Bismillahiroohmaanirrokhim..
Hay adek bayi sayang yang
ada di perut ibuk.. hari ini (menurut perhitungan kami) umurmu sudah mencapai
16 minggu 2 hari. Waktu cepat berlalu. Sebelas minggu semenjak Ibu mengetahui
kau sudah mulai hadir di dalam perut Ibu, Ibu ingin sekali menulis diary hamil ini
sebagai hadiah kelahiranmu dan menjadi bacaan Ibu untuk kehamilan selanjutnya.
..
Kehamilan adalah anugerah
yang diharapkan hampir semua pasangan seusai menikah. Kalaupun ada beberapa
pasangan yang memilih untuk program menunda kehamilan, pasti ada alasan kuat
dan pastinya tidak umum. Bagiku, sebagai wanita umum yang memutuskan untuk
menikah muda. Kehamilan adalah salah satu alasanku. Aku ingin memiliki anak di
usia muda sehingga aku bisa merawatnya dengan lebih baik karena energiku masih
lebih banyak. Biar jadi MaMud alias mamah mudah. Xixixi
Sudah setahun aku menikah
tepatnya tanggal 13 Agustus 2014 yang lalu. Sebelum menikah, aku sudah berterus
terang pada calon suami bahwa siklus haidhku tak begitu teratur (tidak rutin).
Tapi memang begitu adanya sejak lama. Dan sudah periksa ke dokter dan semua
baik-baik saja. Enam bulan menjelang pernikahan, aku mencatat siklus haidku
dengan teliti. Inilah yang akan menjadi data jika diperlukan jiak nanti aku
berkonsultasi dengan dokter (jiak diperlukan). Bismillah menikah..
Sebulan dua bulan setelah
menikah, belum ada tanda-tanda. Aku sering sekali membeli test pack namun
hasilnya sellau negatif. Sebulan dua bulan tiga bulan ..hingga sembilan bulan
berlalu. Aku dan suami sih santai saja. Keluarga juga diam seraya mendoakan.
Orang luarlah yang biasanya banyak berkomentar. Kok belum? Program ya? Kenapa
ya? Dan lain sebagainya. Udah... aku senyumi
aja lah. Itu kan bentuk kepedulian mereka pada kita. Ya nggak?!
Hingga suatu hari pada
tanggal 4 Mei 2015, sekitar jam 14, pertama kalinya aku melihat test pack
dengan dua garis yang menandakan positif. Waktu itu aku baru bangun tidur siang
dan entah kenapa refleks ingin buang air kecil seraya tes urin. Dalam keadaan
menahan kantuk, aku melihat test pack memunculkan dua garis merah dengan sangat
jelas. Aku sempat tak percaya. Aku ingin mengeceknya lagi. Tapi ini adalah test
pack terakhirku. Aku langsung mandi dan
menyiapkan diri untuk mengaji. Ada jadwal kajian rutin sore itu. Dan benar
saja, selama kajian aku lebih fokus pada hasil test pack ku tadi. Aku belum
sempat menceritakan pada Ibu di rumah sebelum
berangkat. Aku belum yakin akan kebenarannya. Sepulang dari pengajian, aku
langsung mampir apotek dan membeli 2 test pack lagi. Sampai di rumah aku
mengeceknya lagi dan 2 test pack memunculkan 2 garis merah yang sama jelas.
Senyumku langsung mengembang.
Rasaya bahagia sekali.
Kebahagiaan yang tak kubayangkan sebelumnya. Alloh menjawab doa kami. Alloh
sudah mempercayakan amanah ini untuk hadir ke dalam perutku. Rasanya sangat
bahagia. Bahagia sangat. Bahagia sekali. Aku ingin segera berbagi kebahagiaan pada
yang lainnya saat itu juga. Tapi aku harus memberi tahu suami terlebih dahulu
sebelum Ibu. Dan suamiku masih belum pulang.
Sepanjang sore aku tersenyum
bahagia membayangkan perutku akan membuncit dan ada yang bergerak-gerak di
dalamnya. Dan aku tak sabar bertemu suami sehingga aku bisa melihat senyum
kebahagiaannnya. Aku pun berfikir bagaimana cara menyampaikan kabar bahagia ini
kepada suami agar menjadi kenangan yang istimewa. Jangan biasa-biasa aja dunk! Akupun
memutuskan untuk memberi kejutan. Aku menahan diriku untuk menghubungui suami
lewat HP. Biarlah ia pulang seperti biasa. Aku menaruh 3 test pack di dalam
laci meja kamar dengan rapi.
Malam hari selepas isya, akhirnya
suami pulang. Biasanya ia akan langsung masuk kamar dahulu walau sejenak hanya untuk
menaruh tas. Tapi tidak kali itu. Suamiku menaruh tas di depan pintu kamar dan
langsung duduk di ruang keluarga dan berkumpul bersama keponakanku. Oke, aku
harus menunggu. Semenit serasa sejam. Setelah agak lama menunggu, aku sudah tak
sabar lagi. Aku langsung berbisik pada suami bahwa ada hal yang perlu
dibicarakan. Dan aku langsung berhambur ke kamar.
Dan, akhirnya moment membahagiakan
itu terabadikan olehku. Aku minta tolong pada suami untuk membuka laci dan aku
merekamnya melalui HP. Alhasil senyum bahagianya bisa aku nikmati hingga saat
ini. kalau pas pengen senyum, puter aja video surprisenya.. hehe. Alhamdulillah...
Ini ceritaku... bagaimana
ceritamu? Buat sendiri ya! Benar-benar
bermanfaat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar