Selasa, 10 November 2015

Pangeran Adinata (dongeng)



Pada jaman dahulu ada sebuah kerajaan yang sangat terkenal karena wilayahnya yang luas dan makmur. Kerajaan tersebut adalah Kerajaan Aira. Kerajaan ini dipimpin oleh seorang raja bijak yang memiliki 3 pangeran kembar.
            Pada suatu hari, terjadi pertengkaran hebat di antara 3 pangeran yang membuat Sang Raja marah.
            “Tidak sepantasnya kalian bertengkar seperti ini! Apa gerangan yang menjadi penyebabnya?” Sang Raja bertanya kepada ketiga putranya.
            Pangeran pertama menjawab, “Kami berdebat tentang siapa yang akan menjadi raja selanjutnya.”
            Sang Raja langsung memikirkan jalan keluar agar pertengkaran tidak berlanjut.
            Keesokan harinya Sang Raja mengundang 3 putranya ke ruang sidang. Semua pejabat istana turut hadir untuk mendengarkan pengumuman penting hari itu.
            Raja berkata, “Aku akan memberikan pengumuman penting khususnya untuk ketiga putraku. Aku akan memilih siapa di antara mereka yang layak menempati singgasana raja menggantikanku. Oleh karena itu, aku ingin menguji kemampuan mereka dalam memimpin. Apakah kalian siap?”
            Pangeran pertama, pangeran kedua, dan pangeran ketiga menjawab serentak, “Siap!”
            Sang Raja melanjutkan, “Di depan kalian masing-masing ada bejana yang berisi sesuatu yang sangat berharga. Ia adalah sumber kemakmuran Kerajaan Aira. Seorang Raja Aira harus mampu melestarikan apa yang ada di dalam bejana ini agar rakyat senantiasa makmur dan sejahtera.”
            “Bolehkah kami membuka bejana ini?” Pangeran kedua bertanya penasaran.
            “Belum boleh! Masih ada pengumuman selanjutnya yang lebih penting. Kerajaan Aira dibagi menjadi 3 wilayah yaitu Wilayah Barat, Wilayah Tengah, dan Wilayah Timur. Selama 5 tahun ke depan, aku tugaskan kalian untuk keluar istana dan memimpin wilayah bagian kalian masing-masing.  Pangeran pertama memimpin Wilayah Barat, pangeran kedua memimpin Wilayah Tengah, dan pangeran ketiga memimpin Wilayah Timur.” Sang Raja menjelaskan.
            Ketiga pangeran sumringah mendengar penugasan itu. Mereka bertekad untuk membuktikan bahwa mereka layak menjadi Raja Aira.
            “Setelah ini, bawa masing-masing bejana kalian dan bukalah di wilayah masing-masing. Isi dari bejana itu adalah kunci keberhasilan kepemimpinan kalian.” Sang Raja menutup pengumuman hari itu.
           
............................

            Selama 5 tahun ketiga pangeran memimpin wilayahnya masing-masing. Sang Raja telah menugaskan seorang patih untuk mengamati kepemimpinan ketiga putranya. Sang Patih bertugas melaporkan hasil kepemimpinan yang dilakukan oleh ketiga pangeran.
            Lima tahun berlalu.
            Hari ini adalah hari tepat 5 tahun setelah ketiga pangeran pergi dari istana. Hari ini mereka harus kembali ke istana dan melaporkan keadaan wilayah yang telah mereka pimpin.Suasana haru menyelimuti istana. Sang Raja memeluk putranya satu persatu karena rindu.
            “Aku sungguh sangat merindukan kalian kembali ke istana ini.” Sang Raja tersenyum senang. “Aku sudah tidak sabar mendengarkan pengalaman kalian selama bertugas.”
            Setelah ketiga pangeran beristirahat, dilakukan pertemuan istana yang sangat penting. Semua pejabat dan warga istana dikumpulkan untuk mendengarkan cerita dari ketiga pangeran.
            “Hari ini aku ingin mendengarkan pengalaman kalian satu persatu. Ayo siapa yang mau bercerita?”
            Pangeran pertama mengangkat tangan, “Saya sungguh salut denganmu Baginda. Setelah terjun memimpin rakyat secara langsung, saya mengerti bahwa ternyata menjadi pemimpin itu tidak mudah. Apalagi menjadi raja dari kerajaan sebesar Kerajaan Aira. Saya sudah berusaha semaksimal mungkin agar Wilayah Barat dapat maju. Ekonomi rakyat memang semakin berkembang. Namun saya menyesal karena meninggalkan Wilayah Barat dalam keadaan banjir panjang di saat musim hujan seperti ini. Air bersih semakin langka. Saya menyerah Baginda.”
            Pangeran kedua mengangkat tangan, “Saya juga menyerah Baginda. Saya ingin menjadi pemimpin yang berhasil. Saya juga mendukung segala aktifitas masyarakat yang semangat untuk berkembang. Namun layaknya Pangeran pertama, Wilayah Tengah juga terkena banjir berkepanjangan tahun terakhir. Padahal sebelumnya belum pernah seperti itu. Saya merasa gagal.”
            Sang Raja manggut-manggut mendengar penjelasan kedua putranya. Kemudian Sang Raja melihat Pangeran Ketiga yang diam saja, “Sekarang giliranmu. Ceritakan apa yang terjadi di Wilayah Timur.”
            Pangeran ketiga berdiri, “Baginda, saya juga berusaha sepenuh jiwa menjalankan tugas dengan baik. Di setiap kebijakan yang saya putuskan di Wilayah Timur, saya selalu memegang teguh wasiat dari Baginda yaitu bejana yang berisi benda berharga yaitu air. Benar kata Baginda bahwa air adalah sumber kehidupan. Dan Kerajaan Aira makmur adalah karena Baginda memimpin dengan mengutamakan kelestarian alam terutama air.”
            Sang Raja mengangguk puas akan jawaban Pangeran Ketiga, “Benar sekali. Air adalah sumber kemakmuran kerajaan Aira. Wilayah Barat memang maju dalam perdagangan namun pangeran pertama lupa untuk menerapkan kebijakan terkait pembuangan limbah dan sampah yang semakin banyak. Limbah yang memenuhi sungai-sungai adalah penyebab utama banjir di sana. Begitu juga Wilayah Tengah. Wilayah Tengah maju dalam pertanian namun hutan banyak yang dibiarkan gundul sehingga tidak dapat menampung air hujanyang berlebih sehingga banjir kerap terjadi. Sedangkan Wilayah Timur bisa lebih makmur karena pangeran ketiga selalu menekankan akan pentingnya menjaga air dalam segala kegiatan. Air adalah sumber kehidupan di bumi yang dapat habis jika tidak dikelola dengan baik. Segala perbuatan yang mencemari air harus dicegah demi masa depan kerajaan ini agar tetap hidup. Wilaya Timur tidak mengalami banjir karena mereka patuh untuk tidak membuang sampah sembarangan dan menjaga kelestarian hutan.”
            Akhirnya pangeran ketiga dinobatkan menjadi penerus Kerajaan Aira dan diberi gelar Pangeran Adinata yang berarti Pangeran Paling Mulia.
           

Tidak ada komentar:

Posting Komentar