Jumat, 16 Desember 2016

EVA, LPDP, DAN JEPANG

Bismillah.. sudah lama ga update blog ni. Sok sibuk..hehe 
Padahal pembacanya lebih sibuk daripada penulisnya.. eh emang blog ini ada yang baca?!! Hmmm...

Seperti biasa, sering ide menulis datang tapi apa dikata Ibu Rumah Tangga mah prioritasnya suka berubah. Kalo nggak anak, ya anak. Sama aja ya!

Kali ini aku memberanikan diri nulis pake narasumber. Jujur aku rindu sekali dengan Eva. Eva ni temen kuliah di Fakultas Teknologi Pertanian UGM. Meskipun beda jurusan, tapi kami  sering ketemu di masjid dan majlis taklim. Semoga semakin sholeha ya Va..Aamiin

Sosok sahabat yang murah senyum dan baik banget. Terakhir ketemu di stasiun Tugu Jogja pas aku mau balik Madiun. Eh sekarang aku ditinggal ke Jepang. Dia berhasil dapet beasiswa LPDP dan berangkat ke Jepang sesuai keinginannya. Dulu pas masih kuliah, Eva ni emang ngefans banget ma jepang. Dia ikut Japan Club dengan serba serbinya. Eva juga sering bilang pengen melanjutkan kuliah ke Jepang. Dan aku selalu dukung dia. Aku bilang “Aku yakin kamu bisa Va!”. Kenapa aku bilang gitu? Soalnya Eva ni orangnya gigih. Nggak meragukan deh semangatnya.

Dan sekarang... bahagia banget liat foto-foto Eva di Jepang. Bahkan Eva ni beli Dorabon juga buat dibawa ke sana. Mantabs! Bikin mupeng!

ni salah satu foto Eva di Jepang
Komunikasi terakhir dengan Eva tanggal 30 November 2016 kemarin, Eva bilang kuliahnya sudah selesai dan tinggal fokus penelitian. Semoga segera lulus ya Eva sayang. Nah, aku berhasil wawancara online ni sama Eva. Sudah ijin buat diposting di blog. Harapannya semoga bermanfaat bagi yang baca dan bisa jadi penyemangat ya! Penasaran sama hasil wawancaranya? Agar hasilnya murni sesuai jawaban Eva, aku tulis pertanyaan sekaligus jawabannya ni agar tidak mengubah esensi. Wkwkkw..

Eva..Bagaimana perasaanmu sekarang? Tahukah kamu, kuliah gratis dan bisa ke luar negeri adalah suatu hal yang sangat membuat iri? Wkkk

Perasaanku saat ini alhamdulillah seneng banget. Tak henti-henti merasa bersyukur. Secara kamu tahu kan aku sudah suka jejepangan semenjak S1 dulu terutama semenjak di ASC. Jepang adalah salah satu negara yang aku kagumi dan pengen banget aku sambangi. Pernah ikut seleksi SUIJI buat exchange ke jepang tapi gagal hehe. *aku juga ni hiks
Membuat iri? aku harus mengakui. Karena aku dulu pun sangat ingin seperti si anu, mbak ini dan mas itu yang bisa belajar keluar negeri, lebih khusus lagi di Jepang. Saat ini kesempatan untuk bisa belajar ke LN semakin terbuka lebar dengan banyaknya beasiswa yang ditawarkan, jadi sebenarnya bisa belajar ke LN sudah bukan lagi hal luar biasa yang diluar jangkauan. Meski begitu, bisa sekolah ke LN tetaplah rezeki yang tidak semua orang bisa dapatkan kan? Jadi, aku sangat bersyukur.

Apa yang paling mengesankan di Jepang Va? Bisa cerita dunk...

Hmmmm apa yaa…. Banyak Tin hehe. Bisa-bisa jadi satu buku sendiri ini hwhwhwh.. Kalau soal teratur, bersih, disiplin, fasilitas dan lain—lainnya yang udah melekat dan dan umum diketahui ngga usah aku ceritakan lagi yaa hehe. Mulai dari yang dikampus dulu deh. Disini lab nya ngga ada teknisi, semua dibawah kontrol langsung sensei. Satu sensei (profesor) punya satu lab, jadi risetnya bisa fokus gitu. Semua alat dipakai bersama dan dirawat bersama. Praktikum sensei sendiri yang handle, asisten cuma bantuin prepare dan beresin aja. Kalau dikehidupan sehari-hari, banyak hal yang harus dikerjain sendiri, ngoperasiin mesinnya sendiri, contohnya mau fotocopy, scan (baik dikampus maupun di convenience store macam indom*rt gitu #nanti pulang2 bisa buka fotocopyan deh), cetak foto, beli tiket kereta, beli karcis buat parkir sepeda di stasiun, pinjem buku di perpus, semua ada mesinnya yang harus dioperasikan sendiri. Kendalanya sih jelas, bahasa, petunjuknya pake huruf kriting-kriting wkwkwk. Ada banyaaak vending mechine, bahkan di desa-desapun gitu, pengganti warung gitu kali yak hehe. Terus ada kartu yang diisi uang (di-charge gitu), bisa buat naik kereta, bus, kapal dan bisa dipakai di hampir seluruh Jepang, tinggal tab aja. Yang paling berkesan dari semua itu adalah “bahwa membaca dan mengagumi dari jauh sangatlah berbeda dengan menjadi bagian darinya. Ketika aku kagum betapa teraturnya segala sisi kehidupan disini, menjadi sangat berbeda ketika aku menjadi pihak yang harus juga menjadi teratur. Di jalan, di pusat perbelanjaan, sampai urusan sampah” intinya, feeling kayak gitu itu yang berharga, ngga terganti deh dengan cinderamata khas jepang yang paling mahal sekalipun #hahahahah mulai alay.

Kamu alay, aku mupeng berat ni Va... aku juga pengen ke sana... huwaaa!! Oh ya Va, alhamdulillah ya ada LPDP. Apa sih motivasi daftar LPDP? Selain gratisnya ya...!

Kalau aku, dari sekian banyak beasiswa yang ada, LPDP yang paling menarik perhatianku. LPDP kan dari pemerintah Indonesia yah, yang bertujuan buat meningkatkan SDM orang Indonesia. Bangga aja indonesia punya lembaga pengelola beasiswa, negara ngebiayain warganya buat sekolah ke jenjang pendidikan tinggi. Trus ngerasa se-visi gitu. Gampangnya, sama2 bercita-cita buat bangun negara #lebaaaay. Kalau beasiswa lain (missal dari LN) kan ada yang bebas gitu. Maksudnya, habis dapet beasiswa, sekolah, lulus. Udah. Silahkan berkarya sesuai yang diinginkan. Atau setelah lulus harus bekerja disini, ada ikatannya gitu. Kalau LPDP, kita boleh berkarya apapun selagi itu adalah bentuk pengabdian kita buat negara ini. Alasan lain lebih ke teknis sih, seperti ngga ada kuota, pendaftarannya dibuka sepanjang tahun, dengan seleksi 4 kali setahun. LPDP juga luas cakupan univnya, kita bisa milih sampai 200 univ terbaik dunia dan terbaik di DN. Alur pendaftaran sampai pengumumannya jelas. Trus LPDP sendiri adalah lembaga yang terpercaya dan professional buat ngelola dana beasiswa, salah satu yang terbaik dari yang ada, pelayanannya juga oke, jarang banget ada masalah terutama terkait pemenuhan hak awardee, ngga telat-telat gitu maksudnya.

Wuih, keren Va penjelasanmu... keren juga ya LPDP. Boleh tau nggak perjuangan apa yang paling berat (berkesan) buat dapetin LPDP ini? Apakah persiapannya fokus atau disambi bekerja atau kuliah? Jaraknya berapa lama dari tahun kelulusan?

Agak cerita sedikit boleh? Hehe. *ya emang kudu cerita hoho
Jadi setelah aku lulus S1 (Feb 2014) waktu itu, aku masih bimbang gitu mau lanjut sekolah apa enggak. Lalu setelah mantap, aku mulai deh browsing tentang beasiswa ma kampus2 di jepang. Aku telusuri satu persatu web universitas-universitas yang ada di Jepang dari Hokkaido di utara sampai Kyushu di selatan, terutama yang masuk list nya LPDP (udah spesifik sih, langsung nyari yang di Jepang haha). Selagi proses itu, selama dua kali seminggu, aku ikut mengajar di salah satu sanggarnya Yatim Mandiri. Butuh sekitar 6 bulan sampai aku memutuskan kampus mana yang aku tuju, supervisor mana yang aku inginkan. Kalau beasiswa sebenarnya sudah dari awal langsung memutuskan untuk daftar LPDP jadi mulai dari awal sudah cari-cari info, nyicil nyiapin kelengkapan syarat dokumen. Bulan Oktober 2014 alhamdulillah dapet kesempatan buat kerja di LPPOM MUI DIY. Jadi, proses nyari sekolah, nyari sensei, hub univ, daftar beasiswa, daftar univ, belajar buat ujian masuk, aku lakukan sembari kerja dan ngajar. *Duh nggak kebayang deh Va. Bener kan kamu gigih orangnya...
Perjuangan yang paling berkesan sih ada 2. Pertama syarat TOEFL. Buat ke LN, syarat minimum yang diberikan LPDP adalah 550. Yah, dengan Bahasa inggrisku yang sangat memprihatinkan ini, skor segitu terlihat impossible. Aku tes TOEFL sampai tiga kali. Kurang lebih sekali test biayanya 360rb. Dan aku belajar otodidak. Kenapa? Karena ngga punya duit buat les wkwkwk. Memang sih kalau ditotal, biaya 3 kali test mungkin sama dengan biaya les, tapi bayar langsung 1jtaan dan nyicil tiga kali itu beda hahahaha.  Lebih berat. *curhat og piye...?!
Dan Karena aku kerja, lebih enak ngatur jadwal sendiri buat belajar. Jelas, diri sendiri itu tantangan kalau belajar sendiri di rumah hehe. Jadi aku beli buku-buku TOEFL dan nyari materi di internet. Sampe bosen dan eneg dah waktu itu aku belajar TOEFLnya haha. Di test yang ketiga, alhamdulillah skor nya melebihi target.
Kedua, waktu apply LPDP itu sendiri. Aku berencana submit data bulan November supaya bisa ikut seleksi Desember. Waktu itu sensei yang aku hubungi ngga bales-bales. Akhirnya aku putuskan untuk submit dokumen tanpa surat dari sensei (ini ngga wajib sih, tapi kalau punya surat rekomendasi dari sensei sepertinya bakal jadi poin plus pertimbangan). Nah, ajadinya aku submit aja di detik-detik terakhir. Aku tahunya data bakal ditarik tanggal 21 jadi aku submit tanggal 21 November 2014 jam 23.00 lebih sekian menit #modenekaaat. Tapiii, ternyata data sudah ditarik tanggal 19 Nov. Otomatis, dataku bakal diikutkan buat periode seleksi mendatang (feb 2015). Aku putuskan buat unsubmit dan memperbaiki dokumen. Alhamdulillah sekitar bulan Januari 2015 sensei ku bales. Jadi hikmahnya adalah, aku bisa submit LPDP dengan surat dari sensei untuk seleksi periode Feb 2015. Alhamdulillah lolos dan masuk kuliah periode Oktober 2015.

Skenario Alloh memang selalu indah ya!.. Trus kunci sukses LPDP apa Va menurutmu?

Hmmm apa yah? semacam ngga tahu mau bilangnya apa. Aku aja terkejut aku lolos ahhahaha. Sungguh meragukan ya. Aku ngga bisa ngasih jawaban pasti. Ini menurutku aja, hasil baca-baca tulisan orang juga. Paling utama, kelengkapan dan kesesuaian syarat dokumenlah ya. Karena seleksi dokumen adalah kunci supaya bisa lolos ke tahap selanjutnya. Nasihat orang-orang (dan aku mengamini), jadilah diri sendiri, jujur, visi misinya ngga usah muluk-muluk, kontribusi yang kita kemukakan itu ngga perlu bombastis. Meski sederhana asalkan realistis, bisa diwujudkan, serta ada manfaatnya. Lebih oke lagi sih kalau memang ide-idenya kece dan bisa diwujudkan nantinya.
  
Pernah mencoba daftar beasiswa lain? Kenapa?

Untuk yang S2, enggak. Sejak awal udah langsung fokus mau daftar LPDP. Karena biar optimal persiapannya. Tapi sempet sih nyari2 info beasiswa lain semacam MEXT, INPEX, ADS, DIKTI, dll. Tapi yang mantep di apply LPDP.

Ooow.. Kalo nggak salah, salah satu syarat paling menentukan di LPDP ni tentang essay ya. Benarkah?

Sebenernya aku kurang begitu ngerti sih Tin, hehe. Setiap persyaratan tentu punya bobot poin sendiri. Ngga ngerti deh essay ini berapa persentase penentu lolosnya. Dibilang paling menentukan, mungkin ngga juga ya. Tapi essay adalah komponen penting yang bisa dijadikan bahan oleh reviewer untuk menilai bagaimana jalan pemikiran pelamar beasiswa, apa yang akan dia lakukan, bagaimana caranya. Karena dokumen2 seperti ijazah dan sertifikat lain tidak bisa 100% mewakili. Gitu kali yaa, hahaha (semacam meragukan gitu ya, jawabanku).

Hahaaha.. Va Eva... emmm.. kapan nikah? Eh maksudku, setelah lulus nanti apa rencana ke depannya?

Pengennya jadi dosen sekaligus mengabdi jadi auditor di LPPOM MUI. Tapi ngga harus itu sih. Aku tidak menutup berbagai kemungkinan yang ada. Sekarang ini, malah lagi tertarik sama bidang creativepreneur. Pengen banyak ngelakuin kegiatan sosial juga, tapi masih ngga tahu yang mana yang bisa direalisasaikan wkwk. Siapa tahu bisa terwujud semuanya, aamiin. Hihi maunya gitu. 

Iya Va, duh aku baru aja daftar halal MUI tapi biayanya ternyata belom terjangkau . Pending deh! Aku dukung kamu Va... kalo di bidang preneur ntar bisa sharing lah kita, apalagi sosial... wah aku juga punya greget ni di bidang ini. Sapa tau... ya nggak..! Mmm..Menurutmu, apa yang membuatmu lolos LPDP ini?

Alhamdulillah langsung lolos ketika daftar pertamakali. Pernah telat submit sih iya, hehe. Apa yaaa… aku juga penasaran sebenernya hahaha. Bisa lolos pastinya karena kemurahan Allah dan doa orang tua ya hihihihi, jawaban ngga scientific banget. Tapi kalau aku boleh sok-sokan menganalisa, mungkin karena para reviewer yakin aku sudah cukup siap, melalui jawabanku mungkin mereka percaya bahwa aku sudah tahu medan, tahu bagaimana dan seperti apa tempat aku akan sekolah. Dan mungkin memang aku mau diberikan kesempatan untuk belajar. Jadi, dilolosin deh hihihihi
  
Calon orang sukses nih Va... engga sombong. Top! Dari pengalaman daftar LPDP hingga detik ini, adakah perubahan besar dalam diri kamu? Apa itu?

Ada beberapa sih. Hal yang paling kerasa adalah bertambahnya rasa percaya diri aku. Jujur, aku tu orangnya ngga PDan dan kadang kepleset ke rendah diri, bukan berarti ngga bersyukur ya, tapi kadang ngerasa minder gitu. Setelah proses panjang berjuang dari nol nyari sekolah, nyari beasiswa, seleksi beasiswa dan seleksi masuk kampus, aku jadi ada sedikit tambahan rasa PD bahwa aku tidak seburuk itu #lebaaaay… bahwa aku juga bisa kok mendapatkan yang aku cita-citakan selagi mau usaha, aku juga punya kemampuan kok, meski masih banyak kurangnya hehe. Kalau yang related banget ma LPDP sih mungkin ini yah, rasa tanggungjawab dan rasa cinta tanah air yang makin bertambah. Makin merasa harus tanggungjawab Karena sekolah pakai uang rakyat, harus melakukan yang terbaik supaya bisa ngasih yang terbaik juga. Kata Pak Habibie, ini adalah hutang pada negara yang harus dibayar dengan prestasi dan pengabdian. Ngerik juga hehe.

Ohya, ada nggak sesuatu tentang LPDP yang banyak orang salah memahaminya? *maksudnya ni misalkan ekspektasi yang berlebihan atau pemahaman yang kurang tepat.

Aku kasih contoh kasus aja yah, semoga sesuai dengan pertanyaanmu. Pernah ada beberapa orang yang tanya ke aku soal pengabdian. Kan sesuai ketentuan LPDP, awardee nya harus kembali untuk mengabdi bagi Indonesia (dalam berbagai bentuk, bebas, sesuai bidangnya masing-masing). Mereka bertanya ada ketentuan ngga berapa lama harus mengabdi itu? Misal lulusan LN nanti setelah mengabdinya selesai boleh ngga terus pindah ke LN lagi? Jadi yang mau aku garis bawahi disini adalah kesadarannya. Beasiswa LPDP kan pakai uang negara, uang rakyat, sudah selayaknya kita kembali mengabdi buat majuin negara, bangun daerah atau hal-hal lain yang meski tampak sederhana tapi bisa bermanfaat. Ngabdi ya seumur hidup kalau menurutku hihihihi. Ngabdi ngga berarti ngga kerjakan? Simple sebenernya, cukup melakukan yang terbaik buat majuin negara sesuai bidangnya masing-masing. Yang guru ngajar dengan baik, dokter melayani dengan baik, diplomat, pengusaha, pedagang, polisi, peneliti, petani, apapun.  Kira-kira seperti itu J.

Makasi ya Va.. di tengah kesibukanmu penelitian, masih nyempetin buat aku wawancara. Semoga proses penelitian lancar. Aamiin

Siapa yang mupeng? Galau? Galau positif yuk! Tutup facebook, buka buku . Yuk mari...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar