Senin, 18 Maret 2013

Mengutamakan keluarga/kerabat dalam bersilaturahim


Pulang kampung terakhir kemarin, aku membuat silsilah keluarga. ini adalah keinginanku sejak lama namun yah memang begitu,,,baru terwujud di saat yang tepat. Banyak kerabat yang kadang aku kurang jelas bagaimana hubungan darahnya denganku. Yang aku tau ya sebatas kami adalah kerabat dekat atau kerabat jauh. Aku memang pernah bertanya pada Ibu tentang siapa dia dia dan dia, tapi karena jarang bertemu, cepat juga lupanya. Oleh karena itu aku membuat silsilah keluarga untuk memudahkanku menelusuri sejarah dari siapa aku dilahirkan. Hmmm... ternyata kerabatku sangat banyak. Ayo kalian yang mau mencoba membuat silsilah keluarga.!!! insyaallah bermanfaat.  
Apa yang aku lakukan tersebut tak dinyana bersamaan tema dengan kajian yang aku ikuti pagi tadi, yaitu tentang hubungan muslimah dengan keluarga dan para kerabatnya. Intinya adalah tentang silaturahim. Silaturahim mempunyai peranan penting dalam islam. Silaturahim ini juga merupakan salah satu amalan yang membuat masuk syurga selain tidak syirik, mengerjakan sholat, dan membayar zakat.
Banyak hadits yang menyatakan bahwa silaturahim sangat penting untuk dilakukan oleh kaum muslim. Hadits tersebut antara lain:
siapa yang ingin dimudahkan rezekinya, dan dipanjangkan umurnya, sambungkanlah silaturahim.”
Hubungan silaturahim dengan rezeki adalah karena dengan sering bersilaturahim, akan menambah kolega atau jaringan kita. Dan jaringan tersebut bisa jadi menjadi sarana datangnya rezeki yang tak disangka-sangka pada kita. Kemudian dengan bersilaturahim, atau bertemu dengan banyak orang, kita akan mudah ceria dan uneg-uneg terpendam pun dapat dibicarakan. Hal inilah yang akan membuat seseorang tampak lebih muda karena tak menyimpan banyak beban.
“rahmat tidak akan turun pada orang yang memutuskan silaturahim”
          Abu Hurairah tidak mau berdoa dalam majlis yang di dalamnya berada orang yang memutus silaturahim. Hal ini adalah karena Abu Hurairah berfikir bagaimana doanya akan terkabulkan jika ada orang yang memutuskan silaturahim di situ.
“tidak ada dosa yang paling cepat balasannya di dunia kecuali orang yang memutuskan silaturahim.”
          Orang yang memutus silaturahim, hatinya tidak akan tentram. Dalam keseharian pun hati akan merasa gelisah atau tidak nyaman jika bertemu dengan orang yang tidak disukai. Hal ini akan menyebabkan seseorang kehilangan kenikmatan dalam hidup.
“silaturahim adalah ikatan kekeluargaan seperti urat-urat yang terhubung. Kalau urat terputus, akan mati”
          Bayangkan saja jika salah atu urat kita terputus. Urat nadi misalnya. Apa jadinya kita selain jadi mayat yang tak berdaya lagi.
“peliharalah keluargamu dari api neraka”
          Terkadang ada fenomena aktivis dakwah yang hebat di luar dan dakwahnya gencar kemana-mana. Namun ada yang terlupakan. Masih ada anggota keluarganya yang masih belum benar akidahnya misalnya. Jadi kewajiban kita adalah mendahulukan keluarga dulu, baru ke lingkungan.
orang yang berhak kita bersikap ihsan terhadapnya adalah ibu, ibu, ibu, bapak, kerabat yang paling dekat, dan seterusnya.”
          Meskipun ada ketidakcocokan kita dengan orang tua. Tetap kewajiban kita sebagi anak adalah memuliakan mereka selama di dunia danmendoakan yang terbaik untuk akhirat. Kita harus memberikan sikap terbaik kepada orang tua. Jangankan bicara dengan nada keras, bicara “hufttt” saja dilarang. Apalagi kepada ibu. Jangan lupa bahwa surga berada di telapak kaki ibu.
“jika sedekah diberikan pada keluarga/kerabat, maka akna mendapat 2 pahala yakni pahala bersedekah dan pahala menyambung silaturahim”
Hayo... apakah kita sudah mendahulukan keluarga kita dalam bersedekah. Padahal bagi seorang istri  yang memberi pada suami, itu juga dinamakan sedekah lo.. jadi kalau mau sedekah, cari kerabat dulu yang paling membutuhkan.
“kamu tidak akan mendapat kebaikan sampai kamu mensedekahkan barang yang kamu cintai”
Pada zaman sahabat, jika ada yang berkeinginan dengan barang milik saudaranya, maka ia akan memberikannya meskipun barang tersebut amat ia cintai. Bagaimana dengan kita? Berani? Mari berlomba-lomba dalam kebaikan!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar