Pada
jaman dahulu ada sebuah kerajaan yang sangat terkenal karena wilayahnya yang
luas dan makmur. Kerajaan tersebut adalah Kerajaan Aira. Kerajaan ini dipimpin
oleh seorang raja bijak yang memiliki 3 pangeran kembar.
Pada suatu hari, terjadi
pertengkaran hebat di antara 3 pangeran yang membuat Sang Raja marah.
“Tidak sepantasnya kalian bertengkar
seperti ini! Apa gerangan yang menjadi penyebabnya?” Sang Raja bertanya kepada
ketiga putranya.
Pangeran pertama menjawab, “Kami
berdebat tentang siapa yang akan menjadi raja selanjutnya.”
Sang Raja langsung memikirkan jalan
keluar agar pertengkaran tidak berlanjut.
Keesokan harinya Sang Raja
mengundang 3 putranya ke ruang sidang. Semua pejabat istana turut hadir untuk
mendengarkan pengumuman penting hari itu.
Raja berkata, “Aku akan memberikan
pengumuman penting khususnya untuk ketiga putraku. Aku akan memilih siapa di
antara mereka yang layak menempati singgasana raja menggantikanku. Oleh karena
itu, aku ingin menguji kemampuan mereka dalam memimpin. Apakah kalian siap?”
Pangeran pertama, pangeran kedua,
dan pangeran ketiga menjawab serentak, “Siap!”
Sang Raja melanjutkan, “Di depan
kalian masing-masing ada bejana yang berisi sesuatu yang sangat berharga. Ia
adalah sumber kemakmuran Kerajaan Aira. Seorang Raja Aira harus mampu
melestarikan apa yang ada di dalam bejana ini agar rakyat senantiasa makmur dan
sejahtera.”
“Bolehkah kami membuka bejana ini?”
Pangeran kedua bertanya penasaran.
“Belum boleh! Masih ada pengumuman selanjutnya
yang lebih penting. Kerajaan Aira dibagi menjadi 3 wilayah yaitu Wilayah Barat,
Wilayah Tengah, dan Wilayah Timur. Selama 5 tahun ke depan, aku tugaskan kalian
untuk keluar istana dan memimpin wilayah bagian kalian masing-masing. Pangeran pertama memimpin Wilayah Barat, pangeran
kedua memimpin Wilayah Tengah, dan pangeran ketiga memimpin Wilayah Timur.”
Sang Raja menjelaskan.
Ketiga pangeran sumringah mendengar
penugasan itu. Mereka bertekad untuk membuktikan bahwa mereka layak menjadi
Raja Aira.
“Setelah ini, bawa masing-masing
bejana kalian dan bukalah di wilayah masing-masing. Isi dari bejana itu adalah
kunci keberhasilan kepemimpinan kalian.” Sang Raja menutup pengumuman hari itu.
............................
Selama 5 tahun ketiga pangeran
memimpin wilayahnya masing-masing. Sang Raja telah menugaskan seorang patih
untuk mengamati kepemimpinan ketiga putranya. Sang Patih bertugas melaporkan
hasil kepemimpinan yang dilakukan oleh ketiga pangeran.
Lima tahun berlalu.
Hari ini adalah hari tepat 5 tahun
setelah ketiga pangeran pergi dari istana. Hari ini mereka harus kembali ke
istana dan melaporkan keadaan wilayah yang telah mereka pimpin.Suasana haru
menyelimuti istana. Sang Raja memeluk putranya satu persatu karena rindu.
“Aku sungguh sangat merindukan
kalian kembali ke istana ini.” Sang Raja tersenyum senang. “Aku sudah tidak
sabar mendengarkan pengalaman kalian selama bertugas.”
Setelah ketiga pangeran
beristirahat, dilakukan pertemuan istana yang sangat penting. Semua pejabat dan
warga istana dikumpulkan untuk mendengarkan cerita dari ketiga pangeran.
“Hari ini aku ingin mendengarkan
pengalaman kalian satu persatu. Ayo siapa yang mau bercerita?”
Pangeran pertama mengangkat tangan,
“Saya sungguh salut denganmu Baginda. Setelah terjun memimpin rakyat secara
langsung, saya mengerti bahwa ternyata menjadi pemimpin itu tidak mudah.
Apalagi menjadi raja dari kerajaan sebesar Kerajaan Aira. Saya sudah berusaha
semaksimal mungkin agar Wilayah Barat dapat maju. Ekonomi rakyat memang semakin
berkembang. Namun saya menyesal karena meninggalkan Wilayah Barat dalam keadaan
banjir panjang di saat musim hujan seperti ini. Air bersih semakin langka. Saya
menyerah Baginda.”
Pangeran kedua mengangkat tangan,
“Saya juga menyerah Baginda. Saya ingin menjadi pemimpin yang berhasil. Saya
juga mendukung segala aktifitas masyarakat yang semangat untuk berkembang.
Namun layaknya Pangeran pertama, Wilayah Tengah juga terkena banjir
berkepanjangan tahun terakhir. Padahal sebelumnya belum pernah seperti itu.
Saya merasa gagal.”
Sang Raja manggut-manggut mendengar
penjelasan kedua putranya. Kemudian Sang Raja melihat Pangeran Ketiga yang diam
saja, “Sekarang giliranmu. Ceritakan apa yang terjadi di Wilayah Timur.”
Pangeran ketiga berdiri, “Baginda,
saya juga berusaha sepenuh jiwa menjalankan tugas dengan baik. Di setiap
kebijakan yang saya putuskan di Wilayah Timur, saya selalu memegang teguh
wasiat dari Baginda yaitu bejana yang berisi benda berharga yaitu air. Benar
kata Baginda bahwa air adalah sumber kehidupan. Dan Kerajaan Aira makmur adalah
karena Baginda memimpin dengan mengutamakan kelestarian alam terutama air.”
Sang Raja mengangguk puas akan
jawaban Pangeran Ketiga, “Benar sekali. Air adalah sumber kemakmuran kerajaan
Aira. Wilayah Barat memang maju dalam perdagangan namun pangeran pertama lupa
untuk menerapkan kebijakan terkait pembuangan limbah dan sampah yang semakin
banyak. Limbah yang memenuhi sungai-sungai adalah penyebab utama banjir di
sana. Begitu juga Wilayah Tengah. Wilayah Tengah maju dalam pertanian namun
hutan banyak yang dibiarkan gundul sehingga tidak dapat menampung air hujanyang
berlebih sehingga banjir kerap terjadi. Sedangkan Wilayah Timur bisa lebih
makmur karena pangeran ketiga selalu menekankan akan pentingnya menjaga air
dalam segala kegiatan. Air adalah sumber kehidupan di bumi yang dapat habis
jika tidak dikelola dengan baik. Segala perbuatan yang mencemari air harus
dicegah demi masa depan kerajaan ini agar tetap hidup. Wilaya Timur tidak
mengalami banjir karena mereka patuh untuk tidak membuang sampah sembarangan
dan menjaga kelestarian hutan.”
Akhirnya pangeran ketiga dinobatkan menjadi
penerus Kerajaan Aira dan diberi gelar Pangeran Adinata yang berarti Pangeran
Paling Mulia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar