Selasa, 10 November 2015

KABAR KEHAMILAN



Bismillahiroohmaanirrokhim..
Hay adek bayi sayang yang ada di perut ibuk.. hari ini (menurut perhitungan kami) umurmu sudah mencapai 16 minggu 2 hari. Waktu cepat berlalu. Sebelas minggu semenjak Ibu mengetahui kau sudah mulai hadir di dalam perut Ibu,  Ibu ingin sekali menulis diary hamil ini sebagai hadiah kelahiranmu dan menjadi bacaan Ibu untuk kehamilan selanjutnya. ..
Kehamilan adalah anugerah yang diharapkan hampir semua pasangan seusai menikah. Kalaupun ada beberapa pasangan yang memilih untuk program menunda kehamilan, pasti ada alasan kuat dan pastinya tidak umum. Bagiku, sebagai wanita umum yang memutuskan untuk menikah muda. Kehamilan adalah salah satu alasanku. Aku ingin memiliki anak di usia muda sehingga aku bisa merawatnya dengan lebih baik karena energiku masih lebih banyak. Biar jadi MaMud alias mamah mudah. Xixixi
Sudah setahun aku menikah tepatnya tanggal 13 Agustus 2014 yang lalu. Sebelum menikah, aku sudah berterus terang pada calon suami bahwa siklus haidhku tak begitu teratur (tidak rutin). Tapi memang begitu adanya sejak lama. Dan sudah periksa ke dokter dan semua baik-baik saja. Enam bulan menjelang pernikahan, aku mencatat siklus haidku dengan teliti. Inilah yang akan menjadi data jika diperlukan jiak nanti aku berkonsultasi dengan dokter (jiak diperlukan). Bismillah menikah..
Sebulan dua bulan setelah menikah, belum ada tanda-tanda. Aku sering sekali membeli test pack namun hasilnya sellau negatif. Sebulan dua bulan tiga bulan ..hingga sembilan bulan berlalu. Aku dan suami sih santai saja. Keluarga juga diam seraya mendoakan. Orang luarlah yang biasanya banyak berkomentar. Kok belum? Program ya? Kenapa ya? Dan lain sebagainya. Udah... aku senyumi  aja lah. Itu kan bentuk kepedulian mereka pada kita. Ya nggak?!
Hingga suatu hari pada tanggal 4 Mei 2015, sekitar jam 14, pertama kalinya aku melihat test pack dengan dua garis yang menandakan positif. Waktu itu aku baru bangun tidur siang dan entah kenapa refleks ingin buang air kecil seraya tes urin. Dalam keadaan menahan kantuk, aku melihat test pack memunculkan dua garis merah dengan sangat jelas. Aku sempat tak percaya. Aku ingin mengeceknya lagi. Tapi ini adalah test pack terakhirku. Aku langsung mandi  dan menyiapkan diri untuk mengaji. Ada jadwal kajian rutin sore itu. Dan benar saja, selama kajian aku lebih fokus pada hasil test pack ku tadi. Aku belum sempat menceritakan pada Ibu  di rumah sebelum berangkat. Aku belum yakin akan kebenarannya. Sepulang dari pengajian, aku langsung mampir apotek dan membeli 2 test pack lagi. Sampai di rumah aku mengeceknya lagi dan 2 test pack memunculkan 2 garis merah yang sama jelas. Senyumku langsung mengembang.
Rasaya bahagia sekali. Kebahagiaan yang tak kubayangkan sebelumnya. Alloh menjawab doa kami. Alloh sudah mempercayakan amanah ini untuk hadir ke dalam perutku. Rasanya sangat bahagia. Bahagia sangat. Bahagia sekali. Aku ingin segera berbagi kebahagiaan pada yang lainnya saat itu juga. Tapi aku harus memberi tahu suami terlebih dahulu sebelum Ibu. Dan suamiku masih belum pulang.
Sepanjang sore aku tersenyum bahagia membayangkan perutku akan membuncit dan ada yang bergerak-gerak di dalamnya. Dan aku tak sabar bertemu suami sehingga aku bisa melihat senyum kebahagiaannnya. Aku pun berfikir bagaimana cara menyampaikan kabar bahagia ini kepada suami agar menjadi kenangan yang istimewa. Jangan biasa-biasa aja dunk! Akupun memutuskan untuk memberi kejutan. Aku menahan diriku untuk menghubungui suami lewat HP. Biarlah ia pulang seperti biasa. Aku menaruh 3 test pack di dalam laci meja kamar dengan rapi.
Malam hari selepas isya, akhirnya suami pulang. Biasanya ia akan langsung masuk kamar dahulu walau sejenak hanya untuk menaruh tas. Tapi tidak kali itu. Suamiku menaruh tas di depan pintu kamar dan langsung duduk di ruang keluarga dan berkumpul bersama keponakanku. Oke, aku harus menunggu. Semenit serasa sejam. Setelah agak lama menunggu, aku sudah tak sabar lagi. Aku langsung berbisik pada suami bahwa ada hal yang perlu dibicarakan. Dan aku langsung berhambur ke kamar.
Dan, akhirnya moment membahagiakan itu terabadikan olehku. Aku minta tolong pada suami untuk membuka laci dan aku merekamnya melalui HP. Alhasil senyum bahagianya bisa aku nikmati hingga saat ini. kalau pas pengen senyum, puter aja video surprisenya.. hehe. Alhamdulillah...
Ini ceritaku... bagaimana ceritamu?  Buat sendiri ya! Benar-benar bermanfaat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar