Rabu, 14 September 2016

MIMPI ITU... AKU INGIN MENJADI HAFIDZAH..

Aku mempunyai mimpi untuk menjadi seorang hafidzah. Saat aku memikirkan banyak mimpi-mimpiku yang lain, aku selalu ingat dengan mimpi ini. serasa ada yang mengganjal. Aku sangat tahu bahwa impian ini adalah impian mulia. Dan kalau nggak sekarang, kapan lagi? Aku menulis bahwa aku akan menjadi seorang hafidzah di tahun 2018. Bisa dilihat di profil....

 Alloh yang berhak atas hasil nantinya. Tugasku adalah berikhtiar sebaik mungkin. Dan aku sepertinya jenuh dengan penundaan. Dahiku langsung mengerut membayangkan penyesalanku jika aku tidak memulai ikhtiarku sekarang. Aku ingin menjadi yang ibu yang terbaik untuk Pandu, guru kecilku.

Mulai hari ini, aku ingin menulis perjuanganku untuk menjadi seorang hafidzah. Aku akan berusaha untuk rutin menulis. Semoga aku bisa sukses dengan mimpiku yang satu ini. semoga Allah memberikan kemudahan. Aamiin

Keadaanku sekarang adalah sebagai ibu muda dari seorang balita berumur 7 bulan. Keseharianku mengurus keperluan anak dan juga menjalankan usaha kuliner berupa online shop (bisa dicek ke instagram @dorabon_enak. Haha sekalian promo deh. Eh emang blog ini ada yang baca?! Wkwkwk)

Kapan aku akan menghafal? Aku yakin ke depannya tidak akan mudah. Tapi akan menjadi lebih sulit lagi jika aku menunda cita-cita ini. Mimpi ini harus jadi prioritas. Semoga semua yang aku lakukan menjadi amal jariyah untuk kedua orang tuaku. Aamiin

Jika mimpimu tidak membuatmu bangun sholat malam, berarti kamu tidak serius!”

Begitulah kiranya perkataan Ustadz Yusuf Manshur yang pernah kubaca. Aku sulit sekali untuk bangun pagi. Alarm yang berbunyi berhasil aku matikan dan seringnya aku malah tidur kembali. Padahal Bu Nurus dan Mbak Khosi bilang bahwa dini hari adalah waktu yang tepat untuk menghafal. Pikiran sedang fresh. Seringkali aku diingatkan tentang hal itu, tapi apalah arti pengetahuan tanpa dipraktekkan. Bismillah..

TIDUR SIANG, PENTINGKAH?

Ada yang bilang bahwa tidur siang itu penting sekali untuk pemulihan energi. dengan tidur siang, badan akan kembali segar untuk melanjutkan aktifitas. Hal ini tidak untukku. Aku adalah tipe orang yang tidak bisa tidur sebentar. Kalau sudah terlelap sukanya kebablasan minimal 1 jam. Padahal 1 jam itu berharga sekali.

Godaaan untuk ketiduran adalah saat menidurkan Pandu. Anaknya nyenyak, eh mamanya pulas. Makanya, untuk menyiasati hal ini aku ada trik tersendiri. Pertama adalah posisi badan saat menyusui jangan full rebahan. Misalkan saja satu tangan digunakan untuk menopang kepala. Nah biar si anak cepet tidur, jangan lupa untuk melantunkan sholawat. Kalau anak cepet tidur, kemungkinan mamanya ketiduran jauh lebih kecil. Ya kan?

Trik kedua adalah tangan pegang HP. Di saat Pandu bangun dan aktif bergerak, aku kewalahan jika harus pegang HP untuk merespon kepentingan usaha. Nah di saat menyusui ini adalah kesempatan yang bagus. Tapi kalau terpaksa aja hal ini kulakukan, misalkan ada pihak yang menunggu respon secepatnya. Jangan sampai anak merasa diduakan dengan gadget. Itu prinsip penting yang perlu dipegang.

Mudah bagi kita menahan kantuk jika badan bergerak atau beraktifitas. Tapi saat menyusui kan badan mager tu. Dua trik di atas cukup mujarab untuk mencegahku dari ketiduran. Setelah anak tidur nyenyak, kan bisa kita tinggal ngurus negara alias setlika atau ngetik. Oh ya jangan lupa tetep murojaah atau mendengarkan tilawah dari HP. Jangan lupakan mimpi ya! Mimpi yang sudah terpatri harus ditepati layaknya janji. Nasehat untuk diri sendiri..

NASEHAT DARI SEORANG HAFIDZAH DI JEPANG

Tahun lalu, aku mendengar kabar seorang alumni kampus tercinta yang cantik dan single eh dah mau kuliah S3 di Jepang. Kabar yang membuatku langsung mengidolakan beliau adalah ternyata beliau ini seorang hafidzah. Langsung deh aku cari kabar terlengkap bagaimana bisa ada bidadari sempurna kaya gitu? Aku kan juga pengen jadi seperti beliau. Hatsah!

Langsung aku hubungi temanku yang satu fakultas dengan Mbak Wahyu namanya. Dan tak disangka tak dinyana, ternyata temenku si Era ini satu proyek penelitian dengan Mbak Wahyu. Allah Maha Baik. Era mengirimiku foto Mbak Wahyu dan pin BBMnya. Alhamdulillah. Allah Maha Baik deh pokoknya.

Aku rajin berdoa, “Ya Alloh ijinkanlah hambaMu ini kenal dengan orang-orang hebat yang dapat Hamba ambil pelajaran darinya. Aamiin..”

Nasehat Mbak Wahyu hanya satu tapi mengena sampai sekarang. Intinya adalah aku harus akrab, harus nyaman, harus terbiasa dulu berlama-lama dengan Alquran. Aku harus menikmati dulu segala kegiatan dan serba serbi bersama Alquran. Kalau sudah nikmat, menghafal akan lebih mudah. Terima kasih Mbak Wahyu, di sela kesibukan studi di Jepang masih mau membalas chatku meski belum kenal langsung.

Oke, dan kebiasaan yang mulai kugalakkan sekarang adalah bangun tidur langsung nyetel tilawah quran dari HP. Agar si Pandu juga terbiasa mendengarkan lantunan ayat suci Alquran. Terus bakda maghrib tilawah wajib adalah Al Mulk ditambah surat yang sedang dihafal. Kegiatan bakda maghrib ini Pandu selalu diajak. Yuk akrab-akraban dengan Alquran.

NIAT DI AWAL? SALAH BESAR!

Selesai maghrib, aku dipanggil Ayahnya Pandu karena Pandu kelihatan ingin menyusu. Dan setelah menyusui, kami bercanda bersama bertiga. Sepuluh menit kemudian aku tersadar, ini kan waktunya aku tilawah kok malah asyik bercanda? Sempat terbesit di dalam pikiran, ah besok saja lah sekali-kali nggak apa-apa. Ini kan demi keharmonisan keluarga. Mumpung Ayahnya Pandu nggak sibuk. Setelah berpikir lagi sejenak, aku langsung menggendong Pandu masuk kamar.

Pandu ngaji dulu Yukk...”

Tidak memungkinkan ngaji di ruang keluarga sedangkan ada Ibu yang sedang menonton TV.

Alhamdulillah Alloh memberikan pertolongannya. Aku berhasil mengalahkan bisikan setan yang sempat menggoda. Meskipun akhirnya Ayah Pandu dan Pandu melanjutkan bercanda di kamar, setidaknya aku bisa tetap ngaji Al Mulk dan surat yang sedang kuhafal. Meskipun di ayat terakhir sambil  menggendong Pandu yang gelendotan tanda sudah mulai bosan.

Setelah ngaji, baru deh lanjut fokus main sama Pandu lagi. Lega sekali rasanya. Semoga menjadi kebiasaan. Kebiasaan inilah yang akan jadi salah satu langkah untuk mempermudah langkahku menjadi hafidzah. Itulah niat, harus kuat di awal, di tengah, di sepanjang perjalanan kita.

Semoga rutin menulis. yuk nulis yuk...!


2 komentar:

  1. Subhanallah.. Mimpi saya jga sama.tp kayaknya masih jauh usahanya :(
    Salam kenal Mbak.. Sy member odop juga

    BalasHapus
  2. Subhanallah.. Mimpi saya jga sama.tp kayaknya masih jauh usahanya :(
    Salam kenal Mbak.. Sy member odop juga

    BalasHapus