Sabtu, 01 Desember 2012

BAGAIMANA BISA KITA MASUK SURGA?

Surga. Jelas surga itu ada dan semua dari kita sangat mengharapkan bisa tinggal di sana nantinya. Ingin menikmati sungai-sungai yang mengalir indah, ingin melihat bidadari-bidadari jelita, dan ingin sekali bertemu dengan Rabb kita Allah SWT. Kita berlarian di sana dengan sangat gembira. Kesusah payahan di bumi tak lagi dirasakan. Yang ada hanyalah kesempurnaan nikmat yang dianugerahkan Allah hanya untuk orang-orang yang pantas menerimanya. Apakah kita termasuk orang yang pantas itu? Apakah kita bisa menjadi ahli surga? Apakah kita bisa berada di tingkatan surga yang paling tinggi dan berkumpul dengan Rasulullah? apakah kita pantas mendapatkan semua itu dengan sedikit bekal yang kita punya sekarang? Atau mungkin menginjakkan kaki di syurga paling rendah pun kita tak pantas? Astaghfirullah.. 
 Apakah yang kita lakukan selama ini sudah termasuk perjuangan di jalanNya? Yakin? Sementara perjuangan kaum terdahulu adalah dengan menyerahkan jiwa, raga, harta, totalitas untuk perjuangan Islam. Dan sebaik-baiknya teladan adalah Rasulullah SAW. Apakah kita pantas mendapatkan tempat di surga yang sama dengan Rasulullah SAW? Sementara sahabat-sahabat beliau di surga nantinya adalah para sahabat yang pengorbanannya tidak bisa diragukan lagi. Sebut saja Abu Bakar. Ada hadist yang berbunyi “jika ditimbang keimanan Abu Bakar dengan keimanan seluruh umat akan lebih berat keimanan Abu Bakar” (HR baihaqi). Bagaimana dengan kita coy...?! iman kita seperberapanya Abu Bakar? Masih ga tahu diri mengharapkan surga yang sama? Sahabat yang lain adalah Umar bin Khathab. Aisyah Ra bersabda “sesungguhnya setan-setan menyingkir apabila bertemu dengan Umar.” (HR Ibnu Asaakir). Bagaimana dengan kita? Yakin setan akan menyingkir saat bertemu kita? Atau malah menggoda? Itulah salah satu renungan tentang hidup ini. Dimana kerja keras kita dijamin tidak akan menandingi perjuangan para sahabat yang telah dimuliakan Allah. Kita nggak ada apa-apanya. Tapi apakah kita akan pesimis dengan surga? Nggak gitu juga kali. Ada pepatah mengatakan “Tirulah mereka meskipun tidak serupa. Sesungguhnya meniru-niru orang besar adalah suatu keberuntungan.” 

 Semangat fastabiqul khoirot!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar