulan Januari 2015 sensei ku bales.
Jadi hikmahnya adalah, aku bisa submit LPDP dengan surat dari sensei untuk
seleksi periode Feb 2015. Alhamdulillah lolos dan masuk kuliah periode Oktober
2015.
Skenario
Alloh memang selalu indah ya!.. Trus kunci sukses LPDP apa Va menurutmu?
Hmmm apa yah? semacam ngga tahu mau bilangnya
apa. Aku aja terkejut aku lolos ahhahaha. Sungguh meragukan ya. Aku ngga bisa ngasih jawaban pasti.
Ini menurutku aja, hasil baca-baca tulisan orang juga. Paling utama,
kelengkapan dan kesesuaian syarat dokumenlah ya. Karena seleksi dokumen adalah
kunci supaya bisa lolos ke tahap selanjutnya. Nasihat orang-orang (dan aku mengamini), jadilah diri sendiri, jujur, visi
misinya ngga usah muluk-muluk, kontribusi yang kita kemukakan itu ngga perlu
bombastis. Meski sederhana asalkan realistis, bisa diwujudkan, serta ada
manfaatnya. Lebih oke lagi sih kalau memang ide-idenya kece
dan bisa diwujudkan nantinya.
Pernah
mencoba daftar beasiswa lain? Kenapa?
Untuk yang S2, enggak. Sejak awal udah langsung
fokus mau daftar LPDP. Karena biar optimal persiapannya. Tapi sempet sih nyari2
info beasiswa lain semacam MEXT, INPEX, ADS, DIKTI, dll. Tapi yang mantep di
apply LPDP.
Ooow.. Kalo
nggak salah, salah satu syarat paling menentukan di LPDP ni tentang essay ya.
Benarkah?
Sebenernya aku kurang begitu ngerti sih Tin, hehe. Setiap persyaratan tentu
punya bobot poin sendiri. Ngga ngerti deh essay ini berapa persentase penentu
lolosnya. Dibilang paling menentukan, mungkin ngga juga ya. Tapi essay adalah
komponen penting yang bisa dijadikan bahan oleh reviewer untuk menilai
bagaimana jalan pemikiran pelamar beasiswa, apa yang akan dia lakukan, bagaimana
caranya. Karena dokumen2 seperti ijazah dan sertifikat lain tidak bisa 100%
mewakili. Gitu kali yaa, hahaha (semacam meragukan gitu ya, jawabanku).
Hahaaha..
Va Eva... emmm.. kapan nikah? Eh maksudku, setelah lulus nanti apa rencana ke
depannya?
Pengennya jadi dosen sekaligus mengabdi jadi
auditor di LPPOM MUI. Tapi ngga harus itu sih. Aku tidak menutup berbagai
kemungkinan yang ada. Sekarang ini, malah lagi tertarik sama bidang
creativepreneur. Pengen banyak ngelakuin kegiatan sosial juga, tapi masih ngga
tahu yang mana yang bisa direalisasaikan wkwk. Siapa tahu bisa terwujud
semuanya, aamiin. Hihi maunya gitu.
Iya
Va, duh aku baru aja daftar halal MUI tapi biayanya ternyata belom terjangkau . Pending deh! Aku dukung kamu Va... kalo di bidang preneur ntar bisa sharing lah
kita, apalagi sosial... wah aku juga punya greget ni di bidang ini. Sapa tau...
ya nggak..! Mmm..Menurutmu, apa yang membuatmu lolos LPDP ini?
Alhamdulillah
langsung lolos ketika daftar pertamakali. Pernah telat submit sih iya, hehe. Apa yaaa… aku juga penasaran
sebenernya hahaha. Bisa lolos
pastinya karena
kemurahan Allah dan doa orang tua ya hihihihi, jawaban ngga scientific banget. Tapi
kalau aku boleh sok-sokan menganalisa, mungkin karena para reviewer
yakin aku sudah cukup siap, melalui jawabanku mungkin mereka percaya bahwa aku
sudah tahu medan, tahu bagaimana dan seperti apa tempat aku akan sekolah. Dan mungkin memang aku mau diberikan
kesempatan untuk belajar. Jadi, dilolosin deh hihihihi
Calon
orang sukses nih Va... engga sombong. Top! Dari pengalaman daftar LPDP hingga
detik ini, adakah perubahan besar dalam diri kamu? Apa itu?
Ada beberapa sih. Hal yang paling kerasa adalah
bertambahnya rasa percaya diri aku. Jujur, aku tu orangnya ngga PDan dan kadang
kepleset ke rendah diri, bukan berarti ngga bersyukur ya, tapi kadang ngerasa minder
gitu. Setelah proses panjang berjuang dari nol nyari sekolah, nyari beasiswa,
seleksi beasiswa dan seleksi masuk kampus, aku jadi ada sedikit tambahan rasa
PD bahwa aku tidak seburuk itu #lebaaaay… bahwa aku juga bisa kok mendapatkan yang aku
cita-citakan selagi mau usaha, aku juga punya kemampuan kok, meski masih banyak
kurangnya hehe. Kalau yang related banget ma LPDP sih mungkin ini yah, rasa
tanggungjawab dan rasa cinta tanah air yang makin bertambah. Makin merasa harus
tanggungjawab Karena sekolah pakai uang rakyat, harus melakukan yang terbaik
supaya bisa ngasih yang terbaik juga. Kata Pak Habibie, ini adalah hutang pada
negara yang harus dibayar dengan prestasi dan pengabdian. Ngerik juga hehe.
Ohya,
ada nggak sesuatu tentang LPDP yang banyak orang salah memahaminya? *maksudnya
ni misalkan ekspektasi yang berlebihan atau pemahaman yang kurang tepat.
Aku kasih contoh kasus aja yah, semoga sesuai
dengan pertanyaanmu. Pernah ada beberapa orang yang tanya ke aku soal
pengabdian. Kan sesuai ketentuan LPDP, awardee nya harus kembali untuk mengabdi
bagi Indonesia (dalam berbagai bentuk, bebas, sesuai bidangnya masing-masing).
Mereka bertanya ada ketentuan ngga berapa lama harus mengabdi itu? Misal lulusan
LN nanti setelah mengabdinya selesai boleh ngga terus pindah ke LN lagi? Jadi
yang mau aku garis bawahi disini adalah kesadarannya. Beasiswa LPDP kan pakai
uang negara, uang rakyat, sudah selayaknya kita kembali mengabdi buat majuin
negara, bangun daerah atau hal-hal lain yang meski tampak sederhana tapi bisa
bermanfaat. Ngabdi ya seumur hidup kalau menurutku hihihihi. Ngabdi ngga
berarti ngga kerjakan? Simple sebenernya, cukup melakukan yang terbaik buat
majuin negara sesuai bidangnya masing-masing. Yang guru ngajar dengan baik,
dokter melayani dengan baik, diplomat, pengusaha, pedagang, polisi, peneliti,
petani, apapun. Kira-kira seperti itu J.
Makasi
ya Va.. di tengah kesibukanmu penelitian, masih nyempetin buat aku wawancara.
Semoga proses penelitian lancar. Aamiin
Siapa yang mupeng? Galau? Galau
positif yuk! Tutup facebook, buka buku . Yuk mari...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar