Jumat, 19 April 2013

MENUNGGU HASIL UN SERASA MENUNGGU VONIS HAKIM


Ujian Nasional adalah momen yang mungin tidak akan terlupakan dalam hidup seseorang. Entah UN SD, SMP, atau SMA. Bisa dipastikan semuanya tak kalah mendebarkan. Momen ini juga bisa dibilang momen sakral karena kekuatan gaib mulai dilirik. Para orang tua juga lebih mendekatkan diri kepada Allah demi kelulusan anaknya. Ibadah para siswa pun akan semakin rajin, tidak melewatkan sholat dhuha, tidak kluyuran pada hari minggu, dan rajin belajar setiap hari demi mempersiapkan Ujian Nasional.
Hingga hari H tiba, semua akan heboh. Saling tukar semngat, tukar doa, tukar jawaban pun dilakukan. Berbagai macam metode diadopsi demi hasil kelulusan terbaik. Siswa, guru, sekolah, semua seakan terintegrasi saling bahu-membahu. Tentu tak ada siswa yag ingin tidak lulus, tak ada sekolah yang berharap siswanya tidak lulus, tak ada guru yang tak sedih melihat muridnya tidak lulus. Semua tujuan serempak sama, demi kelulusan. Motivasi yang digembor-gemborkan juga sama, lulus, nilai baik, dan tentu melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi .
Apalah arti rajin mengerjakan PR setiap hari, apalah arti aktif di kelas, sementara itu tak dinilai. Apalah arti menang berbagai lomba sementara hasil UN adalah hal mutlak yang tak bisa diubah. Entahlah bagaimana proses yang sudah dilalui para siswa. Rajin atau tidak, cerdas atu tidak, berpotensi atau tidak, kalau lulus ya berarti dia baik.
Yang tak kalah penting, saat UN sudah dilalui seakan akan ada perasaan bahwa belajar menjadi bukan kewajiban lagi. Alias luntur. Toh selama UN semua sudah divorsir. Dan setelahnya, ada yang mulai mengepak buku, ada yang belas dendam dengan melakukan hobynya sepuas mungkin. Ada yang tetap istiqomah berdoa dengan doa yang sama tiap waktunya. Dan sebenarnya saat seperti inilah yang paling mendebarkan. Hasil UN seakan-akan diagung-agungkan. Di masa menuggu hasil UN inilah sebenarnya terlihat bagaimana hasil dari proses UN itu sendiri. Mental para siswa menjadi lemah. Yang dipikirkan hanya hasil UN dan proses belajar seakan kehilangan esensinya. Waktu menunggu hasil UN ini membuat semua orang ketar-ketir dengan nasib hasil UN mereka. Mereka kurang yakin dengan kemampuan mereka, padahal mereka cerdas. Saat keputusan sudah keluar, apapun itu, keputusan tak bisa diganggu gugat. Selamat jika lulus, kiamat jika tidak lulus. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar